Mufti Baru Mesir: Dr. Syauqi Ibrahim Abdul Karim

Senin (11/02), Dewan Petinggi Ulama Al-Azhar, yang diketuai oleh Syekh Ahmad Thayyib (Grand Syekh Al-Azhar), melakukan pertemuan tertutup guna membahas siapa pengganti Syekh Ali Jum’ah sebagai Grand Mufti Mesir, yang masa jabatannya akan selesai pada akhir Februari nanti ..

Ada Cinta di MTQ ..*

Unik, panggilan yang tak terduga ketika aku harus menghentikan sejenak pengembaraan mengais ilmu di Negeri Idaman sebagian para Cendikiawan, berat, meski akhirnya sampai juga di Negeri Suara Emas ..

Biografi Singkat Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi: Pemimpin Para Da'i

Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’râwi (16 April 1911 M. – 17 Juni 1998 M.) merupakan salah satu ahli tafsir Alquran yang terkenal pada masa modern dan merupakan Imam pada masa kini ..

KH. A. Tajuddin Marzuki Tokoh Ulama Oejoeng Malang sekaligus Representatif Generasi Kedua Attaqwa

Tanda-tanda dicabutnya ilmu oleh Allah SWT adalah perginya para ulama. Sudah banyak ulama yang telah pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya ..

IELTS Class; Antara Jenuh dan Semangat

Pada Ahad beberapa minggu yang lalu, aku tiba di Pare, sebuah desa yang sudah terkenal dengan sebutan Kampung Inggris ..

Tuesday, November 30, 2010

Cinta Batik #Batik Day


Batik? Mendengarnya juga rada risih, tapi itu dulu, rasa ini berubah ketika ada dua orang yang menjadi inspirasiku untuk mengubah gaya fashion -so mode dikit-.

Pertama, ketika adik kelas di Mesir menilai batik yang aku pakai bercorak ke-bapak-an, hmh .. Kedua, seorang ibu -istri- local staf di Libya yang langsung menyarankan aku membeli batik model anak muda, karena waktu Hari Batik aku ikut-ikutan buat status di akun Facebook tentang kebingungan memakai batik. Untung saja aku termasuk tipe yang menerima saran dan kritik, terlebih face to face, anggap saja itu sebagai constructive criticism [kritik membangun].

Thursday, August 26, 2010

Natijah .. Kau Membuat Jiwa Raga dan LC Ku Mati Suri


Natijah ..!! Iya benar Natijah .. Kata yang tidak asing lagi di telinga Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir), setiap mahasiswa yang mendengar kata tersebut akan terpacu jantungnya bila Natijah didengungkan kembali. Di Alazhar kata Natijah adalah momok yang sangat menakutkan kadang pula biasa saja bagi sebagian mahasiswa, karena Natijah adalah hasil akhir dari ujian yang dilakukan oleh mahasiswa/I Alazhar dari mulai ujian termin satu/ujian musim dingin pada bulan Januari dan ujian termin dua/ujian musim panas pada bulan Juni.

Dua bulan berlalu, sungguh tidak seperti biasanya menunggu Natijah selama ini, karena sejak tingkat satu sampai tingkat tiga setelah dua minggu selesai ujian akhir pasti bisa mengontrol ke bagian kontrol Natijah. Tapi apa boleh buat, hari berlalu meninggalkan jam, bulan berpamitan melangkahi minggu, Natijah yang diharapkan tak kunjung datang. Jiwa ku mulai tidak stabil diakibatkan oleh bayangan Natijah yang selalu beterbangan di fikiranku, belum lagi orangtua ku serta sanak famili ku yang selalu menanyakan tentang Natijah akhirku di Alazhar. Semua fikiran, bisikan, rayuan, bayangan serta semua yang membebaniku seakan bersatu mulai menyerang tubuhku yang lemah. Aku benar-benar tidak sanggup menjalani hari-hari ku karena menunggu Natijah akhir selama ini, sampai awal ramadhan pun belum terdengar kabar Natijah itu kapan dipampang, sampai 12 hari di awal ramadhan hatiku tak karuan semakin berdebar menanti datangnya Natijah. Ramadhanku seakan sepi, sunyi, semua serba sendiri, dari mulai berbuka dan menyiapkan sahur aku lakukan di rumah. Tepat pada hari senin, malam ketiga belas ramadhan, salah satu teman satu kuliahku memanggil dari kejauhan seakan ingin memberitahukan sesuatu hal yang penting kepadaku, tapi aku terasa agak segan karena setelah pulang shalat tarawih malam itu aku hendak membeli ayam untuk menu buka puasaku, temanku terus memanggilku tidak henti-hentinya, aku pun menghampirinya, betul sekali, dia memberitahukan kepadaku bahwa Natijah sudah bisa dilihat di Syuun Thulab atau di kantor bagian urusan mahasiswa tingkat 4.

Semenjak malam ketiga belas itulah aku mulai berdebar menantikan kabar Natijahku, semua orang yang dekat kepadaku tak segan aku meminta doa kepadanya, dari mulai keluarga, sahabat karib sampai semua orang yang menanyakan tentang Natijah pun tak luput dari permintaan doa itu. Selasa siang aku memberanikan diri untuk pergi ke kampus untuk melihat Natijah ku dicatatan nilai yang dipegang oleh penanggung jawab Syuun Thulab tingkat 4, tiba di depan pintu masuk, bacaan dzikir dan doa-doa khusus tak berhenti aku kumandangkan dalam hati, tapi apa yang terjadi, penanggung jawab Syuun ku tadi membuatku takut, karena memang aku melihat dia sangat sibuk menulis semua nilai yang hampir tujuh ratusan orang, dengan langkah yang tak pasti aku izin untuk melihat Natijahku, lembar demi lembaran nilai aku lihat dimana letak nilaiku berada, dengan raut wajah penanggung jawab yang seolah-olah marah aku dibuat tidak sanggup lagi, aku melihat namaku di sana, ada dua mata kuliah yang tertulis untuk tashfiyah atau remedial di barisan namaku, badanku lemas tidak berdaya, jiwa ini rasanya tak karuan lagi, fikiran melayang seakan hidupku sudah berakhir, nadzar ku seakan sia-sia belaka, karena aku merasa bisa menjawab dengan baik dua mata kuliah tadi, tanpa berfikir panjang dan tanpa izin keluar aku berteriak dalam hati, tanpa kembali mengakidkan apakah itu benar nilaiku atau aku melihatnya kurang teliti karena memang cuma sekilas saja langsung ditutup lembaran nilai itu.

Merenung, muhasabah diri, jiwa tak labil, semua fikiran yang tidak baik kali ini membunuhku, aku baru tahu rasanya sakit hati karena Natijah yang diluar dugaan, ramadhanku seakan tidak berarti, tapi, aku terus berdoa dan memohon ampun kepada Allah, mungkin aku kurang mendekatkan diri kepada-Nya , cobaan berat dalam ramadhanku harus kulalui dengan perasaan gundah dan gelisah. Ya Allah .. Ya Rabbi ampunkan segala kesalahan dan kekhilafan yang hamba telah perbuat .. Aku terus berdoa dan memohon kepada-Nya, shalat taubat pun aku kerjakan, permintaan maaf kepada orang-orang pun aku tunaikan, aku berusaha untuk sabar dan tegar menghadapi taqdir Allah yang dicantumkan kepadaku. Aku menulis surat permohonan maaf dan doa kepada keluarga ku melalui facebook, namun aku tak berani untuk bilang apa yang sebenarnya terjadi kepadaku, karena aku tak mau membebani keluargaku dengan masalah yang aku hadapi. Tapi dalam benakku, sebelum Natijah itu terpampang benar di dinding atau jendela Alazhar, aku hanya meminta doa kepada semua keluargaku untuk mendoakan ku agar lulus dalam ujian akhir strata satu ku ini.

Jiwa ku semakin tegar dan berusaha tidak putus asa dengan apa yang dituliskan Allah padaku, aku tidak mau karena Natijah yang diluar dugaan itu membuat ibadah ku kepada Allah menurun drastis, aku tidak mau tergoda oleh bujuk rayuan syetan yang terus menghantuiku, aku terus berdoa kepada Allah dalam sujud suciku setiap shalat wajib dan sunnah .. Ya Allah .. Jika ini memang sudah taqdir yang Engkau tulis kepadaku .. Berikan aku ketegaran dalam menjalani hari-hari ku ke depan, dan berikan semangat kepadaku untuk memperbaiki nilai yang turun itu .. Dan satu hal lagi .. Jangan Engkau cabut nikmat iman-Mu dari ku .. Siang hari setelah shalat Dzuhur berjamaah dengan langkah pasti dan siap menerima ketentuan Allah yang diberikan kepadaku, aku kembali ke kantor Syuun Thulab tingkat 4, kembali pula rasa khawatir itu menyelimutiku, kali ini sang penanggung jawab itu marah kepadaku, karena dia benar-benar sibuk menulis semua nilai akhir tingkat 4, dengan muka senyum aku meminta kepadanya untuk mengakidkan Natijahku yang sebenarnya, tapi aku malah melihat dengan pasti Natijah temanku yang harus remedial satu mata kuliah karena ketika aku ingin melihat Natijahku aku masih melihat dengan samar-samar dua mata kuliah yang ada dalam garis nilaiku. Aku masih terus berdoa kepada Allah agar diberikan keputusan terbaik kepada ku, karena aku pun yakin Allah tidak akan membebani masalah yang diluar kemampuanku, dan aku pun yakin setiap amalan perbuatan serta kerja keras ku sewaktu ujian Allah akan membalasnya sesuai dengan amalan ku tersebut.

Hari ini, hari ke enam belas bulan ramadhan Natijah tingkat 4 terpampang, tapi aku belum ke kampus untuk memeriksanya, dengan hati dan jiwa yang penuh kelapangan, aku semakin percaya diri menghadapi hari-hari ku ke depan, tak segan aku pun berkata jujur kepada setiap teman atau orang yang menanyakan kabar Natijahku, dengan penuh keikhlasan aku jawab bahwa aku harus tashfiyah dua mata kuliah, aku tidak mau mengganggu kegiatan ramadhan ku karena Natijah ku itu. Allah Maha Segalanya, sesuatu yang diluar dugaan manusia apapun pasti akan terjadi, iman ku harus kuat. Ketika aku sedang beristirahat di kamar ku selepas pulang shalat dzuhur, ada suara dari bawah berteriak kencang, memanggil namaku, iya aku mengenal suara itu, itu suara temanku, dia berteriak dari bawah memanggil namaku, "Mabruk .. Mabruk .. Irhamni sudah LC .. ". Dalam hati aku bersabar, kenapa masih ada orang yang mau membuat hati ku kacau dengan candaan yang berlebihan itu. Aku buka jendela kamarku, dan berkata kepadanya "Jangan becanda berlebihan ah .. " selorohku kepadanya, namun temanku itu sepertinya tidak becanda, karena ketika aku bilang kepadanya sumpah demi Allah, dia menunaikan sumpahnya itu, dengan jiwa dan fikiran yang penuh tanda tanya, aku bergegas untuk mengambil air wudhu untuk melakukan shalat sunnah agar aku diberikan yang terbaik oleh Allah. Dengan mengucapkan bismillah, aku pergi ke kampus untuk melihat dengan mata kepalaku sendiri tentang nasib Natijah akhirku, pas sampai di kuliah, salah seorang temanku meneleponku melalui telepon genggam ku, "Alfu Mubarak Am .. Mubarak ya .. Nte Jayyid lagi", aku langsung menanyakan kepadanya di mana letak Natijah tingkat 4 itu ditempel. Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan pujian syukurku kepada Allah, air mata ini mengalir dengan sendirinya, iya benar, karena aku sudah melihat dengan pasti Natijah akhirku yang sebenarnya dengan perasaan tenang. Ya Allah .. Terima kasih banyak Engkau telah mendengar rintihan doaku selama tiga hari yang lalu di saat aku benar-benar tidak terpedaya .. Terima kasih ku juga ku ucapkan kepada kedua orang tua ku, ummi, abi, kakak-kakakku, adik-adikku, kakak pembimbingku, semua sanak keluargaku, semua teman-temanku, semua orang yang mendoakan ku agar aku lulus mendapatkan LC strata satu ku di Alazhar dengan lancar. Terima kasih Alazhar ku, Mesir ku, para dukturku yang mengajarkan aku tidak kenal rasa lelah, semua pihak kuliah. Terima kasih Kuwait ku, yang memberikan aku beasiswa prestasi setiap bulan selama aku tinggal di Mesir. Semoga Allah membalas semua doa dan kebaikan kalian dengan balasan yang berlipat ganda. Natijah .. Kau membuat jiwa raga dan LC ku mati suri .. Dengan menghidupkan kembali rasa semangat untuk meraih gelar MA dan DR yang menjadi impian ku dan semua orang yang menyayangiku, semoga Allah memudahkan untuk mendapatkan semuanya. Aamiin ..

Daqahlia, 26 Agustus 2010 M. / 16 Ramadhan 1431 H.

Sunday, August 08, 2010

Abdul Muhaemin Karim: Merentas Dakwah dari Attaqwa hingga Hong Kong


Perkembangan dakwah Islam di Negeri Jacky Chan alias Hong Kong tidak terlepas dari keterlibatan salah seorang bernama Abdul Muhaemin Karim. Muhaemin dikenal oleh orang-orang lokal Cina Hong Kong sebagai Bapak, atau sering juga dipanggil Mo Ja Tung (Hero of the East), apalagi di kalangan komunitas Indonesia yang kini berjumlah lebih dari 140.000, nama Muhaemin sangat tidak asing lagi bagi mereka.

Lelaki kelahiran Cirebon, 04 Mei 1964 ini selalu sibuk dengan berbagai acara dan aktivitas keagamaan maupun sosial baik di kalangan komunitas Muslim maupun non-Muslim.

Bapak -begitu beliau biasa disapa atau dipanggil di Hong Kong-, mengakui bahwa apa yang kini dijalaninya memang sudah menjadi cita-citanya. Sejak lulus dari Fakultas Ushuluddin jurusan Dakwah di International Islamic University Islamabad, Pakistan, dirinya memiliki keinginan kuat untuk berdakwah di komunitas negara minoritas Muslim. Karena menurutnya, berdakwah di kalangan komunitas non-Muslim lebih menantang daripada berdakwah dalam masyarakat yang mayoritas Muslim seperti di Indonesia atau di Malaysia.

Dakwah di Malaysia

Setelah menggondol gelar S1, ia melanjutkan ke jenjang S2 di Universitas yang sama dengan mengambil jurusan perbandingan agama. Ia berharap, ilmu yang diselamnya ini akan banyak membantunya dalam berdakwah di tengah-tengah mayoritas non-Muslim nanti. Menurutnya, dengan mengambil perbandingan agama ia berharap bisa mengetahui lebih dalam tentang seluk-beluk agama mereka.

Pada tahun 1991, setelah berhasil meraih ijazah Master, ia berangkat ke Kairo beberapa bulan dan melanjutkan perjalanan ke Malaysia. Di negeri Jiran ini beliau bergabung dengan Regional Islamic Da'wah Council of Southeast Asia and the Pacific (RISEAP) yang menjadi sebuah lembaga dakwah yang banyak berkiprah di Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik. Misi lembaga ini adalah membantu orang-orang Islam di negara-negara minoritas Muslim dan menjalin ukhuwah diantara negara-negara tersebut.

Selain bekerja di RISEAP, beliau juga menjadi dosen tidak tetap (part-time lecturer) di International Islamic University Malaysia (IIUM) dan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Pekerjaan sebagai dosen tidak tetap di dua universitas tersohor di Malaysia itu ia tinggalkan ketika ia bekerja full-time di RISEAP sejak 1993 sebagai Da'wah and Education Officer.

