Mufti Baru Mesir: Dr. Syauqi Ibrahim Abdul Karim

Senin (11/02), Dewan Petinggi Ulama Al-Azhar, yang diketuai oleh Syekh Ahmad Thayyib (Grand Syekh Al-Azhar), melakukan pertemuan tertutup guna membahas siapa pengganti Syekh Ali Jum’ah sebagai Grand Mufti Mesir, yang masa jabatannya akan selesai pada akhir Februari nanti ..

Ada Cinta di MTQ ..*

Unik, panggilan yang tak terduga ketika aku harus menghentikan sejenak pengembaraan mengais ilmu di Negeri Idaman sebagian para Cendikiawan, berat, meski akhirnya sampai juga di Negeri Suara Emas ..

Biografi Singkat Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi: Pemimpin Para Da'i

Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’râwi (16 April 1911 M. – 17 Juni 1998 M.) merupakan salah satu ahli tafsir Alquran yang terkenal pada masa modern dan merupakan Imam pada masa kini ..

KH. A. Tajuddin Marzuki Tokoh Ulama Oejoeng Malang sekaligus Representatif Generasi Kedua Attaqwa

Tanda-tanda dicabutnya ilmu oleh Allah SWT adalah perginya para ulama. Sudah banyak ulama yang telah pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya ..

IELTS Class; Antara Jenuh dan Semangat

Pada Ahad beberapa minggu yang lalu, aku tiba di Pare, sebuah desa yang sudah terkenal dengan sebutan Kampung Inggris ..

Thursday, February 03, 2011

Kaleidoskop Pribadi



Senin (31/01/11)

- Kampus dan Masjid Al Azhar serta Maktabah-maktabah sekitarnya ditutup.
- Mengambil dokumentasi paska demo 25 dan 27 Jan.
- Pemeriksaan Super Ketat di jalan.
- Jam Malam diperketat dari jam 6 sore – 7 Pagi menjadi jam 3 sore – 8 Pagi.
- Pelantikan Kabinet Mentri Mesir Terbaru oleh Husni Mubarak
- Pemerintah Mesir mengeluarkan pengumuman 2x24 jam semua Bank ditutup untuk sementara waktu.
- Berita evakuasi mulai terdengar.

Hari ini saya memberanikan diri untuk keluar rumah, alasannya ingin mencari hawa segar di luar karena sudah tidak nyenyak berlama-lama di dalam rumah juga karena ingin pergi ke Al Azhar untuk membeli kitab yang sudah diamanatkan orang tua. Diperjalanan terlihat mulai aman dan lancar khususnya dalam segi transportasinya (jalur metro anfak el Marg-Atabah dan Atabah-Darasah).

Sampailah di tempat tujuan dengan ditemani As’ad Humam, saya berjalan menelusuri lorong-lorong Darbul Atrak mencari kitab yang dimaksud, tapi hanya beberapa saja yang buka itupun maktabah yang tidak terlalu besar. Akhirnya saya ambil inisiatif menelepon Iid Hidayatullah, salah satu anak Attaqwa yang tinggal di daerah Husein. Ketika bertemu, dia langsung memberitahukan kabar terbaru dari Indonesia bahwa Presiden SBY akan mengevakuasi 6000 WNI, dengan sedikit tidak percaya, akhirnya saya menelepon keluarga di Indonesia untuk memastikan kebenaran tersebut. Memang berita itu yang sedang marak di Indonesia. Dengan perlahan saya jelaskan kondisi mahasiswa di Mesir dengan baik dan kondisi di luar rumah. Meskipun saya sudah merasa aman, tetap saja orangtua menyarankan untuk kembali ke Indonesia. Setelah itu saya infokan ke sebagian anak-anak IKPMA tentang berita ini.

