Mufti Baru Mesir: Dr. Syauqi Ibrahim Abdul Karim

Senin (11/02), Dewan Petinggi Ulama Al-Azhar, yang diketuai oleh Syekh Ahmad Thayyib (Grand Syekh Al-Azhar), melakukan pertemuan tertutup guna membahas siapa pengganti Syekh Ali Jum’ah sebagai Grand Mufti Mesir, yang masa jabatannya akan selesai pada akhir Februari nanti ..

Ada Cinta di MTQ ..*

Unik, panggilan yang tak terduga ketika aku harus menghentikan sejenak pengembaraan mengais ilmu di Negeri Idaman sebagian para Cendikiawan, berat, meski akhirnya sampai juga di Negeri Suara Emas ..

Biografi Singkat Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi: Pemimpin Para Da'i

Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’râwi (16 April 1911 M. – 17 Juni 1998 M.) merupakan salah satu ahli tafsir Alquran yang terkenal pada masa modern dan merupakan Imam pada masa kini ..

KH. A. Tajuddin Marzuki Tokoh Ulama Oejoeng Malang sekaligus Representatif Generasi Kedua Attaqwa

Tanda-tanda dicabutnya ilmu oleh Allah SWT adalah perginya para ulama. Sudah banyak ulama yang telah pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya ..

IELTS Class; Antara Jenuh dan Semangat

Pada Ahad beberapa minggu yang lalu, aku tiba di Pare, sebuah desa yang sudah terkenal dengan sebutan Kampung Inggris ..

Friday, March 19, 2010

Dr. Ahmad Thayyib: Syekh Al-Azhar Yang Baru


Dr. Ahmad Thayyib: Syekh Al-Azhar Yang Baru

Presiden Muhammad Husni Mubarak pada hari Jumat ini (19/03/10), mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 62 tahun 2010 tentang pengangkatan Dr. Ahmad Muhammad Ahmad Thayyib sebagai Syekh Al-Azhar yang baru.

Keputusan tersebut ditetapkan untuk mengangkat Dr. Ahmad Muhammad Ahmad Thayyib sebagai Syekh Al-Azhar, pengganti Syekh Muhammad Sayyid Thantawi, yang meninggal pekan lalu. Adapun Masa kepemimpinan sebagai Syekh Al-Azhar adalah seumur hidup.

Ketika Syekh Thantawi meninggal, anggota kantornya, Ashraf Hassan, telah mengatakan bahwa Muhamad Washil, wakil Syekh Thantawi, diharapkan untuk sementara mengambil alih memimpin lembaga sampai Presiden Mesir menunjuk Syekh Al-Azhar yang baru.

Sejak 1961, Imam Besar Al-Azhar telah ditentukan melalui dekrit presiden, hal tersebut membuka pos untuk kritik karena terlalu dekat dengan pemerintah.

Hal ini terkait dengan Universitas Al-Azhar yang didirikan pada abad kesepuluh sebagai pusat yang paling penting untuk belajar Islam Sunni di dunia, yayasan tersebut mengeluarkan sejumlah fatwa untuk membimbing kaum Muslim.

Sebelum pengangkatan resmi Syekh Al-Azhar yang baru diumumkan, beberapa sumber di Al-Azhar mengatakan kandidat yang paling terkemuka untuk menggantikan Syekh Thantawi di antaranya adalah Menteri Wakaf Mahmud Hamdi Zaqzuq, Dekan Universitas Al-Azhar Ahmad Thayyib, dan Mufti Negara Mesir Ali Jum’ah.

Salah satu sumber berkata kepada Reuters bahwa Ali Jum’ah, telah memotong kunjungannya ke Jepang setelah mengetahui pemberitaan kematian Syekh Al-Azhar, tampaknya kurang mungkin atau mempunyai kesempatan yang sangat kecil karena ia memulai pendidikan Azhari setelah menerima gelar sarjana dari Fakultas Perdagangan Universitas Ain Syams di Kairo.