Dakwah di rantau Asia Tenggara dan Pasifik

Sejak tahun itu pula ia mulai melangkah ke berbagai negara di Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik untuk berdakwah dan mengkader da’i-da’i lokal. Semua negara di wilayah tersebut hampir disinggahinya.

Dari pengalamannya berdakwah di negara-negara minoritas Muslim itu, beliau melihat bahwa ada satu problematika yang amat spesifik yaitu ketiadaan guru agama atau da’i yang mengajarkan Islam secara kontinu. Sehingga komunitas Muslim di tempat tersebut tidak bersemangat untuk bangkit dan pada akhirnya mereka hanyut karena mengikuti arus yang tidak satu haluan dengan norma-norma Islam.

Menurutnya, di negara-negara minoritas Muslim ini, Islam sangatlah sulit berkembang. Itulah sebabnya, RISEAP membuat program pengiriman para da’inya ke negara-negara minoritas Muslim. Muhaemin memberikan contoh, pada tahun 1990-an, belum ada Islamic Centre di Papua New Guinea. Ketika Perdana Menteri Malaysia, Dr. Mahathir Muhammad berkunjung ke Papua New Guinea (PNG), RISEAP meminta beliau untuk berbicara kepada Perdana Menteri PNG ketika itu tentang masalah yang dihadapi oleh komunitas Muslim. Mahathir pun setuju dan walhasil saat ini telah berdiri sebuah Islamic Centre di Portmoresby, Ibukota PNG.

Dakwah di Hong Kong dan Macau

Kiprah dakwah Muhaemin di Hong Kong dimulai sejak tahun 1997. Ia sering diundang oleh komunitas Muslim Hong Kong untuk mendidik para remaja dan memberikan siraman rohani kepada komunitas Muslim dari berbagai bangsa. Sejak dari sanalah kemudian ia diminta untuk bekerja di Hong Kong, tepatnya di Islamic Union of Hong Kong (IUHK). Beliau telah diminta beberapa kali untuk bertugas di Hong Kong, tetapi belum diizinkan oleh RISEAP. Baru pada bulan Oktober 2002 lalu beliau diizinkan untuk full time berdakwah di sana.

Meskipun bekerja untuk sebuah Lembaga Dakwah di negara orang lain, Muhaemin tidak melupakan nasib saudaranya sendiri sesama masyarakat Indonesia. Ketika masa awal bekerja di Hong Kong, ia mengaku mendengar berita kurang bersahabat tentang para pekerja Indonesia yang bekerja di Hong Kong. Kepeduliannya terhadap sesama Muslim satu tanah air membuatnya melakukan banyak terobosan dalam dakwahnya.

Terobosan pertama yang dilakukannya adalah menghubungi tabloid berbahasa Indonesia; Intermezzo dan Suara Indonesia. Kepada pengelola tabloid yang terbit di Hong Kong dan dibagikan secara gratis itu, ia mengajukan diri untuk mengisi kolom agama. Beruntung, kedua tabloid itu memberinya satu halaman penuh yang kemudian ia penuhi dengan tulisan-tulisan mengenai Islam dan tanya jawab atau konsultasi agama hingga saat ini.

Sejak tahun 2006, beliau menjadi penasehat di majalah Iqra dan Nur Muslimah HK sekaligus menjadi kontributor utama, konsultasi Syari’ah dan kolom Islam in English. Beliau juga rutin menulis artikel-artikel keislaman pada monthly Ethnic Minority Journal. Di samping itu, beliau juga mengelola buletin Fruit for the Week, berbahasa Inggris dan Cina, berbentuk buletin mingguan yang terbit dan dibagi-bagikan setiap hari Jum’at. Hingga kini, beliau telah menghasilkan ratusan artikel yang masih belum dibukukan. Hanya satu buku berjudul “Problema Fikih Nakerwan Hong Kong” yang baru dipublikasikan pada 11 Juli 2010 lalu di Islamic College, Chai Wan, Hong Kong. Beliau juga sedang merampungkan buku digital electronic bekerjasama dengan salah seorang pengusaha Hong Kong.

Tidak cukup berdakwah dengan tulisan, mantan penyiar Radio Televisi Malaysia (RTM) ini juga membuat program dakwah di radio lokal. Di Radio Metro Plus 1044 (sebuah radio swasta di Hong Kong), ia mengisi acara Nongkrong Bareng setiap selasa kedua dalam satu bulan. Pada acara berbahasa Indonesia yang disiarkan mulai pukul 21.00 hingga 23.00 itu, ia penuhi dengan program pembacaan Al-Qur`an, terjemah, renungan, tanya jawab on air maupun via SMS. Masih di Radio yang sama, setiap Ramadhan beliau juga mengisi acara Sahur Bareng yang disiarkan setiap hari mulai pukul 04.00-06.00 pagi.

Kepeduliannya yang tinggi dalam membina para pekerja Indonesia yang bekerja di Hong Kong, bisa dilihat dari kesibukannya di berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi-organisasi Buruh Migran Indonesia (BMI). Hari yang paling padat baginya adalah hari Minggu, karena organisasi BMI yang jumlahnya melebihi 80-an itu lebih banyak menggelar aktivitasnya pada hari libur, yaitu hari Minggu. Aktivitas-aktivitas keagamaan pada hari Senin hingga Sabtu difokuskan di Islamic Centre, Masjid Ammar Wan Chai dan Masjid Al-Falah Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) dan Macau, negeri jajahan Portugis.

Di Islamic Centre, di mana beliau beraktivitas, ia banyak berhubungan dengan berbagai komunitas yang ada di Hong Kong. Beliau biasa melayani konsultasi dan dialog dengan organisasi-organisasi non-Muslim, mahasiswa dan pelajar lokal maupun dari luar negeri.

Muhaemin aktif dalam mengikuti seminar, konferensi dan dialog dengan para pemuka agama non-Muslim terutama dari kalangan Nasrani dan Buddha yang berasal dari Hong Kong, Korea Selatan, Eropa maupun Amerika yang sama-sama menyebarkan misi mereka masing-masing di Hong Kong. Tidak heran, lelaki jebolan Attaqwa tahun 1983 ini akrab dengan mereka karena ia menjadi executive officer Love and Peace Society (LPS) Hong Kong sejak 2003. LPS ini beranggotakan semua agama yang ada di Hong Kong yang aktivitasnya mengadakan meeting rutin sebulan sekali di Hollywood Road. Beliau juga diangkat sebagai salah seorang anggota board of directors di International Human Rights Forum (IHRF) Hong Kong sejak 2007.

Di luar kesibukan itu, beliau masih sempat melakukan kerjasama dengan Radio Asia Telkom (sebuah operator seluler), untuk mengisi program siraman rohani atau renungan yang beliau sampaikan lewat rekaman. Program ini mirip dengan Al-Qur`an seluler di Indonesia. Beliau juga melakukan kerjasama dengan SmarTone juga operator seluler untuk mengisi program kata-kata bijak Islam. Selain itu, beliau juga melayani tanya jawab via SMS melalui SmarTone secara gratis. Beliau sendiri yang menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

Kepedulian yang tinggi terhadap para pekerja Indonesia di Hong Kong, membuat sosoknya dianggap sebagai ‘Bapak’ bagi mereka. Hal itu wajar, karena banyak para pekerja Indonesia yang sering berkonsultasi dan curhat kepada beliau. Berbagai persoalan yang dikemukakan oleh para pekerja itu, beliau tanggapi dengan sabar dan bijaksana.

Muhaemin mengaku tidak merasa berat ataupun stres menghadapi problematika para pekerja di sana yang ditumpahkan kepadanya, meskipun ia sendiri memiliki kesibukan di kantornya. Beliau berprinsip, “kalau kita betul-betul niat membantu orang, pasti kita akan dibantu Allah”.

Jika anda pernah tinggal di Hong Kong melebihi dari seminggu, pasti anda akan merasa betah dan nyaman. Muhaemin juga mengaku, “Bagi saya, dari sekian puluh negara yang pernah saya tinggali, ternyata Hong Kong adalah tempat yang paling aman dan lebih Islami dari negara-negara Muslim itu sendiri. Ajaran yang digembar-gemborkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah ternyata banyak dipraktekkan di negeri mata sipit ini. Anda bisa bayangkan, selama hidup di Hong Kong selama tujuh tahun lebih, saya belum menemukan seekor lalat atau nyamuk yang beterbangan karena sangat bersihnya, saya belum menemukan orang yang berkelahi di jalan, belum pernah mendengar orang kentut, belum pernah kehilangan sesuatu, belum pernah dimarahi, belum pernah ditipu”. Tegasnya. Ia juga menambahkan, “Jika anda perhatikan, jalan-jalan tampak begitu rata, bersih, tidak ada orang yang meludah, dan para pejalan kaki terlihat begitu sopan, altruistik, dan sangat toleran. Jika anda melakukan transaksi dengan mereka, pasti mereka akan memberikan pelayanan hotel berbintang lima kepada anda. Mereka akan memberikan pelayanan yang paling memuaskan dan mengesankan. Mereka sangat berpegang teguh kepada kedisiplinan dan punctuality yang sangat kuat seperti apa yang diinginkan Islam”.

“Oleh sebab itu, tegasnya jika ia berkunjung ke negara-negara yang bisa dikatakan lebih dianggap Islami, beliau merasa agak stres dibuatnya akibat benturan budaya yang amat kontras. Budaya malas, jam karet, masa bodoh, non-transparan, korupsi dan lain-lain yang memang sangat diperangi Islam. Sebagai bukti Hong Kong memberikan meritokrasi kepada penduduknya. Iapun ditawarkan KTP Hong Kong ketika usia tinggal di sana beranjak tujuh tahun. Dengan hanya mengurus setengah jam, beliau langsung mendapatkan Permanent Resident H.K. dengan mudah. Keistimewaannya luar biasa, pemegang KTP tersebut mempunyai hak yang sama dengan warga negara Hong Kong. Contohnya keluar masuk Hong Kong dan Macau, beliau tidak perlu membawa paspor. Kita hanya cukup menekan jari jempol di pintu keluar dan masuk ke dua negara itu. Di samping itu, diberi kebebasan berpolitik dan membangun ekonomi negara. “Diskriminasi ras dan agama hampir tidak kelihatan di negeri ini”, ujarnya dengan semangat.

Alumni Attaqwa di Hong Kong

Untuk membagi pengalaman kepada para pembaca, khususnya santri maupun alumni Attaqwa, Muhaemin pernah mengundang beberapa rekan alumni Attaqwa ke Hong Kong untuk membantunya dalam penyebaran dakwah di sana, namun hanya bersifat temporer. Untuk jangka panjang, beliau telah menyeleksi para calon sebagai asisten beliau dari Singapore, Malaysia, Mesir, Pakistan, Turki dan Indonesia. Akan tetapi hampir seluruh dari mereka kurang memenuhi kriteria. Walaupun begitu, beberapa minggu lalu, salah seorang graduan UIAM alumni Attaqwa telah diundang IUHK untuk diinterview langsung di HK dan ternyata cocok dan diterima. Proses pemberangkatan tugas di HK sedang dijalankan dan Insya Allah tidak lama lagi akan diposkan di sana.

Beliau mengajak rekan-rekan yang antusias belajar untuk sekiranya melihat universitas-universitas HK yang bisa dinavigasi lewat situs www.hkuniversities dan banyak beasiswa yang ditawarkan oleh universitas dan agencies di sana. Untuk keterangan lebih lanjut silahkan browse www.hkuniversityscholarship. Rekan-rekan yang mendapatkan beasiswa dari universitas HK rata-rata mendapatkan HK$13,000 per bulan atau Rp.15,000,000 per bulan. “Siapa yang bersungguh-sungguh pasti dapat”, saran beliau.

Ucapan terima kasih kepada guru-guru

Terakhir beliau ingin mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada guru-gurunya yang mulia, yang selama ini mendidik dan membimbingnya di Attaqwa terutama Almarhum Bapak K.H. Noer Alie yang pernah menyempatkan diri menjenguknya dan teman-teman di Islamabad. Semoga mereka semua akan mendapatkan posisi khusus di surga kelak bersama para anbiyâ dan syuhadâ. Amin.


___________________________________________________

BIODATA

Nama Lengkap : Abdul Muhaemin Bin Karim
Ttl : Cirebon, 4 Mei 1964
Pendidikan : 1977-1983 Tsanawiyah-Aliyah Attaqwa
1984-1988 S1 International Islamic University Islamabad
1988-1891 S2 International Islamic University Islamabad

Anak : 5 orang,
1. Ili Nabilah (University Malaya)
2. Ili Adibah (SMA kls 2)
3. Ili Afifah (SMP kls 3)
4. Ili Aqilah (SD kls 6)
5. Ahmad Abqory (SD kls 4)

Alamat : Rumah,
Ascot Mansion, 19-Floor, Block B
421-425 Lockhart Road,
Wan Chai, Hong Kong
Telp 852-28381514.

Kantor,
Islamic Centre,
40 Oi Kwan Road, Wan Chai, Hong Kong
Tel. 852-28935704

E-mail: a_muhaemin@yahoo.co.uk

Monday, July 05, 2010

Ternyata Bidadari Surga Itu Mantan Ketua OPPM (Part 2)


## Langit cerah nan merona tampak menghiasi kota suci, burung merpati bagaikan malaikat beterbangan di sekeliling Masjidil Haram tanpa bersalah hinggap di atas ka`bah, tidak terasa Hirzi berdiri di tengah-tengah pusat bumi, impian setiap umat Islam di seantero dunia. Ritual rukun umrah pun telah selesai disempurnakan, dari mulai; ihram, tawaf ifadhah, sa`i dan bercukur. Dengan penuh rasa kekeluargaan dan ketentraman umrah pertama dijadikan bahan pelajaran untuk melaksanakan umrah selanjutnya. Setelah itu Hirzi beserta rombongan pergi ke tempat peristirahatan mereka di hotel Zahra White Palace yang berjarak dua ratus lima puluh meter dari Masjidil Haram. Kemudian bergegas bersama-sama menuju restoran tepat di samping lobby hotel, sambil menikmati hidangan ala timur-tengah terjadilah perbincangan santai dan bermakna antara meraka, Hirzi menanyakan kabar seluruh sanak famili kepada kedua orangtuanya dengan disambut jawaban penuh kehumorisan dan kewibawaan. Tak terasa waktu sudah larut malam, sudah saatnya untuk istirahat karena rentetan jadwal ibadah umrah selama tujuh hari harus dilaksanakan dengan penuh kekhusu`an. Mereka berjalan bersama menaiki lift ke lantai tiga tempat di mana mereka dipisahkan antara laki-laki dan perempuan untuk sejenak merenggangkan otot-otot sehabis melakukan jadwal ibadah umrah seharian.

