Mufti Baru Mesir: Dr. Syauqi Ibrahim Abdul Karim

Senin (11/02), Dewan Petinggi Ulama Al-Azhar, yang diketuai oleh Syekh Ahmad Thayyib (Grand Syekh Al-Azhar), melakukan pertemuan tertutup guna membahas siapa pengganti Syekh Ali Jum’ah sebagai Grand Mufti Mesir, yang masa jabatannya akan selesai pada akhir Februari nanti ..

Ada Cinta di MTQ ..*

Unik, panggilan yang tak terduga ketika aku harus menghentikan sejenak pengembaraan mengais ilmu di Negeri Idaman sebagian para Cendikiawan, berat, meski akhirnya sampai juga di Negeri Suara Emas ..

Biografi Singkat Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi: Pemimpin Para Da'i

Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’râwi (16 April 1911 M. – 17 Juni 1998 M.) merupakan salah satu ahli tafsir Alquran yang terkenal pada masa modern dan merupakan Imam pada masa kini ..

KH. A. Tajuddin Marzuki Tokoh Ulama Oejoeng Malang sekaligus Representatif Generasi Kedua Attaqwa

Tanda-tanda dicabutnya ilmu oleh Allah SWT adalah perginya para ulama. Sudah banyak ulama yang telah pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya ..

IELTS Class; Antara Jenuh dan Semangat

Pada Ahad beberapa minggu yang lalu, aku tiba di Pare, sebuah desa yang sudah terkenal dengan sebutan Kampung Inggris ..

Wednesday, March 26, 2014

Inspiring Spirit Sultan Maulana Hasanuddin Banten Dalam Mewujudkan Masyarakat Sejahtera

A.     Pendahuluan

Salah satu yang mendasari lahirnya Provinsi Banten sejak masih berupa embrio gagasan hingga era reformasi bergulir apalagi kalau bukan alasan kesejahteraan Banten yang amat masyhur. Keinginan urang Banten untuk meningkatkan status Banten dari kerisidenan menjadi sebuah provinsi karena Banten memiliki keistimewaan juga selain dari Yogyakarta dan Aceh. Landasan filosofisnya adalah Banten memiliki kesulitan yang amat kokoh dan heroik, yaitu Banten tidak pernah tunduk dan menyerah pada kolonial Belanda. Dibuktikan dengan penghancuran total Keraton Surosowan, bukan hanya itu Banten pernah berdiri sendiri karena diblokade oleh Belanda sehingga memunculkan mata uang sendiri sebagai alat tukar masyarakat kala itu.

Monday, March 24, 2014

Pesantren Transformatif: Mengais Serpihan Janji Demokrasi, Mengubur Kepemimpinan Transaksional

Prolog: Krisis Kepemimpinan Sebagai Benih Keretakan
 
Rakyat Indonesia dalam pandangan Burhanuddin Muhtadi dijuluki sebagai rakyat yatim piatu. Yatim, karena pemerintah jarang hadir dalam berbagai permasalahan yang dihadapi publik tetapi begitu sigap menarik pajak. Piatu, karena partai politik hanya muncul ketika musim pemilu tiba. Rakyat dihadiahi surplus politisi, tetapi defisit negarawan. Demikian Burhanuddin Muhtadi menjelaskan dalam William Lidle, dkk (2011: 145).

Apa yang dikatakan Burhanuddin, penulis pikir sulit untuk disangkal. Kasus terkuaknya korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan yang terjadi di Indonesia, merupakan salah satu buktinya. Dengan mata telanjang kita menyaksikan betapa lebarnya ketimpangan sosial yang ada. Kesulitan hidup rakyat, berbanding terbalik dengan kemegahan dan kegelimangan harta penguasa beserta oligarki yang dibentuknya. Hemat penulis, hal ini seolah tamparan hebat bagi perjalanan demokrasi yang sudah diperjuangkan dengan berdarah-darah.