Setelah keliling maktabah, maktabah Darus Salam dan maktabah Tirmidzi yang dicaripun tertutup rapat, entah sampai kapan dibuka kembali. Kami breafing bertiga memutuskan untuk meneruskan perjalanan masing-masing. Hanya saya yang memutuskan untuk kembali ke rumah, yang lain lebih memilih menginap di Husein. Dengan diiringi doa keselamatan, saya berjalan dan terus mencari bus atau tramco, ternyata transportasi sudah mulai sepi, bingung dan pusing tentunya, akhirnya apapun kendaraan yang langsung muncul saya kejar, tramco jurusan Ramsees, diperjalanan saya iseng-iseng mengambil dokumentasi paska demo yang telah terjadi, dari mulai tank-tank beserta tentaranya yang tersebar dimana-mana, sampai sisa-sisa paska demo yang berserakan. Di Ramsees lagi-lagi saya kesulitan mencari jasa kendaraan, lama menunggu, saya ambil inisiatif untuk menaiki bus jurusan Makrom atau Awal Abbas, sekali lagi saya mencoba mengambil dokumentasi paska demo yang sulit untuk didapatkan, yang paling sedikit menegangkan dan sangat menantang bagi saya adalah ketika di perjalanan dari Heliopolis sampai ke Makrom, memang sudah diketahui banyak orang disekitar sana banyak gedung-gedung penting milik pemerintah, pemeriksaan hampir di setiap gang jalan, diberhentikan oleh tank dan tentara, memeriksa seluruh penumpang, hanya saya satu-satunya orang asing dalam bus tersebut, saya berusaha tenang dan tetap berdoa, dengan mengenalkan paspor beserta visa izin tinggal, alhamdulillah di setiap pemeriksaan selalu lolos, dalam benak ku berfikir kalau kita tetap patuh kepada peraturan yang ada maka tidak akan terjadi masalah yang ditakuti, meskipun saya akui suasana ini seperti daerah konflik perang, saya tidak bermaksud hiperbola tapi yang saya rasakan seperti ini. Ternyata jam malam atau jam dilarang keluar rumah ada perubahan menjadi jam 3 sore sampai jam 8 pagi, ternyata saya kekurangan info tersebut, mungkin KBRI atau Ketua Kekeluargaan sudah menyampaikan warning itu tapi nyatanya saya belum tahu, saya dapat kabar terbaru hanya melalui televisi Mesir ataupun radio yang ada, dari radio yang ada di taxi menuju hayyu 7 (salah satu flat mahasiswa Attaqwa) saya mendengarkan berita pengumuman tentang pengambilan sumpah para kabinet menteri baru ala Presiden Husni Mubarak, sekali lagi dalam hati saya semakin bingung dengan segala upaya dan tindakan yang dilakukan presiden itu, dalam suasana demo besar-besaran menuntut mundur Mubarak, malah membuat hal yang diluar naluri. Lagi-lagi berita yang aneh, tentang pengumuman bahwasanya Bank dan ATM akan ditutup di Mesir dalam waktu 2x24 jam. Semakin kacau saja kalau seperti ini. Keluhku.

Selasa (01/02/11)

- Pidato Resmi Presiden Husni Mubarak tidak akan mundur dari jabatannya hingga masa berlakunya habis.
- Evakuasi pertama WNI yang berjumlah kurang-lebih 430 orang diberangkatkan via Garuda airways.

Akhirnya saya memilih untuk berkumpul bareng dengan sebagian anak-anak Attaqwa yang berada di Hayyu 7 Nasr City, tampaknya semua menantikan kabar perjalanan saya yang cukup seru dan menegangkan itu, karena saya selalu memberikan kabar melalui ponsel Saudara Husni Mubarok dan Fathul Hilmi salah satu senior Attaqwa. Semua menjadi sedikit terpaku dengan cerita dan dokumentasi yang saya berikan, meskipun akhirnya semua menjadi santai kembali.

Tepat di ruang tamu kami melihat berita terbaru tentang Mesir di televisi yang sudah tersedia, ternyata ada siaran resmi pidato kepresidenan menanggapi suasana yang sedang berkecamuk, di luar prediksi pula ternyata dalam isi pidato resmi tersebut menyatakan bahwa Husni Mubarak tidak akan mundur dari jabatannya sampai benar-benar sudah habis masa baktinya, meskipun dia menyatakan bahwa tidak akan menyalonkan diri lagi dalam pemilihan presiden yang akan datang. Apa reaksi yang kontra terhadap Husni Mubarak nanti.