## Tiga hari dilalui dengan sekelumit perasaan sesak dan banyak cobaan, iya memang siapa pun jika berada di tanah haram seakan terlihat sifat asli manusia yang sebenarnya, jangan heran bila terkadang sesama suami-isteri pun bisa saja bertengkar di depan khalayak umum atau juga terlihat dengan nyata mana musuh mana kawan. Tapi jika semua kejadian dan pelajaran dijalani dengan rasa sabar dan ikhlas hasilnya pun akan berbuah manis. Di dalam perjalanan dari masjid Hudaibiyah untuk mengambil miqat, dalam benak Hirzi sewaktu duduk di dekat jendela bus terbayang wajah Bidadari Surga yang di temuinya di depan ka`bah, wajah itu mirip sekali dengan Bidadari Surga yang dia temui pertama kali di jalan Suriah, hal yang tidak mungkin bila itu hanya orang yang mirip saja, meskipun ketika di depan ka`bah Hirzi tidak terlalu tegas melihat Bidadari Surga itu dengan jelas dikarenakan posisi Hirzi dalam daerah lingkaran suci, tetapi pandangan bathin Hirzi mengatakan seratus persen yakin tanpa ragu dialah jawaban yang selama ini dicari. Dalam lamunan aneh lagi penuh tanda tanya, Fikri yang kebetulan duduk bersebelahan dengan Hirzi menegur dengan santai mengabarkan kepada Hirzi untuk turun sementara karena waktunya berkunjung ke tempat peternakan unta di tengah padang pasir tandus, Hirzi pun mengelak untuk ikut turun, ibu Hirzi akhirnya turun tangan untuk mengajak Hirzi, dengan senang hati dan memang seharusnya menurut kepada kedua orangtua selagi menyuruh kepada kebaikan. Di tengah asyiknya menikmati susu segar unta yang rasanya rada aneh bila baru sekali meminumnya, bagaimana tidak aneh susu tersebut adalah hasil perasan langsung dari unta tanpa disaring kembali. Hirzi yang sedang mengambil kenangan dengan kamera digitalnya, sekejap matanya tertuju kepada rombongan jama`ah umrah yang lain, Hirzi melihat Bidadari Surga yang berada di sampingnya ketika berdoa di samping Multazam dengan mata telanjang di tengah padang tandus sebagai tempat persaksian, seorang wanita semampai berkulit putih bersih dengan wajah terawat air wudhu sedang bersama rombongan keluarga dan beberapa kelompok jama`ah umrahnya, Fikri mendekati Hirzi memegang pundaknya seakan ingin memberitahukan berita penting yang ingin disampaikan, iya benar Fikri ingin memberitahukan kepada Hirzi bahwa ada seorang mahasiswi Cairo yang juga sedang umrah bersama keluarganya sedang asyik berfoto ria bersama keluarganya di depan peternakan unta, Zaskia, itulah namanya, ternyata Fikri kenal betul dengan wanita itu, Fikri bercerita sedikit kepada Hirzi bahwa Zaskia adalah mahasiswi Cairo yang dulu pernah dikejar-kejar oleh Fikri, tapi Zaskia tidak bisa diambil hatinya meskipun teman-teman se-almamater menjuluki Fikri Playboy, tetaplah hati Zaskia tidak dapat ditakluki, ternyata Zaskia selain cantik juga sangat tertutup kepada laki-laki yang tidak dikenal baik dan juga tidak memiliki banyak teman laki-laki karena Zaskia sangat menjaga muru`ah sebagai perempuan shalehah. Dalam hati Hirzi pun mengelus dada mendengar cerita yang disampaikan Fikri, karena benar dugaan Hirzi bahwa Zaskia sangat menjaga `iffahnya terlihat dari tingkah laku dan pergaulannya sehari-hari. Sederetan jadwal umrah pun telah selesai dilaksanakan selama tujuh hari dengan harapan mendapatkan umrah maqbulah, perpisahan yang sebenarnya tidak diinginkan pun akhirnya harus ditempuh, pelukan hangat kedua orangtua Hirzi kepadanya sambil membisikkan kata-kata penyemangat untuk selalu konsisten menggali ilmu di negeri Musa seakan tak mau dilepasnya, tak terasa rintihan air mata Hirzi membasahi pundak kedua orangtuanya.

## Tak terasa dua minggu aktifitas Hirzi sepulangnya dari umrah semakin padat, karena masih memiliki atsar dari perjalanan umrahnya seakan setiap kata, langkah dan perbuatannya masih tetap terus terjaga. Terdengar ketukan pintu dari arah pintu masuk flat, ternyata Roni ketua kekeluargaan Jakarta di Mesir berziarah ke rumahnya. Disuguhilah air zamzam dan korma `ajwa, tentunya makanan dan belanjaan khas Indonesia yang ada di Saudi pun tidak ketinggalan diberikan dengan cuma-Cuma kepada Roni, jengkol, iya jenis makanan inilah yang kebanyakan mahasiswa Indonesia di Mesir harapkan dari setiap mahasiswa yang baru pulang dari haji atau umrah. Di tengah keasyikkan bercengkrama, Roni memohon kepada Hirzi agar mau mengikuti lomba Olimpiade Intelektual dalam cabang cerdas cermat dua bahasa Arab dan Inggris antar Negara se-Asean, Afrika, pecahan Negara Russia dan Eropa. Hirzi pun agak sedikit menolak karena dirinya bukanlah orang yang tepat mewakili mahasiswa Indonesia yang ada di Mesir, masih banyak mahasiswa Indonesia berintelektual tinggi yang layak sebagai wakil Indonesia dalam ajang tersebut, tapi setelah Roni menjelaskan panjang lebar kronologi terpilihnya Hirzi, barulah Hirzi memahami dan berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk negaranya Indonesia, ya memang karena setahun yang lalu Hirzi dan kedua temannya dari Jakarta keluar sebagai pemenang dalam lomba cerdas cermat berbahasa Arab dan Inggris antar kekeluargaan se-Indonesia, tetapi karena kedua temannya sudah lulus dan kembali ke Indonesia, akhirnya para pengurus dari Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia sepakat untuk mengambil salah satu dari pemenang kedua dan ketiga yang paling menonjol, terpilihlah wakil dari Sumatera Barat laki-laki dan satu wakil perempuan dari Jawa Timur menjadi satu tim bersama Hirzi dari Jakarta.

## Selama satu minggu Hirzi menggencarkan persiapan lomba, dari mulai browsing internet mencari berita update yang sedang marak di seluruh dunia, membaca referensi kitab-kitab, sampai mengulang dan memahami betul grammar dan teses dalam bahasa Inggris. Karena Hirzi adalah tipe pekerja keras dalam menuntut ilmu dan tidak segan-segan mengulang buku-buku yang telah dipelajarinya serta tidak diragukan lagi keilmuannya. Sewaktu sekolah di Indonesia saja Hirzi adalah lulusan terbaik dan sering mengikuti berbagai macam lomba, baik itu cerdas cermat, pidato bahasa Inggris sampai debat bahasa Inggris, juga langganan juara tingkat kabupaten sampai provinsi, tapi sangat disayangkan ketika satu bulan mau lomba tingkat nasional Hirzi keburu terbang ke Mesir untuk melanjutkan studi strata satu nya. Dengan sedikit menyesal Hirzi berkelana ke Mesir, kepergian Hirzi ke Mesir adalah karena kedua orangtuanya sangat menginginkan Hirzi menjadi seorang ulama yang iltizam, akhirnya Hirzi patuh dan taat dengan penuh ikhlas menjalani keinginan orangtuanya, Hirzi memiliki prinsip hidup yang terinspirasi dari alquran dan sunnah bahwa jika seorang pemimpin menyuruh kepada rakyatnya untuk berbuat baik maka taatlah, dan janganlah sekali-kali taat dan patuh kepada pemimpin meskipun mereka kedua orangtua jika mereka menyuruh berbuat maksiat kepada Allah. Prinsip hidup yang benar-benar mudah dalam perkataan tapi sulit dalam perbuatan. Hirzi menjalani semua lika-liku kehidupannya dengan penuh rasa sabar dan ikhlas meskipun terkadang pahit yang dirasa tetapi hasilnya sangat memuaskan.

## Tibalah saatnya hari menegangkan itu, gedung Shalah Kamil, tempat lomba diselenggarakan, kali ini penuh dengan lautan ilmuwan dan cendikiawan hebat, Hirzi merasa rendah hati dan sedikit minder dengan sedikit kemampuan yang dimilikinya. Dua anggota tim belum diketemuinya, akhirnya Hirzi mencari tempat yang pas dan tepat untuk duduk menghadiri pembukaan Olimpiade Intelektual, setelah sepuluh menit kemudian barulah acara dimulai, ruangan terasa penuh, banyak pula dihadiri oleh beberapa tamu undangan duta besar Negara yang mahasiswanya ikut berpartisipasi dalam kompetisi ini dan juga dihadiri serta dibuka secara resmi oleh Syekh Al Azhar, dalam sambutannya Syekh Al Azhar berpesan kepada para peserta agar berkompetisi dengan cara sehat dan beliau selalu mengingatkan kepada mahasiswa Al Azhar dengan satu pesan singkatnya bahwa bukanlah seorang mahasiswa Al Azhar kalau tidak bisa menghafal Alquran, kalimat yang cukup menggetarkan jiwa Hirzi untuk kembali menuju niat awalnya hijrah ke Mesir. Hirzi melirik suasana ruangan yang cukup besar, tampak di depan tribun panggung utama duta besar Indonesia Bapak Fathir sedang asyik berbincang hangat dengan duta besar Negara lainnya. Tiba-tiba datang sms dari offisial mahasiswa Indonesia yang isinya memohon maaf karena agak terlambat mengumpulkan tim sebelum pembukaan, dan memberitahukan bahwa tempat berkumpul tim Indonesia berada di ruangan dekat mushala tepat di depan gedung Shalah Kamil. Setelah setengah jam menunggu rapat tim pun dimulai, ternyata satu tim perempuan itu adalah Zaskia, Bidadari Surga yang ditemuinya di jalan Suriah dan di depan ka`bah serta di peternakan unta. Sungguh pertemuan keempat yang sangat menumbuhkan benih-benih cinta untuk memiliki Zaskia sebagai pendamping suci kembali merekah. Ditengah bayangan semu menggambarkan suasana masa depan, tiba-tiba Bapak Dubes RI Bapak Fathir datang dengan senyuman yang khas dan tampak langsung akrab kepada tim Indonesia, Bapak Fathir berharap kepada tim tampil semaksimal mungkin agar bisa mengharumkan nama Indonesia dalam even besar tersebut. Sungguh duta besar yang mahasiswa Indonesia anggap sebagai bapak angkat mahasiswa setiap kata-katanya sangat menggairahkan optimisme tim Indonesia.

## Lomba pun dimulai, Hirzi sebagai juru bicara berada di tengah didampingi Zaskia dan Jemmy mahasiswa Indonesia asal Sumatera Barat. Kekompakan tim sangat dibutuhkan dalam lomba kali ini karena tidak bisa mengandalkan kelebihan individu salah satu anggota tim, semua sama, rasa egoisme harus dibuang jauh-jauh yang harus ditegakkan adalah rasa persatuan dan kerjasama tim yang kokoh untuk menggempur lawan yang cukup berbahaya, kompetisi berjalan cukup alot dan persaingan antar tim sangat terlihat keilmuannya, dengan bersusah payah akhirnya tim Indonesia berhasil lolos ke babak final dengan berada diperingkat ketiga dari lima tim yang melaju . Acara di break untuk shalat zhuhur dan makan siang, selain tempat shalat yang dipisah tempat untuk makan siang pun dipisah antara laki-laki dan perempuan, Hirzi sibuk mengirim sms ke orangtuanya di Indonesia untuk meminta doa restu agar lombanya memperoleh kemenangan, Zaskia, secara tak terduga sebenarnya sudah lama menaruh hati kepada Hirzi, Zaskia sangat mengagumi hasil karya Hirzi dengan membaca beberapa buku hasil terjemahan dan beberapa tulisan ilmiahnya di beberapa majalah terkenal di kalangan mahasiswa Indonesia, barulah Zaskia sadar ternyata Muhammad Hirzi yang sudah tidak asing lagi di telinga mahasiswa Indonesia itu berada di hadapannya.

## Pembawa acara memanggil para finalis satu persatu, diawali dengan tim dari Negara Pakistan, Thailand, Indonesia, Uzbekistan dan terakhir Aljazair. Suasana ruang gedung semakin membahana karena dukungan tepuk tangan para suporter, tentunya yang paling histeris dan paling kompak adalah suporter Indonesia. Acara semakin seru dan memanas karena kejar mengejar perolehan angka yang tidak pasti, dari mulai babak pertanyaan essai, praktek dua bahasa, debat dua bahasa sampai pertanyaan rebutan, akhirnya keluar sebagai juara ketiga Aljazair, juara kedua Pakistan, dan pemenang pada kejuaraan kali ini dipegang oleh tim Indonesia. Rasa bangga seluruh supporter dan sujud syukur tim Indonesia tumpah ruah penuh haru dan bahagia dengan kerendahan hatinya. Satu persatu para finalis memberi selamat kepada sang juara dan tidak ketinggalan Bapak Fathir pun memberi ucapan selamat serta pelukan bangga kepada tim Indonesia yang laki-laki. Ditengah kegembiraan tim Indonesia menorehkan prestasi luar biasa, Zaskia meminta izin kepada Hirzi untuk bertemu dengan teman-teman wanitanya di sebelah kiri panggung utama bukan hanya itu Zaskia juga meminta bantuan doa kepada Hirzi agar natijah ujian akhirnnya keluar dengan nilai memuaskan karena Zaskia sudah disuruh kembali ke Surabaya oleh orangtuanya, dengan balasan senyum Hirzi mengamini dan menjawab peryataan Zaskia diiringi harapan Hirzi bisa mampir sejenak ke rumah orangtua Zaskia bila berkunjung ke Surabaya. Di saat kegembiraan dan perasaan hati yang sedang berbunga-bunga, orangtua Hirzi mengirim balasan sms dari Hirzi yang isinya mendoakan agar semuanya berjalan sesuai dengan keinginan dan yang terbaik untuk Hirzi, ternyata masih ada sms kedua datang lagi dari orangtuanya memberi kabar bahwa Hirzi ingin dijodohkan dengan putri pimpinan pondok tempat Hirzi sekolah dulu, karena kiayi pesantren Hirzi tersebut sangat menyukai karakter Hirzi dan memantau dari jauh perkembangan studi Hirzi di Mesir, kebetulan lagi putri pimpinan pondoknya adalah adik kelas Hirzi yang juga sedang belajar di Al Azhar Mesir, Rahma, itulah namanya. Entah apa yang ada di dalam fikiran Hirzi saat membaca sms yang terakhir dari orangtuanya, apakah gembira atau malah sebaliknya, bunga-bunga yang sedang bermekaran menjadi layu seketika.

To be continued …

Sunday, July 04, 2010

Ternyata Bidadari Surga Itu Mantan Ketua OPPM


## Siang temaram panasnya matahari membasahi kulit dengan mengeluarkan butir-butiran keringat yang bercucuran di sekujur tubuh tak berdosa nan tampan, jalan Suriah terletak di Cairo bagian selatan, di sana lah rintisan pandangan wajah seorang agamis bernama Hirzi terdampar hatinya dengan keindahan surga dunia elok rupawan, memang tidak biasanya hati seorang Hirzi berdetak kencang seakan dikejar mabahits bak peragawan, hati Hirzi kian bertanya seribu pertanyaan yang tak bisa dijawab kecuali dengan mata hati satu jawaban. Perlahan demi perlahan Hirzi mengucap ampunan kepada Tuhan karena telah memperhatikan dengan jeli setiap gerak-gerik Bidadari Surga di hadapan.

## Siang berganti malam, malam berganti siang sampai tiga bulan hati Hirzi tidak karuan, ada apa gerangan yang membuat hatinya berdesir lancang, sampai teman satu perjuangan pun dibuatnya tidak mempan karena ulahnya yang kian hari kian melayang. Perjuangan pun akhirnya dimulai dengan gerakan taktis yang aman.