Syekh Ali Jum’ah pun tidak menunggu untuk dapat diangkat sebagai Syekh Al-Azhar sebelum kembalinya Presiden Husni Mubarak ke Mesir dari Jerman, yang melewati masa pemulihan setelah pembedahan untuk menghilangkan striktur bilier.

Dr. Ali Jum’ah – orang yang pertama memberikan ucapan selamat kepada Syekh Al-Azhar yang baru – harapan beliau kepada Dr. Ahmad Thayyib adalah semoga Allah membantunya dalam tugas besar ini untuk melayani Islam dan kaum Muslim di mesir dan dunia.

Mufti juga memuji – melalui telegram yang dikirimnya untuk Syekh Al-Azhar yang baru- Dr. Ahmad Thayyib memiliki peran penting melalui pengetahuannya dan status relijius dan ilmiahnya, yang menekankan kerja sama penuh dari semua lembaga-lembaga keagamaan di Mesir untuk melayani Islam dan kaum Muslim.

Sementara itu, Dr. Ahmad Thayyib ingin mengungkapkan apresiasinya yang mendalam terhadap kepercayaan besar yang diberikan kepadanya oleh Presiden Husni Mubarak dengan ditunjuknya sebagai Syekh Al-Azhar yang baru.

Telah dibayangi keadaan gembira seluruh Universitas Al-Azhar karena terpilihnya kepemimpinan Syekh Al-Azhar yang baru, meskipun hari ini adalah akhir pekan, tetapi kantor rektor universitas telah menerima ratusan panggilan untuk mengucapkan selamat kepada Dr. Ahmad Thayyib dengan posisinya yang baru.

Biografi Singkat Dr. Ahmad Thayyib, Pendidikan dan Karirnya.


Lahir pada tahun 1946, di desa El-Marashda, distrik Deshna, provinsi Qana, Mesir. Dari keluarga yang terhenti keturunannya dengan Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Ahmad Thayyib kecil bergabung dengan sekolah yang berafiliasi Al-Azhar pada usia 10 tahun, dengan rentang karir 40 tahun di lembaga pendidikan. Beliau menerima gelar License (Lc.) dari Universitas Al-Azhar pada fakultas Aqidah dan Filsafat Islam pada tahun 1969, dan diangkat menjadi dosen di Universitas, dan menerima gelar master pada tahun 1971, kemudian gelar Doktor (PhD) pada tahun 1977.

Dr. Ahmad Thayyib adalah seorang profesor dalam aqidah Islam, lancar dalam berbahasa Prancis dan Inggris, mempunyai banyak kajian, penelitian dan karangan mengenai aqidah dan filsafat Islam, beliau menerjemahkan sejumlah referensi berbahasa Prancis ke bahasa Arab, dan bekerja sebagai dosen beberapa waktu di Prancis.

Pernah diberikan kekuasaan sebagai Dekan Fakultas Studi Islam dan Arab untuk putra di Qana, dan kemudian ditugaskan sebagai Dekan Fakultas Studi Islam untuk putra di Aswan, dan kemudian ditunjuk sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin di Universitas Islam Internasional, Pakistan.

Dahulunya pernah memegang jabatan Mufti Negara Mesir hingga September 2003. Hingga akhirnya beliau diangkat sebagai Rektor Universitas Al-Azhar, beliau juga salah seorang anggota Akademi Riset Islam (Islamic Research Academy) - dan akan memimpin Dewan tersebut setelah ditunjuk sebagai Syekh Al-Azhar yang baru ini -, dan anggota Dewan Tertinggi Tarekat Sufi dan sebagai Syekh Tarekat Ahmadiyah Klutip menggantikan ayahnya, pendiri tarekat klutip di Aswan, dan juga memimpin Komite Dialog Antar Agama di Al-Azhar.

Para Ulama di Al-Azhar mengatakan: Beliau adalah seorang yang mempunyai ilmu yang luas, beliau tidak akan masuk dalam perdebatan ke arah isu kontroversial, dan ketika menjadi mufti Negara Mesir beliau tidak merilis fatwa yang memicu kontroversi.