Berita tentang evakuasi pertama WNI pun berhembus, dan sudah memberangkatkan kurang lebih 430 WNI (Ibu-ibu, anak-anak, dan mahasiswi), sudah termasuk salah satu anggota IKPMA yang sudah berkeluarga dan sedang hamil muda, Ulfia Rahma. Kami mendapatkan info pula kalau yang berangkat itu juga termasuk sebagian para suami atau orang-orang yang mengantar di bandara, semua diangkut karena banyak kursi yang kosong, dikarenakan jatah tersebut sebenarnya diperuntukkan khusus yang berkeluarga yang berdomisili di luar daerah Kairo, tapi apalah daya mereka tidak bisa sampai ke Kairo, dalam perjalanan mereka dihentikan oleh tentara yang sedang berjaga-jaga di setiap daerah untuk kembali lagi ke rumahnya, niat ikut evakuasi pun dierutkan kembali.

Rabu (02/02/11)

- Internet via DSL dan Dial Up mulai membaik setelah putus selama 6 hari.
- Bank dan Atm mulai aktif kembali.
- Bentrokan fisik terjadi antara masa Pro-Kontra pemerintah di Tahrir dan Abdul Mun’im.

Berita menghebohkan tersiar pada siang hari, kalau internet via DSL dan Dial Up bisa terhubung kembali setelah 6 hari vakum, sontak langsung saya buka E-mail, Facebook, Twitter dan browsing berita update tentang kondisi Mesir. Semua pesan masuk dan inbox penuh, langsung saya mengabarkan kondisi terkini kepada keluarga di Indonesia. Memang pada kenyataannya semua orang asing aman berada di dalam rumah, belum ada usikan dari pihak manapun, tapi kondisi di luar rumah yang sulit untuk diprediksi. Setiap gang jalan ditutup dan dijaga oleh pemuda-pemuda setempat. Mereka menjaga daerahnya masing-masing dari kejahatan yang mungkin akan menimpanya, karena semua tahanan polisi terlepas atau mungkin dilepas sengaja untuk mengalihkan isu yang beredar, tapi kenyataannya memang semua kantor atau yang berbau polisi hangus terbakar karena amukan masa para demonstran. Semua polisi kabur, keamanan diambil alih oleh tentara. Suasana yang terbilang aneh tapi nyata.

Di samping kabar internet sudah hidup kembali juga tersiar kabar kalau Bank dan ATM yang ditutup sudah aktif kembali, sedikit menggembirakan bagi mahasiswa yang ingin mengambil persedian logistik yang menipis untuk menggesek ATM yang terdekat. Saya beranggapan mungkin kondisi Mesir akan membaik karena dampak pidato resmi Presiden kemarin.

Setelah dua jam internet pulih kembali, salah satu teman di Facebook memberitahukan bahwa kondisi di luar semakin kacau khususnya di daerah Tahrir atau Down Town, karena terjadi bentrokan parah dan juga perang fisik oleh masa yang simpati dan antipati pemerintah. Al Jazeera langsung saya browsing lalu streaming, memang betul adanya seperti yang diberitakan teman tadi, kondisi Mesir semakin bergejolak, benar-benar di luar dugaan, langsung saya mengabarkan ke keluarga di Indonesia kalau saya dan kawan-kawan mahasiswa yang lain dalam kondisi aman di dalam rumah.

Kamis (03/02/11)

- Bentrokan masih berjalan.
- 1 orang WNI dikabarkan meninggal dunia akibat pergolakan Mesir.
- Evakuasi tahap dua di data dan akan diberangkatkan.

Pagi ini bentrokan masih terus berjalan dan sudah banyak korban yang berjatuhan, tersiar kabar salah satu WNI Imanda Amalia salah satu aktifis United Nations Relief and Works Agency meninggal dunia saat berada dalam ambulans di tempat para demonstran bergelut. Akan tetapi belum ada kebenaran berita tersebut dari pihak berwenang di sini. Hanya menunggu waktu.