## Hirzi tersadar karena hari ini adalah Jadwal berangkat talaqqi ke Syekh `Amr guru besar spesialis hadits di bilangan daerah Samanuth utara Hulwan, Hirzi bergegas memasukkan kitab Fath al Bari dan kitab Taqrib at Tahdzib ke dalam tas sandang kesayangan, dengan berpakaian jalabiah putih tidak isbal dan peci haji warna hijau, akhirnya Hirzi menaiki el tramco turun di Damardash dilanjutkan menaiki metro anfak turun di Hulwan dan di akhiri dengan menaiki mobil service berhenti tepat di akhir mahathah Samanuth, setelah itu hanya berjalan kecil sampailah ke Masjid Darut Tauhid tempat di mana naungan ilmu agama ditebarkan. Di tengah jalan hati Hirzi terusik bukan karena Bidadari Surga dipikiran, tapi karena ulah supir el tramco yang tidak tahu kepalang menyetir mobil seakan tak memiliki rem belakang dan depan, para penumpang tak segan-segan menasihatinya karena di dalam el tramco terdapat nenek tua separuh baya tepat di samping Hirzi sudah hampir kelabakan. Kalimat umpat pun keluar dari nenek tua tadi kemudian dibalas dengan balasan umpatan yang lebih dahsyat lagi oleh supir el tramco yang tak memiliki kesopanan, rasanya tak kuasa diri Hirzi berada dalam keributan yang tak kenal pantang arang. Hati dan jiwa Hirzi kali ini terselamatkan oleh kilasan pelajaran suci yang di sampaikan Syekh `Amr berwajah cerah penuh kewibawaan. Di akhir pelajaran tiba-tiba datang Firdaus adik kelas Hirzi di Universitas Al Azhar yang kebetulan dekat dengan Hirzi karena sewaktu Firdaus masih baru Hirzi lah yang membantu segala macam keperluan ijroat masuk Al Azhar sampai membimbing sebagian mata kuliah yang super duper susah karena Firdaus belum mengetahui betul bagaimana sistem pembelajaran yang diterapkan di Al Azhar. Dengan sapaan sopan seorang adik kepada kakak kelasnya seakan pembicaraan yang dibahas pun terasa nyaman, di tengah keasyikkan, Firdaus menanyakan suatu permasalahan hukum dalam hadits, tiba-tiba Firdaus menyeletuk Hirzi sambil bermujamalah dilapisi keseriusan, Firdaus menawarkan kakak perempuan sepupunya yang cantik dan pintar kepada Hirzi karena Firdaus melihat Hirzi sudah cukup mampu dan matang untuk menjalin sebuah ikatan pernikahan, tetapi Hirzi berkilah dengan mengalihkan pembicaraan yang lain, Firdaus menambahkan bahwa kakak sepupunya bernama Reni pernah menjadi Ketua OPPM di pondoknya dulu, sekali lagi Hirzi hanya membalas tawaran Firdaus dengan senyuman.

## Beberapa hari kemudian, bayangan Bidadari Surga yang ditemukan Hirzi di jalan Suriah kembali menerawangi masa indahnya dalam memori ingatan. Bukan Hirzi namanya kalau tidak bisa mengendalikan jiwa yang sedang rapuh oleh rayuan setan, tapi kali ini entah mengapa dirinya agak sulit dikendalikan, Hirzi pun mengadu kepada Fikri teman satu flat yang juga teman satu almamaternya di pesantren Bekasi tentang musykilah yang dialaminya, dalam pikiran Hirzi curhat kepada Fikri karena dia terkenal sebagai penakluk wanita meskipun Fikri tipe setia tapi terkadang matanya jelalatan bila melihat wanita yang lebih cantik dan lebih wah dari pacar aslinya. Setelah Hirzi memberitahukan segala permasalahan uniknya itu, Fikri menyuruh Hirzi untuk bersikap gentleman dan tak segan-segan untuk berkenalan langsung dengan wanita cantik bila bertemu di mana saja agar tidak menyesal nantinya. Hirzi pun percaya dan menurut manut seakan di cocor hidungnya seperti kerbau yang liar atau tidak bisa dikendalikan, akan tetapi jiwa putih dan jiwa hitam Hirzi pun saling bertentangan seolah perang dunia ketiga sedang terjadi dalam diri Hirzi, akhirnya Hirzi pun disadarkan oleh jiwa putihnya bahwa tindakan yang diajarkan Fikri itu kurang tepat dan sangat dibenci oleh syariat agama, padahal pastinya Hirzi dan Fikri pun tahu apa kebenaran itu tapi seakan sengaja ditutupi atau difatamorganakan oleh kebiasaan yang diawetkan.

## Liburan telah tiba, Hirzi kali ini disibukkan dengan segudang schedule-nya yang penuh tanpa istirahat kecuali hanya untuk makan tidur dan shalat, dari mulai jadwal talaqqi yang baru, terjemah buku serta menyetor hafalan quran dengan Syekh Ridhwan di Hayyu Tsamin Madinat Nasr, dengan pekerjaannya yang numpuk memang itu salah satu trik Hirzi dalam menimbun perasaannya kepada Bidadari Surga yang majhul. Di tengah kesibukannya yang padat, tiba-tiba ada sms yang membuat jantung Hirzi berhenti berdetak sekejap, iya benar tentu saja karena sms itu datang dari orangtuanya di Indonesia, berisi bahwa kedua orangtua dan sebagian sanak familinya hendak umrah seminggu lagi dan Hirzi diharapkan untuk umrah ke Makkah juga, siapa yang tidak bisa berhenti nafasnya dalam suatu permasalahan seperti ini, memang ini adalah berita yang sangat membuat schedule Hirzi jadi berantakan belum lagi mengurus visa umrah di Mesir yang sangat sulit apalagi dikasih tenggang waktu cuma satu minggu, tetapi di lain hal Hirzi sangat terharu bahagia membaca sms dari orangtuanya itu sampai tak terasa air matanya menetes ke kitab yang sedang diterjemahkan, bayangan Hirzi kali ini adalah kedua orangtuanya yang sangat disayanginya, karena Hirzi belum pulang ke tanah air selama empat tahun lamanya, jiwa seorang anak manapun akan teriris sedih bila merasakan yang dialami Hirzi ini.

## Dalam masa seminggu Hirzi dihantui lembaran jadwal masa depannya yang telah dirancang dan ditempel di kertas folio besar semacam papan pengumuman di dinding meja belajarnya. Dari mulai meminta izin kepada Syekh-Syekhnya untuk absen sementara waktu, menghandle terjemahannya yang setumpuk, tentunya yang paling krusial kali ini adalah mengurus visa umrah di travel Mesir. Fikri secara tiba-tiba juga mau ikut umrah bersama Hirzi, ya memang Hirzi dan Fikri selain teman seperjuangan juga masih ada hubungan darah meskipun jauh. Hirzi merasa senang karena ditemani Fikri mengurus semua urusan keberangkatan umrahnya, dengan diiringi hati dan jiwa yang penuh keikhlasan akhirnya urusan keberangkatan umrah mereka beres semua dan siap untuk berangkat.

## Hari yang penuh dengan keceriaan dan penuh harapan, Hirzi dan Fikri akhirnya berangkat dari bandara Cairo menuju bandara King Abdul `Aziz Jeddah, diantar oleh kawan-kawan mereka se-almamater dan se-kekeluargaan dengan penuh iringan doa keharuan dan kebahagian. Sampailah Hirzi dan Fikri di Haramain, Makkatul Mukarramah, Hirzi berjanjian dengan kedua orangtua dan sanak familinya di depan hotel Hilton tepat berhadapan dengan pintu masuk Raja Abdul Malik dan Raja Fahd Masjidil Haram untuk melaksanakan thawaf ifadhah bersama. Untuk yang kedua kalinya Hirzi meneteskan air matanya ketika melihat rombongan keluarganya dari kejauhan sambil melambaikan sorban tanda pengenal. Tanah haram pun menjadi saksi bisu pertemuan yang sangat mengharukan dan menggembirakan antara seorang anak dan kedua orangtuanya dikarenakan rasa kerinduan yang tak terbendung.

## Banyak ucapan doa yang terus diucapkan ketika berada dalam daerah tanah haram, thawaf ifadhah pun telah selesai dilaksanakan, Hirzi bersama rombongan menuju multazam antara pintu ka`bah dan hajar aswad tempat di mana salah satu doa mustajab, meskipun semua daerah tanah haram adalah mustajab untuk berdoa. Tak terasa semua jama`ah menetaskan air mata dengan berdoa mengharap keridhaan Tuhan, tak terkecuali Hirzi di dalam doanya terselip harapan untuk dipertemukan kepada Bidadari Surga di dunia atau calon isterinya kemudian, Hirzi pun tak sadar ada seorang wanita cantik berwajah arab tapi berkebangsaan Indonesia bersama keluarganya tepat berada di sampingnya, barulah Hirzi sadar ketika selesai berdoa kalau wanita cantik itu adalah Bidadari Surga sewaktu bertemu di jalan Suriah.
To be continued …

Friday, July 02, 2010

Taklid Dalam Hukum Amaliyah Agama



Taklid menurut etimologi: Menaruh sesuatu pada leher mencangkup keseluruhannya, hal itu dinamakan dengan kalung.

Ibnu Manzhur dalam kitab Lisan al `Arab dikatakan: Kalung adalah sesuatu yang diletakkan di dalam leher, baik itu bagi manusia, kuda, anjing, unta atau sapi yang digemukkan dan selainnya. Firman Allah Ta`ala yang artinya: “Jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya[1], dan binatang-binatang qalaa-id[2]” (QS. Al Maidah: 2)

[1] Ialah: binatang (unta, lembu, kambing, biri-biri) yang dibawa ke ka'bah untuk mendekatkan diri kepada Allah, disembelih di tanah Haram dan dagingnya dihadiahkan kepada fakir miskin dalam rangka ibadah haji.
[2] Ialah: binatang had-ya yang diberi kalung, supaya diketahui orang bahwa binatang itu telah diperuntukkan untuk dibawa ke Ka'bah.

Imam As Syaukani berkata dalam kitab Irsyad al Fuhul: Permisalan seseorang yang bertaklid yaitu menjadikan suatu hukum yang menjadikan taklid dia pada seorang mujtahid seperti kalung di dalam leher orang yang bertaklid padanya.

Adapun Taklid menurut terminologi: Para ahli ushul fiqh menyebutkan sejumlah definisi taklid yang semuanya kembali kepada suatu istilah makna, yaitu mengambil perkataan orang lain tanpa mengetahui dalilnya.

Yang demikian itu seperti orang yang menyapu se-perempat kepalanya dalam berwudhu, atau membaca qunut dalam shalat witir berdasarkan pendapat Imam Abu Hanifah.

Dan seperti orang yang menyapu seluruh kepalanya dalam berwudhu, hal tersebut bertaklid kepada Imam Malik tanpa meneliti lebih jauh dalil pedoman Imam Malik dalam menyapu seluruh kepala.

Taklid dalam Hukum Amaliyah Agama

Para ulama berselisih pendapat dalam kebolehan taklid dalam hukum amaliyah kepada tiga pendapat, di antaranya:

Pendapat pertama: Tidak boleh taklid secara mutlak dalam sisi manapun, yang diwajibkan adalah berpendapat dan berijtihad.

Setiap mukalaf berijtihad bagi dirinya sendiri pada sesuatu yang dihadapkan kepadanya dalam perkara agama, dan mengamalkan sesuatu yang telah dilakukannya dalam berijtihad.

Dalam kitab An Nubadz fi ushul fiqh karangan Ibnu Hazm dikatakan: Taklid haram, tidak boleh bagi seseorang mengambil perkataan orang lain tanpa dalil.

Ibnu Hazm juga berkata dalam kitab Al Ihkam fi Ushul Ahkam: Taklid haram semuanya dalam seluruh ajaran Islam, sejak awal sampai akhir, mulai dari ajaran ketuhanan sampai ajaran kenabian, masalah taqdir dan keimanan, ancaman, kepemimpinan, dan seluruh permasalahan ibadah dan hukum.

Dalil:

1. Allah `azza wajalla mengecam perbuatan taklid dalam suatu hikayat terhadap suatu kaum, yang artinya: "Sesungguhnya Kami mendapati bapak-bapak Kami menganut suatu agama dan Sesungguhnya Kami adalah pengikut jejak-jejak mereka" (QS. Az Zukhruf: 23)
Tidak mungkin kecaman menandakan kebolehan bertaklid.
Dalil tersebut dibantah bahwasanya yang dimaksud kecaman di sini adalah bertaklid dalam permasalahan aqidah dan segala hal lainnya yang dituntut untuk diketahui sebelumnya.

2. Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda: Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Dan sabdanya yang lain: “ Ber`amallah kalian, karena setiap orang akan dimudahkan kepada yang dicipta baginya”.

Dua hadits tersebut umum pada setiap individu dan ilmu, maka keduanya menunjukkan kewajiban berijitihad dan berpandangan hukum.

Hadits pertama dibantah bahwasanya hal tersebut bukan pada tempat pertentangan, karena yang kita bicarakan di sini adalah permasalahan taklid dalam hal furu`iyah, dan makna ilmu dalam hadits adalah keyakinan, tidak dituntut secara global, tidak dalam berijtihad dan taklid.

Begitupun bantahan hadits kedua bahwa yang dibicarakan padanya meskipun umum kecuali bahwasanya mewajibkan kekhususan dan merampingkan atas orang yang telah memenuhi syarat berijtihad.

3. Seandainya orang awam diperintahkan untuk taklid maka dia tidak tentram bahwa orang yang diikutinya terdapat kesalahan dalam berijtihad atau berbohong atas apa yang diberitahukan kepadanya. Seorang awam diperintahkan untuk mengikuti kesalahan dan kebohongan itu dilarang dalam agama.

Bantahan dalil ini terangkum bahwasanya seorang awam apabila berijtihad kemudian merasa tidak tentram dari terjadinya kesalahan, hal tersebut hanyalah mendekati kepada kesalahan karena ketidakmampuannya, maka kesalahannya bersama-sama.

Pendapat kedua: Tidak boleh berijtihad, yang wajib adalah bertaklid setelah zaman imam mujtahid yang terjadi kesepakatan atas penyerahan ijtihad bagi mereka dan boleh mengikuti mereka.

Asy Syaukani dalam kitab Isyad al Fuhul berkata bahwa: Mengkomparasikan pendapat yang berkata tidak boleh yaitu sebagian Hasyawiyah, wajib mutlak dan haram berpandangan hukum. Mereka tidak merasa cukup dengan apa yang ada dalam diri mereka dari kebodohan sampai mewajibkannya atas diri mereka dan atas orang lain. Maka sesungguhnya taklid itu pembodohan dan tidak berilmu.

Pendapat ketiga: Merincikan antara seorang mujtahid dan orang awam. Tidak boleh taklid bagi seorang mujtahid, adapun bagi orang awam maka wajib taklid pada haknya. Ini merupakan pendapat mayoritas dari pengikut imam yang empat (Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi`I dan Imam Hambali) dan pendapat yang rajih (kuat, menang) dalam pandanganku.

Dalil pendapat ini, antara lain:

1. Firman Allah ta`ala yang artinya: “Maka Tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui”.

Dalam ayat ini Allah `ajja wajalla memerintahkan kepada orang yang tidak tahu untuk bertanya kepada orang yang tahu, hal ini menunjukan secara pasti bahwasanya manusia itu terdiri dari orang yang berilmu dan orang yang bodoh, maka bagi orang yang bodoh bertanya kepada orang yang berilmu dari segala sesuatu yang dibutuhkan dan dan tidak diketahuinya.

Maka pembebanan semua manusia bahwa mereka menjadi mujtahid bertentangan dengan yang terkandung dalam ayat ini.

2. Sesungguhnya orang awam pada zaman shahabat dan tabi`in apabila terjadi peristiwa atau kejadian mereka langsung mendatangi para mujtahid dari kalangan shahabat atau tabi`in, mereka menjawab pertentangan dan perselisihan mereka sesuai dengan hukum Allah tanpa mengingkari pertanyaan dan interpretasinya. Hal yang demikian itu merupakan konsensus dari shahabat dan tabi`in bahwa orang yang tidak mampu berijtihad mereka tidak dibebani, dan cara mengetahui hukum-hukum yaitu bertanya kepada orang yang mampu dalam berijtihad.

