Thursday, August 26, 2010

Natijah .. Kau Membuat Jiwa Raga dan LC Ku Mati Suri


Natijah ..!! Iya benar Natijah .. Kata yang tidak asing lagi di telinga Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir), setiap mahasiswa yang mendengar kata tersebut akan terpacu jantungnya bila Natijah didengungkan kembali. Di Alazhar kata Natijah adalah momok yang sangat menakutkan kadang pula biasa saja bagi sebagian mahasiswa, karena Natijah adalah hasil akhir dari ujian yang dilakukan oleh mahasiswa/I Alazhar dari mulai ujian termin satu/ujian musim dingin pada bulan Januari dan ujian termin dua/ujian musim panas pada bulan Juni.

Dua bulan berlalu, sungguh tidak seperti biasanya menunggu Natijah selama ini, karena sejak tingkat satu sampai tingkat tiga setelah dua minggu selesai ujian akhir pasti bisa mengontrol ke bagian kontrol Natijah. Tapi apa boleh buat, hari berlalu meninggalkan jam, bulan berpamitan melangkahi minggu, Natijah yang diharapkan tak kunjung datang. Jiwa ku mulai tidak stabil diakibatkan oleh bayangan Natijah yang selalu beterbangan di fikiranku, belum lagi orangtua ku serta sanak famili ku yang selalu menanyakan tentang Natijah akhirku di Alazhar. Semua fikiran, bisikan, rayuan, bayangan serta semua yang membebaniku seakan bersatu mulai menyerang tubuhku yang lemah. Aku benar-benar tidak sanggup menjalani hari-hari ku karena menunggu Natijah akhir selama ini, sampai awal ramadhan pun belum terdengar kabar Natijah itu kapan dipampang, sampai 12 hari di awal ramadhan hatiku tak karuan semakin berdebar menanti datangnya Natijah. Ramadhanku seakan sepi, sunyi, semua serba sendiri, dari mulai berbuka dan menyiapkan sahur aku lakukan di rumah. Tepat pada hari senin, malam ketiga belas ramadhan, salah satu teman satu kuliahku memanggil dari kejauhan seakan ingin memberitahukan sesuatu hal yang penting kepadaku, tapi aku terasa agak segan karena setelah pulang shalat tarawih malam itu aku hendak membeli ayam untuk menu buka puasaku, temanku terus memanggilku tidak henti-hentinya, aku pun menghampirinya, betul sekali, dia memberitahukan kepadaku bahwa Natijah sudah bisa dilihat di Syuun Thulab atau di kantor bagian urusan mahasiswa tingkat 4.

Semenjak malam ketiga belas itulah aku mulai berdebar menantikan kabar Natijahku, semua orang yang dekat kepadaku tak segan aku meminta doa kepadanya, dari mulai keluarga, sahabat karib sampai semua orang yang menanyakan tentang Natijah pun tak luput dari permintaan doa itu. Selasa siang aku memberanikan diri untuk pergi ke kampus untuk melihat Natijah ku dicatatan nilai yang dipegang oleh penanggung jawab Syuun Thulab tingkat 4, tiba di depan pintu masuk, bacaan dzikir dan doa-doa khusus tak berhenti aku kumandangkan dalam hati, tapi apa yang terjadi, penanggung jawab Syuun ku tadi membuatku takut, karena memang aku melihat dia sangat sibuk menulis semua nilai yang hampir tujuh ratusan orang, dengan langkah yang tak pasti aku izin untuk melihat Natijahku, lembar demi lembaran nilai aku lihat dimana letak nilaiku berada, dengan raut wajah penanggung jawab yang seolah-olah marah aku dibuat tidak sanggup lagi, aku melihat namaku di sana, ada dua mata kuliah yang tertulis untuk tashfiyah atau remedial di barisan namaku, badanku lemas tidak berdaya, jiwa ini rasanya tak karuan lagi, fikiran melayang seakan hidupku sudah berakhir, nadzar ku seakan sia-sia belaka, karena aku merasa bisa menjawab dengan baik dua mata kuliah tadi, tanpa berfikir panjang dan tanpa izin keluar aku berteriak dalam hati, tanpa kembali mengakidkan apakah itu benar nilaiku atau aku melihatnya kurang teliti karena memang cuma sekilas saja langsung ditutup lembaran nilai itu.

