Ada cerita mimpi yang unik, lucu, menarik akan tetapi jika dicermati mengandung filosofi yang dalam.
Seorang wanita shalihah, cerdas, baik lagi dermawan mengimpikan seorang laki-laki biasa (baca: saya) di dalam tidurnya.
Subhanallah beruntung sekali berada dalam mimpinya, awalnya tidak percaya, jujur, saya belum pernah dimimpikan wanita sebelumnya, alias ada wanita yang bercerita langsung telah memimpikan saya dalam bunga tidurnya.
Kejujuran dan kepercayaan yang paling dipegang teguh, karena sedikit banyak sudah mengenal karakter satu sama lain, meski dengan intensitas komunikasi yang rendah, karena terkendala jarak pulau yang memisahkan atau bahkan berbeda negara -berada atau berdiri dalam posisi masing-masing, sekarang-, di samping telah memahami arti pergaulan Islam yang hakiki (ilmu terapan).
Akhirnya wanita itu pun bercerita, bahwa mimpinya itu berada di dalam pesawat, seperti sudah janjian sebelumnya. Ia datang masuk ke pesawat terlebih dahulu, lalu bilang ke salah satu pramugari di dalam maskapai penerbangan itu: "Mbak, permisi!. Jika ada seorang laki-laki dengan ciri khas seperti ini dan namanya Irhamni, bilang ke beliau bahwa saya duduk di depan".
Di tengah obrolan tadi tiba-tiba saya muncul, wanita itu pun langsung bercakap dengan pramugari tadi: "Maaf mbak, orang yang dicari sudah datang, terima kasih -tersenyum-", pramugari tadipun ikut tersenyum simpul.
Akhirnya saya duduk di bangku belakang dan wanita itu duduk di barisan depan, agak jauh selang beberapa bangku. Ternyata wanita itu duduk bersama Umi, ibunya, sedangkan ayahnya sedang berada di Indonesia tugas negara, salah satunya sebagai pemateri di acara Pembekalan ESQ dalam rangka Orientasi Tenaga Musim Haji Tahun 1434 H./ 2013 M.
Singkat cerita, kami berada di suatu tempat yang terlihat banyak pohon-pohon yang rindang. Kami mengobrol asyik, akan tetapi saya terlihat lebih banyak berbincang dengan Umi-nya, wanita itu agak diabaikan kecuali ada hal-hal penting yang mesti ditanyakan dan dijawab langsung olehnya, karena sama-sama tahu etika berbicara di tengah tiga orang dalam koridor Islam. Kemudian wanita itu pun terbangun dari tidurnya
Saya bilang dalam perbincangan nyata lewat salah satu alat komunikasi alias BBM. Bahwa saya bukan Muhammad Ibnu Sirin pengarang atau penulis yang terkenal dengan Kitab Tafsir Mimpi: Menurut Al-Quran dan As-Sunnah.
Harus diyakini mimpi adalah bunga tidur, jika mau mentakwilkan mimpi tadi semoga saja artinya kehidupan kita selalu diliputi keberkahan, bertambah kebaikan. Pohon itu pertanda keteduhan, moga hidup kita selalu adem dan tentram, Al-Quran dan As-Sunnah sebagai pegangan -tentunya selalu dibaca dan diamalkan isi kandungannya-, dan segala apapun yang berkaitan dengan kebaikan.
Saya punya prinsip, jika mengalami mimpi buruk jangan sekali-kali menceritakan atau disebar-luaskan kepada khalayak ramai, cukup dengan berta'awudz dan melepeh tiga kali ke kiri ketika bangun dari mimpi itu, itupun saya mengaca kepada hadits rasul, tidak asal berucap, jika salah langsung beristighfar moga selalu diberi hidayah. Akan tetapi, jika mengalami mimpi baik silahkan saja diceritakan kepada orang lain -jika mau- atau kepada seseorang yang dianggap mampu mentakwilkan mimpi itu dengan baik dan benar.
Semoga Allah selalu membimbing kita semua di jalan yang lurus dan benar, tentunya jalur yang diridhai oleh-Nya. Aamiin. ¤
Saturday, September 07, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah membaca postingan ini ... Silahkan tinggalkan pesan Anda.