Evakuasi, sebagian mahasiswa/I tentu mengetahui kabar ini, anak-anak Attaqwa sudah mendaftar ke keluargaannya untuk masuk dalam daftar evakuasi berikutnya, meskipun banyak yang masih ihtimal ikut tapi tetap daftar, sedikit menghayal atau merencanakan ke depan rencana apa saja yang dilakukan bila sampai di Indonesia, saya dan saudara Fathul Hilmi -yang kebetulan mantan Ketua MPA IKPMA- merencanakan sesuatu akan mengadakan acara temu kangen alumni Attaqwa Mesir, dan menghimbau kepada anggota IKPMA untuk membawa ‘Isy dan Tho’miyah serta makanan khas yang lainnya untuk menjadi menu utama temu kangen nanti, dan juga akan mengadakan pelantikan pengurus IKPMA yang baru karena saya beserta saudara Rizal Fahlevi dan Sariyah yang diamanatkan menjadi MPA IKPMA belum bisa mengadakan acara pelantikan pengurus baru dibawah nahkoda saudara Abdul Jabbar Natsir, karena kondisi yang belum memungkinkan, di iringi senda gurau saya tertawa bersama, hal yang lucu dan mungkin saja terjadi, tapi cuma sekedar lelucon belaka mungkin.

Evakuasi tahap kedua sepertinya memang akan diberangkatkan, tapi belum ada kabar kepastian waktunya, karena masih simpang siur berita yang ada, ada yang memanfaatkan momen seperti ini dengan memilih diam padahal tahu kapan berangkatnya, sepertinya lucu sekali yang terjadi sekarang ini. Sebenarnya berita yang beredar evakuasi akan dilanjutkan bila kondisi semakin kacau dan sebaliknya evakuasi akan dihentikan bila kondisi membaik. Saya sedikit bingung, bagaimana kaca mata mereka menilai baik dan kacaunya keadaan sekarang, apakah dilihat dari kondisi di luar rumah atau yang lainnya, karena sepertinya jika berada di rumah semua dalam kondisi aman, tentunya tidak melanggar peraturan yang sudah dibuat oleh pemerintah di sini. Apapun yang akan terjadi nanti, semua sudah diatur sama Yang Kuasa, alangkah baiknya jika dana evakuasi itu diberikan kepada para mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan masa konflik ini, bagaimana dengan kelanjutan mahasiswa yang sedang atau masih di ma’had, tingkat 1, tingkat 2, tingkat 3, tingkat 4, yang sedang tamhidi 1 dan 2, yang akan munaqosyah, dan semua yang berkaitan dengan serba serbi kebutuhan mahasiswa, lagipula siapa yang akan menjamin bagaimana kondisi di Indonesia nanti. Semoga keadaan Mesir segera membaik dan kesimpang-siuran yang terjadi akan dijawab oleh waktu dengan Kuasa Allah. Aamiin ..

Wednesday, February 02, 2011

Awal Terputusnya Komunikasi di Mesir (My Diary)



Semua terasa hampa, jika peristiwa hari ini akan terus berlanjut. Suasana pertama yang menyurutkan aku untuk campur tangan, namun tidaklah mudah melawan semua ini. Hal yang sangat bodoh dan tidak mementingkan kepentingan banyak orang tentunya. Hari ini Jumat (28/01/11) adalah peristiwa paling konyol yang pernah aku alami di negeri kinanah, bagaimana tidak, semua alat komunikasi dunia maya diputus sepihak oleh pemerintah di sini. Dari mulai twitter pada Selasa (25/01/11) disusul facebook pada Rabu (26/01/11), namun hanya twitter yang bertahan lama, facebook hanya beberapa jam saja terkena blocking oleh pusat pemerintah. Di sela-sela praktek blocking oleh pemerintah ada juga yang masih bisa menggunakan fasilitas dunia mayanya, seperti BB dan beberapa server yang lain. Akan tetapi tokoh-tokoh yang di atas sana sepertinya masih belum puas dan ingin terus memantapkan dirinya menguasai tambuk kekuasaan. Inilah Peristiwa Teraneh dan Teramat menjatuhkan negeri firaun di mata dunia. Mengapa demikian, karena terhitung putaran jam di pukul 12 malam semua fasilitas komunikasi diputus perlahan-lahan, dari mulai akses DSL, dial up, server BB (yang setahu saya fasilitas ini servernya langsung ke pusatnya di Kanada, belum memiliki cabang resmi di Mesir), bahkan sampai kartu provider handphone seperti Etisalat, Vodafone, Mobinile dan yang lainnya semua hanyut dibawa ombak kedigjayaan pemerintah.