Merenung, muhasabah diri, jiwa tak labil, semua fikiran yang tidak baik kali ini membunuhku, aku baru tahu rasanya sakit hati karena Natijah yang diluar dugaan, ramadhanku seakan tidak berarti, tapi, aku terus berdoa dan memohon ampun kepada Allah, mungkin aku kurang mendekatkan diri kepada-Nya , cobaan berat dalam ramadhanku harus kulalui dengan perasaan gundah dan gelisah. Ya Allah .. Ya Rabbi ampunkan segala kesalahan dan kekhilafan yang hamba telah perbuat .. Aku terus berdoa dan memohon kepada-Nya, shalat taubat pun aku kerjakan, permintaan maaf kepada orang-orang pun aku tunaikan, aku berusaha untuk sabar dan tegar menghadapi taqdir Allah yang dicantumkan kepadaku. Aku menulis surat permohonan maaf dan doa kepada keluarga ku melalui facebook, namun aku tak berani untuk bilang apa yang sebenarnya terjadi kepadaku, karena aku tak mau membebani keluargaku dengan masalah yang aku hadapi. Tapi dalam benakku, sebelum Natijah itu terpampang benar di dinding atau jendela Alazhar, aku hanya meminta doa kepada semua keluargaku untuk mendoakan ku agar lulus dalam ujian akhir strata satu ku ini.

Jiwa ku semakin tegar dan berusaha tidak putus asa dengan apa yang dituliskan Allah padaku, aku tidak mau karena Natijah yang diluar dugaan itu membuat ibadah ku kepada Allah menurun drastis, aku tidak mau tergoda oleh bujuk rayuan syetan yang terus menghantuiku, aku terus berdoa kepada Allah dalam sujud suciku setiap shalat wajib dan sunnah .. Ya Allah .. Jika ini memang sudah taqdir yang Engkau tulis kepadaku .. Berikan aku ketegaran dalam menjalani hari-hari ku ke depan, dan berikan semangat kepadaku untuk memperbaiki nilai yang turun itu .. Dan satu hal lagi .. Jangan Engkau cabut nikmat iman-Mu dari ku .. Siang hari setelah shalat Dzuhur berjamaah dengan langkah pasti dan siap menerima ketentuan Allah yang diberikan kepadaku, aku kembali ke kantor Syuun Thulab tingkat 4, kembali pula rasa khawatir itu menyelimutiku, kali ini sang penanggung jawab itu marah kepadaku, karena dia benar-benar sibuk menulis semua nilai akhir tingkat 4, dengan muka senyum aku meminta kepadanya untuk mengakidkan Natijahku yang sebenarnya, tapi aku malah melihat dengan pasti Natijah temanku yang harus remedial satu mata kuliah karena ketika aku ingin melihat Natijahku aku masih melihat dengan samar-samar dua mata kuliah yang ada dalam garis nilaiku. Aku masih terus berdoa kepada Allah agar diberikan keputusan terbaik kepada ku, karena aku pun yakin Allah tidak akan membebani masalah yang diluar kemampuanku, dan aku pun yakin setiap amalan perbuatan serta kerja keras ku sewaktu ujian Allah akan membalasnya sesuai dengan amalan ku tersebut.