"Perbedaan di antara orang-orang, baik dalam keyakinan agama, pola fikir, bahasa atau emosi, adalah prinsip dasar Al-Quran. Allah menciptakan beragam suku bangsa," katanya sebelum menerima Uskup Agung Canterbury, Rowan Williams, dalam upaya untuk meningkatkan dialog antar-agama.

Dr. Ahmad Thayyib juga dikenal karena sikap kerasnya terhadap kelompok Al-Ikhwanul Muslimun, organisasi yang paling terorganisir dari kelompok oposisi, yang tetap resmi dilarang walaupun tetap dapat dukungan dari sebagian rakyat.

Pada tahun 2006, ia mengecam parade gaya militer oleh Persaudaraan mahasiswa di Universitas Al-Azhar di mana mereka memakai masker hitam "seperti Hamas, Hizbullah dan Pengawal Republik di Iran," katanya pada saat itu. Beberapa mahasiswa diskors dari universitas setelah parade dan puluhan lainnya ditangkap.

Demikianlah Profil singkat Dr. Ahmad Thayyib Syekh Al-Azhar yang baru, semoga cita-cita para leluhur Al-Azhar yang moderat agar lembaga ini terus memberikan sumbangsih khazanah keilmuan Islam akan tercapai dan terus berlanjut melalui kepemimpinannya.

Wednesday, March 10, 2010

Wafatnya Seorang Ulama Yang Arif dan Bijaksana: Fadhilatul Imâmil Akbar Ad-Duktûr Muhammad Sayyid Thantawi Syaikhul Azhar Asy-Syarif


Syekh Thantawi yang dijuluki Fadhilatul Imamil Akbar Syaikhul Azhar Asy-Syarif, meninggal Rabu pagi di Arab Saudi setelah mengalami serangan jantung yang akut, pada usia 81 tahun.
Beliau telah menderita penyakit jantung, yang sudah terpasang penyangga di dalam jantungnya pada tahun 2006. Beliau juga menderita diabetes, dan kesehatannya mengalami krisis pada akhir 2008 setelah terluka dalam salah satu kakinya dengan infeksi berat pada saraf kaki, dan dirawat di rumah sakit selama 10 hari.
Kunjungan Syekh Thantawi ke Kerajaan Saudi untuk menghadiri acara pemberian penghargaan Internasional Raja Faisal untuk layanan Islam kepada para pemenang tahun ini.
Wartawan BBC di Kairo memberitakan bahwa Syekh Thantawi menderita serangan jantung ketika sedang dalam perjalanan ke bandara untuk kembali ke Mesir. Dan dibawa ke rumah sakit terdekat di mana ia meninggal.
Jasad Syekh Al-Azhar tersebut kemudian dipindahkan melalui pesawat pribadi ke Madinah untuk dimakamkan di pemakaman Baqi' Al-Gharqad (penj: terletak di sebelah tenggara Masjid Nabawi tempat di mana dimakamkan sebagian isteri nabi, putra-putri nabi, para sahabat dan tabi'in serta orang shaleh lainnya. Dan banyak hadits tentang keutamaan penghuni dan maqam baqi', antaranya: Dari Aisyah ketika Rasulullah berziarah ke maqam Baqi' beliau mengucapkan: Salam sejahtera bagi kalian di tempat pemakaman umat Islam. Telah datang kepada kalian perkara yang telah dijanjikan, pada hari esok kalian akan ditundakan. Dengan izin Allah kita bisa bertemu besok. Ya Allah ampunilah para penghuni pemakaman baqi' [Hadits Shahih Imam Muslim 974] dan masih banyak hadits yang lainnya berkenaan tentang maqam baqi'), pemerintah Saudi telah mengirimkan pesawat pribadi ke Kairo untuk membawa keluarganya untuk berpartisipasi dalam upacara pemakaman.
Abdullah Al-Najjar, salah satu penasihat Syekh Thantawi pada waktu diwawancarai oleh televisi Nil Mesir, beliau mengatakan bahwa kematian Syekh Thantawi adalah secara tiba-tiba, saat itu kesehatan dan keadaan Syekh terlihat sangat baik selama kunjungannya di Arab Saudi.
Menurut kantor berita reuters, mengutip perkataan Hasan Asyraf, salah seorang staf Syekh Thantawi mengatakan bahwa Syekh Washil Hasan yang selama ini menjadi wakil Syekh Al-Azhar secara otomatis langsung memegang kendali sementara dalam kewenangan urusan yayasan Al-Azhar. Akan tetapi beberapa petinggi di Al-Azhar memprediksikan jabatan Grand Syekh Al-Azhar yang baru akan diisi oleh Syekh Dr. Muhammad Ali Jum’ah yang saat ini menjabat sebagai Mufti Negara Mesir. Namun demikian yang berkuasa penuh dalam pengangkatan Syekh Al-Azhar yang baru akan ditunjuk langsung oleh Presiden Mesir Husni Mubarak.