Tunisia, masih terngiang-ngiang di kepalaku, peristiwa dua pekan yang lalu, hampir ratusan ribu rakyatnya bertumpah ruah turun ke jalan, berunjuk rasa dengan niat menurunkan rezim Ben Ali yang sudah menguasai Tunisia bertahun-tahun lamanya, akhirnya tumbang di tangan rakyat Tunisia sendiri. Peristiwa ini bermulai dari keberanian salah satu situs terkenal dunia, wikileaks. Wikileaks membocorkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan pemerintahan Tunisia, yang paling membuat panas rakyatnya adalah korupsi besar-besaran yang dilakukan Ben Ali dan keluarganya, yang kenyataannya harus mengalirkan darah rakyat Tunisia sebelum keberhasilan pergerakkan ini. Peristiwa inilah yang memotivasi sebagian rakyat Mesir untuk mengikuti langkah rakyat Tunisia yang berhasil menjatuhkan paksa Presidennya. Dari mulai mengumpulkan dukungan melalui group yang dibuat di situs jejaring sosial, seperti facebook. Mungkin inilah salah satu usaha pertama mereka menggalang dukungan sebanyak-banyaknya, hampir empat puluh ribu lebih pengguna facebook masuk dalam group tersebut, yang notabene tidak sejalan dengan sistem pemerintahan yang ada. Mereka sudah merencanakan akan melakukan demonstrasi akbar pada tanggal 25 Januari yang bertepatan dengan Hari Kepolisian Mesir.

Akhirnya terjadilah peristiwa 25 Januari tersebut di berbagai pelosok Mesir yang paling besar adalah di daerah Tahrir dan Down Town yang hampir berdekatan dengan Gedung Parlemen Mesir. Di luar dugaan, hampir ratusan ribu lebih warga Mesir berdemonstrasi menuntut diturunkannya Presiden Husni Mubarak. Inilah salah satu Peristiwa Terdahsyat yang pernah aku alami di sini, karena setahuku pemerintah Mesir sangat melarang pergerakkan-pergerakkan menentang pemerintahan yang ada. Bahkan saking ketatnya keamanan di Mesir, di setiap pelosok pasti ada mabahits (mata-mata) yang tersebar diberbagai tempat strategis bahkan ada yang berpura-pura sebagai tukang sayuran.

Bagi warga asing seperti mahasiswa yang aku geluti di negeri para nabi ini, sangatlah tidak nyaman jika peristiwa ini terus berlanjut, sudah empat hari demonstrasi berjalan, bahkan pemerintah terus mengancam akan menghentikan alat-alat komunikasi sampai suasana politik dalam negeri mereda. Sangat tidak adil yang aku rasa, mungkin juga dirasakan yang lain, jika masih ada warning tentang ruang gerak melakukan aktifitas yang jauh dari rumah terus dipersempit. Terhenyak di fikiranku akankah Tumbangnya Ben Ali dan Soeharto di tangan rakyat menjadi klimaks pemerintahan rezim Husni Mubarak yang sudah berkuasa hampir tiga puluh tahun terhitung mulai tahun 1981, atau sebaliknya ??. Hmh .. Dalam fikiranku yang lain sebagai warga Negara asing, terbersit doa agar suasana perpolitikan di Mesir pulih kembali dan semua kegiatan akan normal seperti sedia kala. Aamiin ..

Nasr City, Jam 11:30 Jumat, 28 January 2011.