Hari ini, hari ke enam belas bulan ramadhan Natijah tingkat 4 terpampang, tapi aku belum ke kampus untuk memeriksanya, dengan hati dan jiwa yang penuh kelapangan, aku semakin percaya diri menghadapi hari-hari ku ke depan, tak segan aku pun berkata jujur kepada setiap teman atau orang yang menanyakan kabar Natijahku, dengan penuh keikhlasan aku jawab bahwa aku harus tashfiyah dua mata kuliah, aku tidak mau mengganggu kegiatan ramadhan ku karena Natijah ku itu. Allah Maha Segalanya, sesuatu yang diluar dugaan manusia apapun pasti akan terjadi, iman ku harus kuat. Ketika aku sedang beristirahat di kamar ku selepas pulang shalat dzuhur, ada suara dari bawah berteriak kencang, memanggil namaku, iya aku mengenal suara itu, itu suara temanku, dia berteriak dari bawah memanggil namaku, "Mabruk .. Mabruk .. Irhamni sudah LC .. ". Dalam hati aku bersabar, kenapa masih ada orang yang mau membuat hati ku kacau dengan candaan yang berlebihan itu. Aku buka jendela kamarku, dan berkata kepadanya "Jangan becanda berlebihan ah .. " selorohku kepadanya, namun temanku itu sepertinya tidak becanda, karena ketika aku bilang kepadanya sumpah demi Allah, dia menunaikan sumpahnya itu, dengan jiwa dan fikiran yang penuh tanda tanya, aku bergegas untuk mengambil air wudhu untuk melakukan shalat sunnah agar aku diberikan yang terbaik oleh Allah. Dengan mengucapkan bismillah, aku pergi ke kampus untuk melihat dengan mata kepalaku sendiri tentang nasib Natijah akhirku, pas sampai di kuliah, salah seorang temanku meneleponku melalui telepon genggam ku, "Alfu Mubarak Am .. Mubarak ya .. Nte Jayyid lagi", aku langsung menanyakan kepadanya di mana letak Natijah tingkat 4 itu ditempel. Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan pujian syukurku kepada Allah, air mata ini mengalir dengan sendirinya, iya benar, karena aku sudah melihat dengan pasti Natijah akhirku yang sebenarnya dengan perasaan tenang. Ya Allah .. Terima kasih banyak Engkau telah mendengar rintihan doaku selama tiga hari yang lalu di saat aku benar-benar tidak terpedaya .. Terima kasih ku juga ku ucapkan kepada kedua orang tua ku, ummi, abi, kakak-kakakku, adik-adikku, kakak pembimbingku, semua sanak keluargaku, semua teman-temanku, semua orang yang mendoakan ku agar aku lulus mendapatkan LC strata satu ku di Alazhar dengan lancar. Terima kasih Alazhar ku, Mesir ku, para dukturku yang mengajarkan aku tidak kenal rasa lelah, semua pihak kuliah. Terima kasih Kuwait ku, yang memberikan aku beasiswa prestasi setiap bulan selama aku tinggal di Mesir. Semoga Allah membalas semua doa dan kebaikan kalian dengan balasan yang berlipat ganda. Natijah .. Kau membuat jiwa raga dan LC ku mati suri .. Dengan menghidupkan kembali rasa semangat untuk meraih gelar MA dan DR yang menjadi impian ku dan semua orang yang menyayangiku, semoga Allah memudahkan untuk mendapatkan semuanya. Aamiin ..

Daqahlia, 26 Agustus 2010 M. / 16 Ramadhan 1431 H.

3 comments:

  1. Akh, Saya terharu.........
    Selamat. Do'akan Saya juga bisa masuk Al-Azhar. Sekarang saya masih Semester 1 di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

    ReplyDelete
  2. Iya terima kasih banyak .. Semoga keberhasilan selalu mengiringi kita semua .. Aamiin ..

    ReplyDelete
  3. btw skrg dah tahun 2018, ini ditulis tahun 2010. btw, dah doktoral akhi? semoga yaaah dah doktoral.... aaamiiin. kalau aqu malah 8 tahun di alazhar, aqu selesainya lambat..... tapi aqu bersyukur, dibalik terpaan yg hebat membuat aqu kuat.... dan aqu malah jd org sukses dr segi materi (milyader) ..... ternyata, rosib 4 tahun itu nikmat.... hehehe kalo aqu ga rosib, mungkin mental aqu ga sekuat skrg.... jadi, jangan takut gagal yah akhi.... cobain laah gagal, krn gagal itu bnyk manfaatnya... seriusss

    ReplyDelete

Terima kasih telah membaca postingan ini ... Silahkan tinggalkan pesan Anda.