Pembebanan manusia seluruhnya untuk berijtihad bertentangan dengan konsensus ulama ini.

3. Pembebanan manusia semuanya dalam berijtihad mengakibatkan mereka sibuk dengan kepentingan primer dan kehidupan duniawi, hal yang demikian itu merupakan kerusakan bagi segala kebutuhan manusia.

4. Ijtihad adalah sebuah kekuatan dan kekuasaan tidak boleh dilakukan kecuali bagi kekhususan ulama yang terpenuhi sebab-musababnya dan sempurna bagi mereka segala perantaranya.

Apabila dibebankan kepada orang yang tidak mampu maka yang demikian itu menjadi kebebanan yang bukan pada kesanggupannya. Pembebanan yang bukan pada kemampuannya tidak boleh ditinjau secara agama, sebagaimana firman Allah ta`ala yang artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al Baqarah: 286). Wallahu Warasulihi A`lam.

Friday, June 18, 2010

Ancaman dalam Menentukan Keputusan dan Peringatan dari padanya.*

Penulis berusaha menenangkan teman seperjuangan yang sedang di zalimi karena ulah pemimpinnya yang mengeluarkan keputusan semena-mena tanpa melihat mashlahat yang lebih besar, menginjak-injak hak orang yang ada di bawahnya, berdiri kokoh dengan kebiadabannya yang tidak pantang arah.

Memberi keputusan itu mempunyai bahaya yang sangat besar dan kemudharatan yang sangat tinggi karena setiap jiwa itu cenderung kepada sesuatu yang dicintainya karena mengharapkan pangkat dan kehormatan atau takut kekuasaannya hancur kemudian mereka condong kepada 'pelicin'. Hal tersebut merupakan penyakit yang kronis dan bahaya.

Memberikan keputusan itu ibarat pedang yang memiliki dua ujung besi, yang kemungkinan besar dimanfaatkan untuk berbuat zalim dan curang, permusuhan dan dendam serta menghimpun harta sebanyak-banyaknya dan melenyapkan kebenaran.

Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam dalam hal ini memberikan peringatan keras dengan menjelaskan bahaya dan hukuman bagi yang melakukan hal abnormal tersebut, terdapat banyak hadits yang berkutat mengenai hal ini di antaranya tentang ancaman dan peringatan bagi yang mengendalikan keputusan, sebagai berikut:

- Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Daud telah menceritakan kepada kami Amru bin Al-Alaa' Asy-Syanni dari Abdil Qais berkata; Telah menceritakan kepadaku Shalih bin Saraj telah menceritakan kepadaku Imran bin Hitthan berkata; "Saya menemui Aisyah dan saya mengulang belajar padanya hingga saya menyebut mengenai seorang hakim." Lalu Aisyah berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. bersabda: "Sungguh akan datang kepada seorang hakim yang adil pada hari kiamat, saat yang mana dia berharap tidak pernah menghukumi antara dua orang sama sekali meskipun dalam (masalah) satu buah kurma." (HR. Ahmad No. 23324)

- Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Mujalid telah menceritakan kepada kami Amir dari Masruq dari Abdullah ia berkata sekali atau dua kali dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Tidak ada seorang hakim pun yang menegakkan hukum di antara manusia kecuali ia ditahan pada hari kiamat. Dan malaikat yang memegang tengkuknya hingga memberdirikannya di atas jahannam kemudian menengadahkan kepalanya kepada Allah 'azza wajalla, Jika Dia mengatakan: Ia berbuat salah, ia (malaikat) itu akan melemparkannya ke Jahannam hingga ia terjatuh selama empat puluh musim." (HR. Ahmad No. 3889)

- Telah menceritakan kepada kami Nashr bin Ali telah mengabarkan kepada kami Bisyr bin Umar dari Abdullah bin Ja'far dari Utsman bin Muhammad Al Akhnasi dari Al Maqburi serta Al A'raj dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa dijadikan sebagai hakim di antara manusia, maka sungguh ia telah disembelih tanpa menggunakan pisau." (HR. Abu Daud No. 3101).

Segi pengambilan dalil dari hadits di atas:

Imam As Shan`ani berkata dalam kitab Subul as Salam: “ Hadits tersebut menunjukkan atas peringatan memasuki wilayah kekuasaan dalam memberikan sebuah keputusan, seperti petikan hadits di atas: Orang yang mengendalikan keputusan diibaratkan seperti menyembelih dirinya sendiri, kemudian diberikan peringatan agar tidak terjerumus ke dalamnya, sesungguhnya jika dia telah memberikan keputusan dengan mengabaikan kebenaran padahal mengetahui kebenaran tersebut atau bersama kebodohannya maka sungguh neraka lah tempat yang sesuai baginya.

Dalam kitab Al `Inayah Syarh al Hidayah dikatakan: Hal penyerupaan dalam memberikan keputusan dengan menyembelih tanpa pisau adalah bahwasanya pisau itu meninggalkan pengaruh di dalam zahir dan bathin semuanya, sedangkan menyembelih tanpa pisau meninggalkan bekas di dalam bathin saja yaitu dengan cara menghilangkan ruh dan tidak berpengaruh dalam zahirnya. Bahaya yang diakibatkan dalam hal memberikan keputusan tidak berpengaruh dalam zahir. Zahir nya memiliki pangkat dan kekuasaan akan tetapi bathinya hancur binasa.

Penulis berusaha untuk menenangkan diri kembali dengan kejadian yang sedang terjadi, yang mengakibatkan hak sebagian orang terampas karena ulah pemimpin yang abnormal. Peraturan yang dibuat terkesan sangat mewah bagi orang yang melihatnya, tapi hal itu hanya fatamorgana belaka dan usaha untuk melicinkan tanduk kepemimpinannya agar dianggap baik oleh khalayak ramai.

Semoga teman-teman seperjuangan yang merasa di zalimi dengan tingkatan di atasnya tetap sabar, tabah dan terus berusaha menegakkan sesuatu hal yang harus diterapkan. Berharap pemimpin abnormal tadi kembali normal dan sadar dengan apa yang telah dilakukannya itu tidak baik.

وأما القاسطون فكانوا لجهنم حطبا

Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, Maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam. (Surah Al-Jinn Ayat: 15)

*Hakim, Presiden atau Seseorang yang memiliki kewenangan dalam mengendalikan keputusan.

Wallahu wa rasuluhu a`lam bi muradih.

Monday, May 31, 2010

Surat Ubbad bin Ubbad Al-Khawwas Asy-Syami (Advised to Read)

Telah mengabarkan kepada kami Abdul Malik bin Sulaiman Abu Abdur Rahman Al `Anthaki dari 'Abbad bin 'Abbad Al Khawwash As Syami Abu 'Utbah ia berkata: "Perhatian, gunakanlah akal, karena akal sebuah nikmat. Berapa banyak orang berakal menyibukkan hatinya untuk memperdalam hal-hal yang membahayakan dirinya daripada memanfaatkan apa yang dibutuhkannya, sehingga ia lupa hal itu. Diantara keutamaan akal seseorang adalah meninggalkan perhatian terhadap hal-hal yang tidak perlu sehingga keutamaan akalnya tidak menjadi bencana baginya, yaitu ia meninggalkan persaingan dengan orang yang lebih rendah amal shalihnya, atau seseorang yang menyibukkan hatinya dengan bid'ah, yang ia sekedar mengikuti orang dalam urusan agamanya tanpa mengikuti para sahabat Rasulullah shalallahu 'alahi wa sallam, atau ia hanya merasa cukup dengan pendapatnya sendiri, yang ia tidak melihat petunjuk kecuali kepada akalnya, dan tidak melihat kesesatan kecuali meninggalkannya dengan anggapan bahwa ia mengambilnya dari Al qur`an, padahal ia menyerukan untuk meninggalkan Al qur`an. Bukankah Al qur`an mempunyai pengemban-pengemban sebelumnya, yaitu para pembelanya yang mengamalkan ayat-ayat yang muhkam dan mengimani ayat-ayat yang mutasyabih? Mereka berada di menara layaknya cahaya jalan, Al Quran imam Rasulullah shalallahu'alahi wa sallam, sedang Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam imam para sahabatnya, dan para sahabat adalah imam orang-orang setelah mereka, yaitu orang-orang yang sudah dikenal kebaikannya, mereka menjadi barometer di negeri-negeri mereka yang sepakat menolak para pengagung hawa nafsu walaupun diantara mereka terdapat perselisihan pendapat. Para pengagum hawa nafsu meraba-raba dengan pendapat mereka, yaitu dengan cara yang bermacam-macam, yang melenceng dari tujuan karena memisahkan diri dari jalan yang lurus. Petunjuk mereka menyesatkan mereka sendiri dalam misteri padang pasir yang menyesatkan. Mereka konsentrasi melihat petunjuk jalan dengan penuh kebingungan dalam kesesatannya. Setiap kali setan membuat satu bid'ah dalam kesesatan, mereka berpindah dari satu bid'ah ke bid'ah lain, karena mereka tidak mencari petunjuk para pendahulu dan juga tidak mengikuti jejak kaum muhajirin. Telah disebutkan dalam satu riwayat dari Umar radliallahu 'anhu bahwa ia berkata kepada Ziad: 'Tahukah kamu apa yang (menyebabkan) kehancuran Islam? ', Jawabnya karena kesalahan orang berilmu, perdebatan orang munafik terhadap Al Qur`an dan para imam yang sesat'. Takutlah kamu kepada Allah subhanallahu wa ta'ala, dan waspadailah apa yang terjadi pada ulama kamu dan pengisi masjid-masjid kamu dari perbuatan ghibah, namimah dan berjalan diantara manusia dengan dua wajah dan dua lisan. Dalam satu riwayat disebutkan barangsiapa mempunyai dua wajah di dunia, ia mempunyai dua wajah di neraka. Jika tukang ghibah menemuimu, ia menggunjing orang yang kamu senangi untuk di gunjing, lalu ia berpaling darimu untuk mendatangi temanmu dan melakukan hal yang sama. Jika ia telah memperoleh apa yang ia butuhkan dari setiap kalian, dan menyembunyikan sesuatu dari salah satu (dari) kalian, ia tidak memberi kabar kepada sahabatmu yang lain. Kedatangannya kepada orang yang didatanginya adalah seperti datangnya seorang teman, namun kepergiannya dari teman yang ditinggalkan bagaikan kepergian dari seorang musuh. Siapa saja yang menemuinya, ia dapatkan kemuliaan, sebaliknya siapa yang tidak ditemuinya, tidak ia dapatkan kehormatan, ia menipu orang yang didatanginya dengan penghargaan-penghargaan, dan menggunjing orang yang tidak ditemuinya dengan ghibah mematikan. Wahai hamba-hamba Allah subhanallahu wa ta'ala, tidakkah suatu kaum muncul penunjuk jalan dan reformis, yang ia sanggup mengekang orang seperti ini dari tipu dayanya, dan mengajaknya untuk mempertahankan kehormatan saudaranya semuslim?, bahkan kalau bisa memberitahu mereka niyat orang seperti ini saat datang menemui mereka, yang ia bertindak sekedar ingin memperoleh keperluannya sehingga mereka mempersilahkan, yang ujungnya ia mencaplok agamanya sekaligus agama mereka? Ya Allah, Ya Allah! Pertahankanlah kehormatan kamu, hentikanlah lisanmu (dari menggunjing) mereka kecuali kebaikan semata. Tolong kalian saling mengingatkan untuk berbakti kepada Allah khususnya terhadap umatmu, karena kamu adalah pengemban Al Kitab (Al Qur`an) dan sunah,. Al Kitab tidak berbicara hingga ia dibicarakan, dan sunnah tidak sanggup mengejawantahkan hingga ia diejawantahkan. Bilamana orang bodoh belajar, namun orang alim diam tidak memungkiri apa yang nampak dan tidak memerintahkan apa yang ditinggalkan', bukankah Allah subhanallahu wa ta'ala telah mengambil perjanjian dari orang-orang yang diberikan Al Kitab kepada mereka untuk menjelaskannya kepada manusia dan tidak menyembunyikannya?. Bertakwalah kepada Allah subhanallahu wa ta'ala, karena kamu berada pada zaman menipisnya sifat wara' dan kurangnya kekhusyu'an, dan para pengemban ilmu adalah para perusaknya. Mereka begitu marah jika dikenal sebagai orang-orang yang menghilangkannya, mereka membicarakannya dengan hawa nafsu ketika mengikutsertakan kesalahan dalam ilmu, dan memutarbalikkan perkataan dari kebenaran yang mereka tinggalkan, lantas mereka belokkan menuju kebatilan yang mereka kerjakan. Dosa mereka adalah dosa yang tidak diampuni dan kelalaian mereka adalah kelalaian yang tidak bisa dibenarkan, bagaimana orang yang mencari petunjuk dan tuntunan mendapatkan petunjuk apabila petunjuknya sendiri membingungkan, mereka cinta dunia dan benci terhadap kebahagiaan penduduknya yang memperoleh kedudukan tinggi, lantas mereka menyertai dalam kehidupan dan menyelisihi mereka dengan perkataan, dan mempertahankan diri mereka dengan perkataan, agar mereka dihubung-hubungkan dengan kebaikan mereka. Mereka sama sekali tidak bersih dari kotoran yang mereka hilangkan, dan belum memenuhi kriteria untuk dihargai amal mereka, sebab orang yang benar-benar beramal shalih secara tidak langsung ia ia telah bicara sekalipun dia diam. Dan telah diberitakan bahwa Allah Ta'ala berfirman; Aku tidak menerima semua semua perkataan orang bijak, akan tetapi Aku melihat kepada kecenderungan dan niyat baiknya untuk-Ku. Sebab siapa yang hasrat dan niyatnya untuk-Ku, Aku jadikan diamnya terpuji dan berwibawa, walaupun ia tidak berbicara. Allah subhanallahu wa ta'ala berfirman: "MATSALULLADZINA HUMMILUT TAURATA TSUMMA LAM YAHMILUUHA KAMATSALIL HIMARI YAHMILUL ASFARA" (Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tidak memikulnya (tidak mengerjakannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal) -Qs. Al Jumu'ah: 5-, Allah subhanallahu wa ta'ala juga berfirman: "KHUDZU MAA ATAINAAKUM BI QUWWAH" (Peganglah teguh-teguh apa yang telah kami berikan kepadamu) -Qs. Al Baqarah: 63, 93, 171-, ia berkata: 'Maksudnya mengerjakan isi yang terkandung padanya, dan tidak mencukupkan sunnah hanya dengan ucapan tanpa pengalaman. Karena pensifatan sunnah dengan perkataan tanpa perbuatan adalah dusta dengan perkataan, yang sekaligus menghilangkan ilmu. Dan janganlah kamu mencela bid`ah sekedar untuk bungkus keindahanmu dengan meneropong aib-aibnya, karena kerusakan penganut bid`ah tidak menambah kesalehanmu, dan janganlah kamu mencelanya karena dorongan diskriminatif terhadap penganutnya, karena diskriminasi adalah kerusakan dirimu sendiri, sebab tidak selayaknya dokter mengobati pasien dengan obat yang berpotensi menyembuhkan penyakit namun obat itu juga berpotensi mendatangkan penyakit baru. Karena apabila dokter itu sakit, ia sibuk dengan penyakitnya dan lupa mengobati mereka. Akan tetapi selayaknya ia mencari kesehatan untuk dirinya agar ia dapat mengobati para pasien. Hendaklah saat engkau melihat masalah yang menimpa saudara-saudaramu dan hatimu "kurang sreg", sebagaimana engkau melihat jika terjadi pada dirimu sendiri dan sebagai "peringatan" Tuhanmu terhadapmu, serta rasa kasihanmu kepada saudara-saudara kamu. Walaupun dalam hal itu lebih baik kamu lebih peduli terhadap aib diri kamu sendiri dari pada aib orang lain, dan lakukan saling menasehati satu sama lain diantara kamu, dan hendaklah yang mengorbankan nasehat itu merasa beruntung dan kamu menerimanya. Umar bin Al Khatthab radliallahu 'anhu berkata: 'Semoga Allah subhanallahu wa ta'ala melimpahkan rahmat kepada orang yang menunjukkan aib-aibku kepadaku'. Kamu suka berkata dan orang yang mendengarmu menahan diri demi kebaikanmu, padahal jika dikatakan kepada kamu perkataan yang sama seperti yang kamu katakan, kamu jengkel. Kamu mendapatkan hal-hal yang menjengkelkanmu, sebaliknya kamu mengerjakan apa yang mereka kerjakan, apakah kamu tidak suka dipersalahkan? ', Pikir ulanglah pendapatmu dan pendapat orang-orang yang sezaman denganmu, Selidikilah dahulu sebuah berita sebelum kalian berbicara dan belajarlah sebelum kalian beramal. Karena nanti akan datang suatu zaman yang saat itu yang benar bercampur dengan yang batil, dan yang ma'ruf (baik) menjadi mungkar dan yang mungkar menjadi ma'ruf. Betapa banyak orang yang mendekatkan diri kepada Allah subhanallahu w ta'ala namun dengan hal-hal yang justru menjauhkan dariNya, dan mencari cintaNya dengan hal-hal yang membuatNya murka. Allah subhanallahu wa ta'ala berfirman: "AFAMAN ZUYYINA LAHU SUU`U 'MALIHI FA RA`AHU HASANA" (Maka apabila orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu ia meyakini pekerjaan itu baik (sama dengan orang yang tidak ditipu syaitan)? -Qs. Al Fathir: 8-, hendaklah kamu berhenti dari hal-hal yang syubhat sehingga nampak bagi kamu kebenaran yang jelas disertai keterangan, karena orang yang mengintervensi perkara yang ia tidak tahu tanpa ilmu, ia berdosa, dan barangsiapa yang menyelidiki dengan niat ikhlash karena Allah, Allah subhanallahu wa ta'ala akan melihatnya. Hendaklah kamu berpegang teguh dengan Al Qur`an, jadikanlah ia imam dan ajaklah (manusia) untuk menjadikan Al Qur`an sebagai imam. Hendaknya kamu mencari jejak-jejak para pendahulu padanya. Seandainya para ahbar (pendeta yahudi) dan para rahib (pendeta Nashrani) tidak takut kehilangan martabat mereka dan kerusakan kedudukannya dengan menegakkan Al Kitab dan penjelasannya, niscaya mereka tidak akan menyelewengkan dan menyembunyikannya, akan tetapi mereka ketika menentang Al Kitab dengan perbuatan mereka, mereka berusaha mencari cara menipu kaumnya karena perbuatan yang mereka lakukan sendiri, karena mereka khawatir kedudukan mereka dirobohkan, dan manusia memperoleh kejelasan kerusakan mereka, lalu mereka selewengkan Al Kitab dengan tafsir menyeleweng, dan apa yang mereka tidak bisa selewengkan, mereka sembunyikan, lalu mereka diam terhadap perbuatan mereka sendiri karena dorongan untuk mempertahankan kedudukan mereka, dan diam terhadap apa yang diperbuat oleh kaumnya sambil berpura-pura. Sedang Allah subhanallahu wa ta'ala telah mengambil perjanjian dengan orang-orang yang di berikan Al Kitab agar mereka menjelaskannya kepada manusia dan tidak menyembunyikannya, akan tetapi mereka justru cenderung kepadanya dan mengajak manusia menganggap enteng masalah itu.