Kisah perjalanan hidup Syekh Thantawi


Syekh Thantawi dilahirkan pada tanggal 28 Oktober 1928 di desa Salim Timur, distrik Tama, provinsi Suhaj, dan beliau belajar serta menghafal Al-Quran di kota Alexandria.
Beliau menerima gelar doktor dalam ilmu hadits dan tafsir pada tahun 1966 dengan prediket Cumlaude, kemudian bekerja sebagai dosen di Fakultas Ushuluddin, dan kemudian ditugaskan untuk mengajar di Libya Arab Jamahiriya selama 4 tahun, kemudian bekerja sebagai dekan Sekolah Pascasarjana Universitas Islam di Madinah.
Penunjukkan Dr. Muhammad Sayyid Thantawi sebagai Mufti Negara Mesir pada tanggal 28 Oktober 1986, dan menduduki posisi ini sampai beliau diangkat sebagai Syekh Universitas Al-Azhar pada tahun 1996. Menggantikan Syekh Jad al-Haq Ali Jad al-Haq.
Syekh Tantawi adalah salah satu dari Ulama Al-Azhar yang paling mulia dan paling disiplin dalam ilmu, terutama dalam ilmu tafsir.
Terlihat kepemimpinannya bagi Yayasan Al-Azhar yaitu sejumlah sikap yang memicu perdebatan yang luas di tengah-tengah masyarakat Mesir, dan pengaruh pendapatnya yang moderat terhadap kaum militan, seperti keputusan untuk melarang pemakaian niqab (baca: cadar) di suatu kelas pada akhir tahun lalu.
Syekh Thantawi telah terkejut di tengah-tengah kunjungannya ke Ma’had Azhar di Nasr City, utara-timur Kairo dengan salah seorang siswi di kelas dua yang mengenakan niqab di dalam ruang kelas kemudian beliau memerintahkan siswi tersebut untuk melepaskannya.
Dikutip oleh laporan media bahwa beliau mengatakan di depan para siswi bahwa "Niqab hanya sebuah adat dan tidak ada hubungannya dengan agama Islam, dari dekat atau jauh."
Langkah ini dipandang sebagai sebuah bagian dari perjuangan menciptakan Islam moderat yang diperjuangkan oleh Negara, namun memicu amarah kalangan Islam radikal di Mesir.
Namun demikian beliau adalah ulama yang sangat mementingkan kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok atau pribadi, dan tidak asal mengeluarkan fatwa-fatwa melainkan karena tuntutan situasi dan kondisi yang penting serta masih banyak lagi keunggulan serta jasa beliau dalam memajukkan umat Islam di Mesir maupun di seluruh dunia.
Kullu nafsin dzaiqatul maut ... Mudah-mudahan segala amal perbuatan beliau diterima di sisi Allah ‘azza wajalla, dan ditempatkan di Raudhah-Nya. Amin ya robbal ‘alamin.