Sumber : Sunan Ad Darimi
Kitab : Kitab Mukaddimah
Bab : Surat Ubbad bin Ubbad Al-Khawwas Asy-Syami
No. Hadist : 647

Monday, May 24, 2010

Haram Membunuh Orang Kafir dan Wajib Dibunuh Orang Islam, Bingung??

Hadits Pertama:

حَدَّثَنَا قَيْسُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا مُجَاهِدٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا

Telah bercerita kepada kami Qais bin Hafsh telah bercerita kepada kami 'Abdul Wahid telah bercerita kepada kami Al Hasan bin 'Amru telah bercerita kepada kami Mujahid dari 'Abdullah bin 'Amru radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang membunuh mu'ahad (orang kafir yang terikat perjanjian) maka dia tidak akan mencium bau surga padahal sesungguhnya bau surga itu dapat dirasakan dari jarak empat puluh tahun perjalanan".

Takhrij Hadits:
Sumber : Shahih Bukhari
Kitab : Jizyah
Bab : Dosa orang yang membunuh kafir mu'ahad yang tidak berbuat kesalahan
No. Hadist : 3166

JALUR SANAD
Abdullah bin 'Amru bin Al
'Ash bin Wa'il

Mujahid bin Jabar

Al Hasan bin 'Amru

Abdul Wahid bin Ziyad

Qais bin Hafsh bin Al
Qa'qa'

Biografi Perawi Hadits (Tarjamah ar-Rawi al-A`la):
• Nama Lengkap : Qais bin Hafsh bin Al Qa'qa'
• Kalangan : Tabi'ul Atba' kalangan tua
• Kuniyah : Abu Muhammad
• Negeri semasa hidup : Bashrah
• Wafat : 227 H

Hukum Sanad:
ULAMA KOMENTAR
Yahya bin Ma'in Tsiqah
Al 'Ajli la ba`sa bih
Abu Hatim Syaikh
Ad Daruquthni Tsiqah
Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Hajar al 'Asqalani Tsiqah lahu Afrad

Hadits Kedua:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ الْبَاهِلِيُّ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ طَهْمَانَ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ رُفَيْعٍ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ رَجُلٌ زَنَى بَعْدَ إِحْصَانٍ فَإِنَّهُ يُرْجَمُ وَرَجُلٌ خَرَجَ مُحَارِبًا لِلَّهِ وَرَسُولِهِ فَإِنَّهُ يُقْتَلُ أَوْ يُصْلَبُ أَوْ يُنْفَى مِنْ الْأَرْضِ أَوْ يَقْتُلُ نَفْسًا فَيُقْتَلُ بِهَا

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan Al bahili berkata, telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Thahman dari Abdul Aziz bin Rufai' dari Ubaid bin Umair dari 'Aisyah radliallahu 'anha ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah -yang berhak disembah- selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah kecuali dengan salah satu dari tiga sebab; orang yang berzina setelah menikah, maka ia harus dirajam; seorang laki-laki yang keluar untuk memerangi Allah dan Rasul-Nya, maka ia harus dibunuh, disalib atau dibuang dari negri terebut. Serta seseorang yang membunuh orang lain maka harus dihukum mati karena membunuh."
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan Al bahili berkata, telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Thahman dari Abdul Aziz bin Rufai' dari Ubaid bin Umair dari 'Aisyah radliallahu 'anha ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah -yang berhak disembah- selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah kecuali dengan salah satu dari tiga sebab; orang yang berzina setelah menikah, maka ia harus dirajam; seorang laki-laki yang keluar untuk memerangi Allah dan Rasul-Nya, maka ia harus dibunuh, disalib atau dibuang dari negri terebut. Serta seseorang yang membunuh orang lain maka harus dihukum mati karena membunuh."

Takhrij Hadits:
Sumber: Sunan Abu Daud
Kitab: Hudud
Bab: Hukum bagi orang yang murtad
No. Hadits: 4353

JALUR SANAD:
Aisyah binti Abi Bakar
Ash Shiddiq

Ubaid bin 'Umair bin
Qatadah bin Sa'id

Abdul 'Aziz bin Rufai'

Ibrahim bin Thahman bin
Syu'bah

Muhammad bin Sinan

Biografi Perawi Hadits (Tarjamah ar-Rawi al-A`la):
• Nama Lengkap : Muhammad bin Sinan
• Kalangan : Tabi'ul Atba' kalangan pertengahan
• Kuniyah : Abu Bakar
• Negeri semasa hidup : Bashrah
• Wafat : 223 H

Hukum Sanad:
ULAMA KOMENTAR
Yahya bin Ma'in Tsiqah
Abu Hatim Shaduuq
Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Hajar al 'Asqalani tsiqah tsabat

Derajat Hadits ini: Shahih (Menurut Imam Nashiruddin Al-Albani) Kitab Sunan Abu Daud Hal.780


أَخْبَرَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ الدُّورِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ طَهْمَانَ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ رُفَيْعٍ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ عَائِشَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثِ خِصَالٍ زَانٍ مُحْصَنٌ يُرْجَمُ أَوْ رَجُلٌ قَتَلَ رَجُلًا مُتَعَمِّدًا فَيُقْتَلُ أَوْ رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنْ الْإِسْلَامِ يُحَارِبُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَرَسُولَهُ فَيُقْتَلُ أَوْ يُصْلَبُ أَوْ يُنْفَى مِنْ الْأَرْضِ

Telah mengabarkan kepada kami Al Abbas bin Muhammad Ad Duri, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir Al 'Aqadi dari Ibrahim bin Thahman dari Abdul Aziz bin Rafi' dari 'Ubaid bin 'Umair dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak halal darah seorang muslim kecuali dengan salah satu dari tiga sifat, yaitu; pezina yang telah menikah, maka ia dirajam, atau seseorang yang membunuh orang lain dengan sengaja, maka ia dibunuh, atau seseorang yang keluar dari Islam, memerangi Allah 'azza wajalla dan RasulullahNya, maka ia dibunuh atau disalib atau disingkirkan dari negeri.

Takhrij Hadits:
Sumber : Sunan An-Nasa'i
Kitab : Kesucian darah
Bab : Penyaliban
No. Hadist : 4048


JALUR SANAD:
Aisyah binti Abi Bakar
Ash Shiddiq

Ubaid bin 'Umair bin
Qatadah bin Sa'id

Abdul 'Aziz bin Rufai'

Ibrahim bin Thahman bin
Syu'bah

Abdul Malik bin 'Amru

Abbas bin Muhammad bin
Hatim bin Waqid

Biografi Perawi Hadits (Tarjamah ar-Rawi al-A`la):
• Nama Lengkap : Abbas bin Muhammad bin Hatim bin Waqid
• Kalangan : Tabi'ul Atba' kalangan pertengahan
• Kuniyah : Abu Al Fadlol
• Negeri semasa hidup : Baghdad
• Wafat : 271 H


Hukum Sanad:
ULAMA KOMENTAR
Ibnu Abi Hatim Shaduuq
Abu Hatim Shaduuq
An Nasa'i Tsiqah
Maslamah bin Qasim Tsiqah
Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Hajar al 'Asqalani tsiqoh hafidz
Adz Dzahabi tsiqoh hafidz

Derajat Hadits ini: Shahih (Menurut Imam Nashiruddin Al-Albani) Kitab Sunan An-Nasa’i Hal.625.

Sunday, May 09, 2010

بحث عن سمسار بورصة الأوراق المالية ومعاونيه في ضوء الفقه الإسلامي دراسة فقهية معاصرة



جامعة الأزهر
كلية الشريعة والقانون
بالدقهلية


بحث عن

سمسار بورصة الأوراق المالية

ومعاونيه في ضوء الفقه الإسلامي

دراسة فقهية معاصرة

إعـــــــداد :

ارحمني بن الحاج رافعون الإندونيسي
رقم الجلوس : ١٠٦٧٦


إشراف :
د. محمد شكري الجميل العدوي
أستاذ الفقه المقارن بالكلية



٢٠٠٩- ٢٠١٠ م

بسم الله الرحمن الرحيم


الحمدُ لله رب العالمين وبه نستعين وعلى أمور الدنيا والدين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين وعلى آله وصحبه أجمعين أما بعد :

فقد جاءت الشريعة الإسلامية لتحقيق مصالح العباد وهدايتهم إلى سبيل الرشاد ، ولهذا نظمت المعاملات المالية تنظيماً دقيقاً في أبواب الفقه الإسلامي ، وتضمنت هذه المعاملات العقود التي تنظم العلاقة بين الناس بصفة عامة ، وهي العقود المسماة التي أقرت الشريعة الإسلامية التعامل بها بين الناس ، إلاَّ أنَّ مصالح الناس اليومية متنامية ومتغيرة بحسب الزمان والمكان ، وعقد السمسرة من العقود غير المسماة التي لم تقرُّ لها الشريعة أحكاماً خاصةً بها تميزها عن غيرها من العقود.

اتسمت المعاملات المالية والاقتصادية بالعالمية فى ظل عصر العولمة والجات والنظام الاقتصادى العالمى الجديد ، وساعد على ذلك التقدم العظيم فى وسائل تقنية المعلومات وشبكات الاتصالات الإلكترونية العالمية ، وأصبح التعامل فى أسواق الأوراق المالية العالمية ممكناً من أى مكان.
وتحتاج المؤسسات المالية الإسلامية وما فى حكمها إلى معرفة الضوابط الشرعية للتعامل مع السماسرة بصفة عامة فى أسواق الأوراق المالية المحلية وبصفة خاصة فى أسواق الأوراق المالية العالمية ، ومعرفة الجائز شرعاً والمنهى عنه شرعاً ، وكذلك معرفة الشروط الواجب توافرها فى هؤلاء السماسرة .
ويختص الجزء الأخير من هذه الدراسة بتناول الضوابط الشرعية للتعامل مع السماسرة فى أسواق الأوراق المالية العالمية مع الإشارة إلى الشروط الواجب توافرها فيهم وذلك فى ضوء أحكام ومبادئ الشريعة الإسلامية والفتاوى الصادرة عن مجامع ومجالس الفقه الإسلامى .
فأقدم بين حضراتكم هذا البحث إلى فضيلتكم مع رجائي التوجيهات والإرشادات لنفسي ولهذا البحث الوجيز فعسى الله أن يجعلنا من الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه.
وأخيراً والله أرجوه أن يوفقني وإياكم لما يحبه ويرضاه وأن يجعل هذا العمل خالصا لوجهه الكريم إنه ولي المؤمنين.
وآخر دعوانا عن الحمد لله رب العالمين.
تفهنا الأشراف ، ليلة الخميس ٢٧ أبريل ٢٠١٠
كتبه
ارحمني بن الحاج رافعون الإندونيسي

خطة الدراسة

هذا البحث الوجيز المتواضع يشتمل على مقدمة وأربعة مباحث والخاتمة على النحو التالى:

المبحث الأول: بين يدي السمسرة والسمسار ومعاونيه
وفيه مطلبان:
المطلب الأول: مفهوم السمسرة والسمسار ومعاونيه في الفقه الإسلامي
المطلب الثاني: أدلة مشروعية السمسرة والسمسار ومعاونيه

المبحث الثاني: طبيعة عقد السمسرة في سوق الأوراق المالية

المبحث الثالث: الشروط الواجب توافرها في السمسار في سوق الأوراق المالية

المبحث الرابع: الضوابط الشرعية العامة للتعامل مع السمسرة

الخاتمة
فأبدأ هذا البحث الوجيز المتواضع وأقول وبالله التوفيق والهداية ...


المبحث الأول: بين يدي السمسرة والسمسار ومعاونيه
o المطلب الأول: مفهوم السمسرة والسمسار ومعاونيه في الفقه الإسلامي

♦ تعريف السمسرة وقد أفادَ بأنها في الأصل كلمة فارسية من حيث الأصل ، ومع ذلك فهي معربة وقد استعملها العرب في زمن الجاهلية ، ويُرادُ بها في اللغة : الوسيط بين البائع والمشتري لإمضاء البيع ، واستشهدَ بكلام الأعشى :
فأصبحتُ لا أستطيع الكلا م سوى أن أراجع سمسارها
وأما في الاصطلاح فلها تعريفات متقاربة ، وقد عرفها أرباب المذاهب الفقهية الأربعة ، وقد عرفها ابن تيمية بأنها: (التوسط بين المتعاقدين للتوفيق بينهما لإتمام العقد).
يُقصد بالسمسرة فى مجال المعاملات المالية : بأنها الوساطة بين البائع والمشترى ومن فى حكمهما فى تنفيذ عمليات البيع والشراء ونحو ذلك نظير أجر معلوم يتم التراضى عليه بين الأطراف ، وتعتبر السمسرة نوع ذو طبيعة خاصة من أنواع الوكالة طبقاً للأوامر الصادرة من الطرف المعطى لها.
♦ مفهوم السمسار:
ويطلق على الشخص الذى يقوم بعمليات السمسرة اسم الوسيط أو الدلال بأنه يتوسط بين البائع والمشترى ، كما أنه أحياناً يقدم معلومات تدلهما على تحقيق رغباتهم .
ويعتبر عمل السمسار من الأعمال المهنية والتى تتعلق بتقديم خدمات لمن يرغب من المتعاملين نظير أجر أو أتعاب يتم الاتفاق عليها فى إطار القوانين والأعراف ، يطلق عليها أتعاب السمسرة .
ويختلف عمل السمسار عن الأجير وعن الشريك من الناحية الشرعية والقانونية والمهنية ، وليس هذا هو المجال لمناقشة ذلك تفصيلاً ويرجع فى ذلك إلى المراجع المتخصصة.
سمسار الأوراق المالية : هو شخص ذو مؤهلات ومواصفات معينة يتلقي أوامر العملاء بالبيع والشراء في الأوراق المالية ، ويقوم بتنفيذها نيابة عنهم وبمعاونة مساعديه مقابل سمسرة - عمولة – محددة باللائحة ، ويمارس مهنته منفردا أو كشريك متضامن في شركة سمسرة.
وقيل : هو شخص ذو دراسة وعلم وكفاءة في شؤون الأوراق المالية ، ويقوم بعقد عماليات بيع وشراء الأوراق المالية من خلال بورصة الأوراق المالية ، وفي المواعيد الرسمية المحددة لها لحساب العملاء مقابل عمولة محددة من كل من البائع والمشتري ، ويعتبر السمسار ضامنا لصحة كل عملية تم تنفيذها بيعا وشراءً.
♦ معاونو سمسار بورصة الأوراق المالية:
يقوم سمسار الأوراق المالية في الأصل بعمله بنفسه ، ولكن ما أن يتسع نشاطه حتى يستشعر الحاجة في تنفيذ أعماله إلى أن يتخذ لنفسه أشخاصاً يعاونونه في تنفيذ أعماله ، ويكونون تابعين له ويعملون لحسابه وتحت مسؤوليته.
وعلى ذلك فمعاونو سمسار بورصة الأوراق المالية : هم أشخاص تابعون له يعاونوه في تنفيذ أعماله ويعملون لحسابه وتحت مسؤوليته. وهؤلاء المعاونين هم :
1- المندوب الرئيسي :
وهو مستخدم يعمل بأجر من قبل السمسار ، ليعاونه في تنفيذ الأوامر داخل المقصورة ، ولا يجوز له العمل إلا باسم السمسار الذي يتبعه وتحت مسؤوليته ، ولا يجوز أن يكون طرفاً في العمليات التي يعقدها السمسار ، ولا أن يعمل لحساب الخاص.
2- الوسيط :
وهو أداة اتصل بين العميل والسمسار ، ويتلقي الأوامر من العميل ويبلغها للسمسار - شركة السمسرة – المقيد عنده ، مقابل عمولة لا تتجاوز نصف المحصل من عمولة العمليات المعقودة بواسطته ، وهو مسئول عن المليات التي يتوسط فيها.
والوسطاء نوعان :
الأول: وسطاء لهم حق التعاقد : وهؤلاء هم الذين يجوز لهم دخول المقصورة لتنفيذ الأوامر الموكلة إليهم باسم السمسار - شركة السمسرة – الذي يتبعونه ولحسابه وتحت مسئوليته.

الثاني: هم الوسطاء الذين ليس لهم حق التعاقد : وهولاء يظل عملهم خارج نطاق المقصورة ، لأنهم ليس لهم حق التعاقد.
3- صانع السوق :
يمكن للوسيط أن يقوم بدور صانع السوق ، وذلك بقيامه ببيع وشراء الأوراق المالية بعد الترخيص من لجنة البورصة ، حيث يحق له أن يعمل لصالح عملائه أو لصالح نفسه.
ولصانع السوق دور مهم في المحافظة على توازن السوق واستمراريته ، فهو مشتر عندما يكون السمسار مشترياً ، ويترتب على ذلك تدفق السيولة في السوق ، والمحافظة على توازن العرض والطلب.
4- شركات المقاصة والتسوية :
تقوم هذه الشركات بدور مكمل لعمل السمسار أو شركة السمسرة في إتمام صفقات التداول ، حيث تقوم بما يأتي :
استكمال العمليات التي قامت بها شركات السمسرة من استلام وتسليم الأوراق المالية.
تسوية المراكز المالية الناتجة عن عمليات التداول بين الأطراف المتعاملة والمقاصة بينها.
الحفظ المركزي ، حيث يودع العملاء الأوراق المالية عندها مقبل إيصالات ، وعند إتمام صفقة عليها ، تقوم الشركة بقيد ملكية الأوراق لحساب المشتري ، وخصمها من ملكية حساب البائع وهي ما زالت في الحفظ المركزي ، مثلما يحدث في البنوك من تسوية حساب عميل إلى حساب آخر.

5- المتعهدون بتغطية الإصدارات المالية :
يمكن للوسيط بالإضافة لدوره كصانع السوق ، أن يمثل المتعهد لتغطية إصدار الأوراق المالية (يعني الإصدارات الجديدة للأوراق المالية) ، إذ يتعهد الوسيط أو من يقوم مقامه - مثل مؤسسة مالية ، أو بنك استثمار ، أو شركة استثمار – للجهة المصدرة بتسويق جميع إصدارتها مقابل عمولة معينة ، وفي هذه الحالة يتيعن عليه شراء ما يعجز عن تسويقه من هذه الإصدارات.

o المطلب الثاني: أدلة مشروعية السمسرة والسمسار ومعاونيه

تعتبر مهنة السمسرة من احتياجات الناس فى كافة المعاملات ولا سيما المعاملات المالية والتجارية حيث يحتاج البائع إلى من يعاونه فى بيع سلعته ويحتاج المشترى إلى من يدله عن ما يحتاجه من سلع ، وتأسيساً على ذلك يعتبر عمل السمسار من موجبات التجارة ولا سيما العالمية ، وتدخل فى نطاق التعاون على قضاء الصالح .

ولقد أجمع الفقهاء على مشروعية السمسرة وعمل السمسار واعتمدوا فى ذلك على مجموعة من الأدلة المستنبطة من مصادر الشريعة الإسلامية من أهمها ما يلى :( )
♦ ـ الكتاب:
يقول الله تبارك وتعالى : ........ وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الْأِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ [المائدة:2] ، ويعتبر عمل السمسار أحد صيغ التعاون فى تنفيذ عمليات البيع والشراء وما فى حكمهما فى إطار أحكام ومبادئ الشريعة الإسلامية .
♦ ـ السنة النبوية:
يقول الرسول صلى الله عليه وسلم : إن لله عباداً اختصهم لحوائج الناس يفزع الناس إليهم فى حوائجهم ، أولئك الآمنون من عذاب الله [ رواه الطبرانى ] ، وتدخل مهنة السمسرة فى نطاق قضاء حوائج الناس لأنها مما يحتاجها البائع والمشترى فى تحقيق مقاصدهم ، ولقد أجاز رسول الله صلى الله عليه وسلم أعمال السماسرة فى الأسواق ، فقد روى قيس الجهنى أنه قال : خرج علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم ونحن نتبايع بالسوق ، وكنا نُدعى بالسماسرة ، فقال : يا معشر التجار إن الشيطان والإثم يحضران البيع فشوبوا بيعكم بالصدقة [رواه الترمذى وقال حديث حسن صحيح] ، ويُفهم من هذا الحديث أن الرسول صلى الله عليه وسلم لم ينكر عليهم السمسرة وأوجب عليهم الزكاة والصدقات لتطهير أموالهم من اللغو والحلف والكذب ونحو ذلك من الآثام .
♦ ـ الإجماع:
لم يرد عن الفقهاء ما يشير إلى عدم جواز مهنة السمسرة ، بل أجمعوا على جوازها ووضعوا لها الضوابط الشرعية على النحو الذى سوف يرد تفصيلاً فيما بعد ، فقد قال ابن سيرين وعطاء وإبراهيم والحسن فى أمر السمسار : لا بأس ، كما ورد عن ابن عباس رضى الله عنهما قوله عن السمسار : (( لا بأس بأن يقول بع هذا الثوب فما زاد على كذا وكذا فهو لك ))( ) ، وتعتبر أعمال السمسرة من الأعمال المباحة شرعاً وفقاً للقاعدة الشرعية : (( الأصل فى العقود الإباحة فلا يُحرم منها إلا ما حرمه الله ورسوله ، ولم يحرم الله عقداً فيه مصلحة للمسلمين بلا مفسدة )) ، وتأسيساً على ذلك أن أى عقد مستجد فى الحياة المعاصرة يكون مقبولا شرعاً إذا لم يتصادم مع دليل شرعى يشتمل على مفسدة راجحة ( ) .
وخلاص القول فى مشروعية السمسرة : أنها من الأعمال المشروعة بأدلة من الكتاب والسُنة والإجماع ما دامت تلتزم بأحكام ومبادئ الشريعة الإسلامية .

المبحث الثاني: طبيعة عقد السمسرة في سوق الأوراق المالية

يعتبر عقد السمسرة من العقود المشروعة يتعلق بالوساطة بين البائع والمشترى فى سوق الأوراق المالية فى تنفيذ عمليات بيع وشراء الأوراق المالية وغيرها فى ضوء الأوامر الواردة له من العملاء وطبقاً للقوانين والتعليمات المنظمة لذلك نظير عمولة (أجر أو أتعاب) يتم الاتفاق عليها .
وتتمثل أركان هذا العقد فى الآتى :
الإيجاب: الصادر من البائع الراغب فى البيع ، أو من المشترى الراغب فى الشراء.
القبول: الصادر من السمسار الموافق على تنفيذ عمليات البيع أو الشراء وفق الأوامر الواردة له .
موضوع العقد: الوساطة فى تنفيذ عمليات الشراء أو البيع.
صيغة العقد: تنفيذ عملية كذا..... بشروط وضوابط كذا ..... نظير عمولة كذا .....

ويجب أن يشترط فى أركان هذا العقد الشروط العامة للعقود فى الفقه الإسلامى ، وليس هذا هو مناط الدراسة والبحث ، ولمزيد من التفصيل يمكن الرجوع إلى المراجع المذكورة فى الهامش ( ) .

المبحث الثالث: الشروط الواجب توافرها في السمسار في سوق الأوراق المالية

يشترط فيمن يقوم بأعمال السمسرة بصفة عامة وفى سوق الأوراق المالية بصفة خاصة مجموعة من الشروط (المعايير) والتى يمكن تبويبها فى مجموعتين رئيسيتين هما :
شروط تتعلق بالتكوين الشخصى للسمسار من حيث خلقه وسلوكياته (الأخلاق والسلوك).
شروط تتعلق بالجوانب الفنية من حيث المعارف والخبرة المهنية (الكفاءة الفنية).

وسوف نتناول هذه الشروط بشىء من التفصيل مع التطبيق على سوق الأوراق المالية.

أولاً القيم الأخلاقية والسلوكية للسمسار فى سوق الأوراق المالية: من أهمها ما يلى:

• الصدق : يلتزم السمسار فى كل معاملاته بالصدق والباعث له على ذلك قيمة الإيمانية ، ودليل ذلك قول الله تبارك وتعالى : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
[التوبة:119] ، والدليل من السنة النبوية قول الرسول صلى الله عليه وسلم : التاجر الصدوق مع النبيين والصديقين والشهداء [رواه الترمذى] ، ويقول صلى الله عليه وسلم : البيعان بالخيار حتى يتفرقا فان صدقا وبَيَّنا بورك لهما فى بيعهما ، وإن كتما وكذبا محقت بركة بيعهما [البخارى ] .
وتأسيساً على ذلك يجب على السمسار أن يكون صادقاً فى البيانات والمعلومات التى يقدمها لعملائه من البائعين والمشترين ، ويتجنب الكذب والغش والتدليس والكتمان وما فى حكم ذلك من الأمور التى حرمتها الشريعة الإسلامية.

• الأمانة : يلتزم السمسار بالأمانة فى المعاملة مع المتعاملين معه لأن هذا من موجبات التعاقد معه، ولقد أمر الله سبحانه وتعالى بالأمانة فقال : إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعاً بَصِيراً [النساء:58] كما أكد الرسول صلى الله عليه وسلم على ذلك فقال : أد الأمانة لمن ائتمنك ولا تخن من خانك [رواه أحمد وأبو داود]
وتأسيساً على ذلك يجب على السمسار أن يتحرى الأمانة فى كل معاملاته طبقاً للأوامر الواردة له ، كما يجب أن يكون أميناً فى المشورة والنصيحة التى يقدمها لعملائه عند طلبها فالمستشار مؤتمن ويتجنب الغش والتدليس والتزوير.

• الوفاء : يلتزم السمسار بالوفاء بالعقود والعهود ولا سيما بالأوامر الواردة له من العملاء ، حيث أن ذلك من موجبات الثقة فيه كوسيط ودلاَّل ، ولقد أمر الله سبحانه وتعالى بالوفاء فقال : وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ [النحل:91] ، ويؤكد الرسول صلى الله عليه وسلم على قيمة الوفاء بالعهود فيقول : من كان بينه وبين قوم عهد فلا يحل عهدا ولا يشدنه حتى يمضى أمره أو ينبذ إليهم على سواء [رواه الترمذى وقال حديث حسن ] .
وتأسيساً على ذلك يجب على السمسار أن يلتزم بوعوده وعهوده حتى يكون موضع ثقة من المتعاملين معه .

• النصيحة : يجب على السمسار أن يقدم النصيحة الصادقة والخالصة لعملائه وأن يكون لهم موجهاً ومرشداً إلى الأفضل والأحسن ، وأن لا يخشى إلا الله ، ويؤمن إيماناً راسخاً بأن الله هو الرزاق ذو القوة المتين ، ودليل خِصلة النصح من القرآن الكريم قول الله تبارك وتعالى : إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ [العصر:3] ، ويقول الرسول صلى الله عليه وسلم : الدين النصيحة ، قلنا لمن ؟ ، قال : لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم [رواه مسلم] ، وتأسيساً على ذلك يجب أن يكون السمسار مقداماً فى تقديم النصائح والتوصيات والإرشادات لعملائه لما فيه مصلحة لهم وأن لا يكون غشاشاً أو مدلساً أو مزوراً وما فى حكم ذلك ، ويرى فقهاء المعاملات أن الدافع والباعث والحافز على التزام السمسار بهذه القيم الأخلاقية هو القيم الإيمانية ومنها الإخلاص فى العمل ابتغاء وجه الله سبحانه وتعالى بجانب الباعث المجتمعى والمهنى .

ثانياً قيم الكفاءة المهنية : ومن أهمها ما يلى :

• أن يكون مؤهلا تأهيلاً علمياً مناسباً يمكنه من القيام بالمهام المكلف بها على الوجه اللازم ، وأن يكون على علم مستمر بالمستجدات فى مجال المعاملات فى أسواق الأوراق المالية .

• المعرفة التامة بالجوانب القانونية التى تحكم المعاملات فى سوق الأوراق المالية حتى يجنب عملائه مخاطر مخالفتها ، كما يجب أن يكون على علم تام بالجوانب الإجرائية اللازمة لتنفيذ الأوامر الواردة له من العملاء .

• أن يكون السمسار متقناً فى تنفيذ الأوامر الواردة له وفقاً للقوانين والأعراف والنظم واللوائح ، وله أن يستعين فى ذلك بالأساليب المعاصرة ، ولقد أوصى الرسول صلى الله عليه وسلم فقال : إن الله يحب إذا عَمِل أحدكم عملاً أن يتقنه [رواه البيهقى] .

• أن يأخذ السمسار بمنهج المعاصرة فى كافة أعماله ومعاملاته ، فالحكمة ضالة المؤمن أينما وجدها فهو أحق الناس بها ، وأن يكون مقداماً ومبدعاً ، ومن أساليب المعاصرة الواجب عليه الأخذ بها :
أساليب الحاسبات الإلكترونية المتقدمة وبرامجها المعاصرة .
أساليب شبكات الاتصالات المتقدمة وبرامجها المعاصرة .
نظم المعلومات المتكاملة العالمية الإلكترونية .
بنوك البيانات الوافية العالمية الإلكترونية .
نظم المواقع الإلكترونية المتخصصة .
وهكذا ....

• أن يستعين السمسار بفريق من الخبراء والمستشارين من التخصصات ذات العلاقة بمعاملاته والذين يقدمون له المعرفة والمشورة والرأى السديد مما يحتاجه ليقدمه لعملائه ، ومن بين هذه التخصصات : الاستثمار و الاقتصاد .
المعاملات الشرعية .
الجوانب القانونية .

• أن لا يمارس السمسار أى أفعال ضارة بالغير أو بالسوق وفقاً للقاعدة الشرعية المتواترة : ((لا ضرر ولا ضِرار ، والضرر يُزال )) كما يجب أن لا يقدم معلومات خاطئة ومضللة للعملاء ليتكسب من وراء ذلك بدون حق مشروع ، كما يجب ألا يساعد بعض العملاء على القيام بأعمال ضارة بالآخرين بهدف إخراجهم من السوق أو ما فى حكم ذلك .

• أن لا يمارس أى أعمال تتعارض مع المصالح المرسلة المشروعة الذى وضعها ولى الأمر (الجهات الحكومية المشرفة والمراقبة للأسواق ) لضبط وتنظيم التعامل فى الأسواق ما دام ذلك لا يتعارض مع أحكام ومبادئ الشريعة الإسلامية والأعراف السائدة .

تعقيب :
نخلص من الشروط السابقة الواجب توافرها فى السمسار فى أسواق الأوراق المالية أنها تدور حول محورين أساسيين هما : القيم الأخلاقية والسلوكية من ناحية والكفاءة الفنية والمهنية من ناحية أخرى وهذا يضمن أداء خدمات السمسرة بجودة وإتقان بما يحقق المقاصد المرجُوة التى وردت فى الأوامر الواردة من العملاء ، كما يحقق له الأجر الحلال الطيب المبارك .


المبحث الرابع: الضوابط الشرعية العامة للتعامل مع السمسرة
يحكم التعامل مع السماسرة فى أسواق الأوراق المالية مجموعة من الضوابط الشرعية الكلية العامة والمستنبطة من مصادر الشريعة الإسلامية وتتسم هذه الضوابط بمجموعة من الخصائص المميزة لها مثل :الثبات والموضوعية والشمولية والتوازن والتحفيز والمعاصرة والقابلية للتطبيق فى كل زمان ومكان ، كما أن مبعث الالتزام بها بصفة عامة : القيم والمُثل والأخلاق والسلوكيات الحسنة وتحقيق المصالح والمنافع للناس وللمجتمع ، وهى تنطبق على كافة السماسرة المحليين والعالميين .
ومن أهم هذه الضوابط ما يلى :

• المشروعية فى الاستثمار والمعاملات :

ويقصد بذلك أن يكون مجال معاملات السمسرة مشروعاً لا يتعارض مع نص صريح فى القرآن الكريم أو السنة النبوية الشريفة أو إجماع الفقهاء الثقات الصادرة عن مجامع الفقه ، كما يجب تجنب المعاملات التى تحرمها الشريعة الإسلامية والتى تتضمن الربا والغرر والتدليس والاحتكار والمقامرة (الميسر) والجهالة وكل ما يؤدى إلى أكل أموال الناس بالباطل.

وتأسيساً على ذلك يجب أن يبين العميل للسمسار ذلك بوضوح حتى يقدم له البيانات والمعلومات عن طبيعة الشركات المصدرة للأوراق ليختار منها ما يدخل فى نطاق الحلال المشروع.

• الطيبات فى الاستثمارات والمضاربات :

ويقصد بذلك أن تتعلق معاملات السمسرة بالأوراق المالية لشركات تعمل فى مجال الطيبات ذات العلاقة بتحقيق مقاصد الشريعة الإسلامية ،وهى حفظ الدين والنفس والعقل والعِرض والمال ، وهذا الضابط ثابت فى كل الأديان السماوية ، ودليل ذلك قول الله تبارك وتعالى : ........ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ [لأعراف:157] ، ويقول الرسول صلى الله عليه وسلم : إن الله طيب لا يقبل إلا طيبا ، ولا تقبل صدقة من غلول [رواه مسلم] .

وتأسيساً على ذلك يجب على السمسار أن يقدم بيانات ومعلومات لعملائه عن طبيعة أنشطة الشركات التى يتم التعامل فى أسهمها فى أسواق الوراق المالية حتى يوجههم إلى الحلال الطيب ، ولقد قامت بعض شركات الوساطة بذلك من خلال مساعدة الفقهاء وعلماء الاقتصاد الإسلامى.

• المحافظة على الأموال من الهلاك والضياع :

من بين مقاصد الشريعة الإسلامية حفظ المال ، ولذلك يجب أن يتعاون السمسار مع عملائه فى التعامل فى أسواق الأوراق المالية فى اختيار الأوراق المالية وبالآليات التى تقلل المخاطر وتنمى العوائد ، فعلى سبيل المثال لا يجب الدخول فى معاملات ذات مخاطر عالية غير مجدية وتؤدى إلى هلاك المال ، كما يجب تجنب طرق التعامل ذات المخاطر العالية مثل الاختيارات والمستقبليات والمشتقات المالية والتى لم تجيزها الشريعة الإسلامية.

• تنمية المال فى إطار المشروعية والطيبات :

يسعى المتعاملين فى سوق الوراق المالية إلى تنمية استثماراتهم وفقاً لشرع الله سبحانه وتعالى ، وذلك من خلال اختيار الأوراق المالية التى تنمو فى قيمتها وفى عوائدها فى إطار الحلال الطيب ، ولقد حث الإسلام على تنمية المال بصفة عامة وعدم اكتنازه ، فيقول الله تبارك وتعالى : ........... وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ [التوبة:34] ، ويحث الرسول على الاستثمار فيقول صلى الله عليه وسلم : استثمروا أموالكم حتى لا تأكلها الصدقة [رواه الإمام أحمد] .

وتأسيساً على ذلك يجب على السمسار أن يدل وينصح ويرشد عملائه إلى أنواع الاستثمارات التى تنمى أصل المال وعوائده بالحلال وفى إطار أحكام ومبادئ الشريعة الإسلامية.

• التوازن والتنوع لتقليل المخاطر وتنمية العوائد والأرباح :

اتصالاً بالضابط السابق يجب على السمسار أن يرشد ويوجه عملائه إلى مجموعة من الأوراق المتنوعة فى إطار المشروعية والطيبات بما تقلل المخاطر إلى أدنى مستوى ممكن وتنمى العوائد إلى أقصى مستوى ممكن ، وتساهم خبرات السمسار وما لديه من معلومات أن يحقق ذلك لعملائه ، وله أن يستعين فى ذلك بأهل الخبرة والاختصاص.


• المعلومية والتدوين والتوثيق بين السمسار وعملائه لحفظ الحقوق :

ويقصد بذلك أن كل من العميل والسمسار وغيرهم مقدار ما يقدمه من مال للاستثمار ومقدار ما يتحمله من مخاطر إذا حدثت ، وأن يكتب ذلك فى عقود موثقة ومكتوبة حتى لا يحدث جهالة وغرر ويؤدى ذلك إلى شك وريبة ونزاع بينهما ، ولقد تناول القرآن الكريم هذه المسألة فى آية التدوين فيقول الله تبارك وتعالى : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى أَجَلٍ مُسَمّىً فَاكْتُبُوهُ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ وَلا يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئاً فَإِنْ كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهاً أَوْ ضَعِيفاً أَوْ لا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ فَإِنْ لَمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَى وَلا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا وَلا تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ صَغِيراً أَوْ كَبِيراً إِلَى أَجَلِهِ ذَلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَى أَلَّا تَرْتَابُوا إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةَ تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ وَلا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلا شَهِيدٌ وَإِنْ تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ [البقرة:282].
وتأسيساً على ذلك يجب أن تكون الأوامر الصادرة من المتعاملين مع السمسار مكتوبة وواضحة وشفافة ، كما يجب أن يكون عقد السمسرة بين العميل والسمسار مبيناً فيه كافة الشروط والاتفاقيات ولا سيما مقدار أجرة السمسرة.

تعقيب :

تتفاعل هذه الضوابط الشرعية مع بعضها البعض لتحقق للمتعاملين فى أسواق الأوراق المالية ولشركات الوساطة المالية والسماسرة مجموعة من المقاصد الهامة والمشروعة ومنها :

التعامل وفقاً لأحكام ومبادئ الشريعة الإسلامية لتحقيق النمو والنماء.

المحافظة على الأموال وتنميتها بالحق ومنعها من الاستثمار فى الحرام الخبيث.

المحافظة على حقوق المتعاملين والسماسرة وفقاً للعقود والعهود.

المحافظة على استقرار المعاملات فى الأسواق وتجنب الأزمات والتقلبات.

حماية أسواق الأوراق المالية من الغش والغرر والجهالة والتدليس والإشاعات المغرضة وكافة صور أكل أموال الناس بالباطل.
الــخـاتــــمة

إن الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله صلى الله عليه وسلم وعلى آله وصحبه ومن اتبع هداه واقتفى أثره واسنن بسنته إلى يوم القيامة ، وبعد.

فإن هذا البحث الوجيز المتواضع لم يكن شاملاً كافياً حاوياً لكل مسائل موجودة في سمسار بورصة الأوراق المالية ومعاونيه وأن ثمة مسائل أخرى تحتاج إلى تفصيلها وتفريعها وتخريج أقوال الفقهاء فيها وإن شاء الله تعالى أن تدرسها سويا في أيام قادمة.

وأما من خلال ما تقدم في هذا البحث الوجيز المتواضع يلاحظ أربعة أشياء ، من أهمها ما يلى :
أولاً : تعتبر السمسرة من المهن الخدمية المشروعة بأدلة من الكتاب والسُنة والإجماع ، ولقد وضع الفقهاء من السلف والخلف لها الضوابط الشرعية لتحقيق مقاصدها المنشودة للمتعاملين فى الأسواق.
ثانياً : يعتبر السمسار وسيطاً ومرشداً وموجهاً وناصحاً لمن يتعاملون معه وفق الأوامر التنفيذية الصادرة له فى عمليات البيع والشراء وما فى حكم ذلك مقابل أجر أو أتعاب معلومة ومحددة يتم الاتفاق عليها طبقاً للقوانين والأعراف السائدة فى الأسواق ولقد كَيَّف بعض الفقهاء التعاقد معه على أنه عقد وكالة بنظام خاص.
ثالثاً : يشترط فى السمسار ومعاونيه بصفة عامة سواء كان محلياً أو عالمياً مجموعة من الشروط يمكن تبويبها فى مجموعتين رئيسيتين هما :
شروط القيم والمثل والأخلاق والسلوكيات.
شروط الكفاءة الفنية والمهنية.
ويستنبط من هذه الشروط معايير جودة أداء خدمة السمسرة بصفة عامة ، والسمسرة فى أسواق الأوراق المالية المحلية والعالمية بصفة خاصة ، وهذا أمر ضرورى وحاجى فى ظل الأزمات المالية العالمية.
رابعاً : يحكم التعامل مع السماسرة فى أسواق الأوراق المالية بصفة عامة مجموعة من الضوابط الشرعية الواجب مراعاتها فى الأوامر التنفيذية الصادرة لهم من العملاء ، من أهمها ما يلى :
• ضابط مشروعية المعاملات والاستثمارات.
• ضابط الطيبات فى الاستثمارات.
• ضابط المحافظة على الأموال من الهلاك والضياع.
• ضابط تنمية الاستثمارات وعوائدها.
• ضابط تقليل المخاطر وتنمية العوائد.
• ضابط المعلومية والتدوين والتوثيق لحفظ الحقوق.
والحمد لله الذى بنعمته تتم الصالحات

قائمة المراجع المختارة

د. عادل عبد الفضيل عيد ـ (السمسرة في الفقه الإسلامي والتطبيقات المعصرة) ـ دار الفكر الجامعي ـ 2008م.
د. عطية فياض ـ (سوق الأوراق المالية فى ميزان الفقه الإسلامى) ـ دار النشر للجامعات ، القاهرة ، 1998م.
د. حسين حسين شحاتة ، د. عطية فياض ـ (الضوابط الشرعية للتعامل فى سوق الوراق المالية) ـ دار التوزيع والنشر الإسلامية ـ القاهرة ـ 2001م.
شعبان محمد إسلام البرواري ـ (بورصة الأوراق المالية من منظور إسلامي) ـ دارالفكرالمعاصرـ 2002م.
د.محمد شكري الجميل العدوي – (بورصة الأوراق المالية في ميزان الشريعة الإسلامية والقانون الوضعي) – مكتبة الكلية – 2009-2010م.
علاء الدين أحمد جبرـ (بورصة الأوراق المالية) ـ طبعة الهيئة المصرية العامة للكتاب ـ 2007م.
د. عبد الفضيل محمد أحمد – (بورصات الأوراق المالية) بحث منشور بمجلة البحوث القانونية والاقتصادية – كلية الحقوق , جامعة المنصورة, العدد الثالث, إبريل, 1988م.
د. محمد صبري هارون – (أحكام الأسواق المالية) – طبعة: دار النفائس للنشر والتوزيع- الأردن, الطبعة الأولى – 1999م
سيد سابق ، (فقه السنة) ، الجزء الثالث.
د. على أحمد الندوى ، (جمهرة القواعد الفقهية فى المعاملات المالية) ، الجزء الأول.
الشيخ على الخفيف ، (أحكام المعاملات الشرعية ) ، من مطبوعات بنك البركة الإسلامى ، البحرين.
د. عبد الحميد محمود البعلى ـ (ضوابط العقود) ـ مكتبة وهبة ـ القاهرة ـ الطبعة الأولى.
د. عبد الستار أبو غدة ـ (أوفوا بالعقود) ـ من مطبوعات دلة البركة ـ 1997م.
الشيخ حسن أيوب ـ (فقه المعاملات المالية فى الإسلام) ـ دار النشر والتوزيع الإسلامية ـ 1998م.

لك الحمد ولك الشكر كما ينبغي لجلال وجهك الكريم ولعظيم سلطانك