Mufti Baru Mesir: Dr. Syauqi Ibrahim Abdul Karim

Senin (11/02), Dewan Petinggi Ulama Al-Azhar, yang diketuai oleh Syekh Ahmad Thayyib (Grand Syekh Al-Azhar), melakukan pertemuan tertutup guna membahas siapa pengganti Syekh Ali Jum’ah sebagai Grand Mufti Mesir, yang masa jabatannya akan selesai pada akhir Februari nanti ..

Ada Cinta di MTQ ..*

Unik, panggilan yang tak terduga ketika aku harus menghentikan sejenak pengembaraan mengais ilmu di Negeri Idaman sebagian para Cendikiawan, berat, meski akhirnya sampai juga di Negeri Suara Emas ..

Biografi Singkat Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi: Pemimpin Para Da'i

Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’râwi (16 April 1911 M. – 17 Juni 1998 M.) merupakan salah satu ahli tafsir Alquran yang terkenal pada masa modern dan merupakan Imam pada masa kini ..

KH. A. Tajuddin Marzuki Tokoh Ulama Oejoeng Malang sekaligus Representatif Generasi Kedua Attaqwa

Tanda-tanda dicabutnya ilmu oleh Allah SWT adalah perginya para ulama. Sudah banyak ulama yang telah pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya ..

IELTS Class; Antara Jenuh dan Semangat

Pada Ahad beberapa minggu yang lalu, aku tiba di Pare, sebuah desa yang sudah terkenal dengan sebutan Kampung Inggris ..

Thursday, August 26, 2010

Natijah .. Kau Membuat Jiwa Raga dan LC Ku Mati Suri


Natijah ..!! Iya benar Natijah .. Kata yang tidak asing lagi di telinga Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir), setiap mahasiswa yang mendengar kata tersebut akan terpacu jantungnya bila Natijah didengungkan kembali. Di Alazhar kata Natijah adalah momok yang sangat menakutkan kadang pula biasa saja bagi sebagian mahasiswa, karena Natijah adalah hasil akhir dari ujian yang dilakukan oleh mahasiswa/I Alazhar dari mulai ujian termin satu/ujian musim dingin pada bulan Januari dan ujian termin dua/ujian musim panas pada bulan Juni.

Dua bulan berlalu, sungguh tidak seperti biasanya menunggu Natijah selama ini, karena sejak tingkat satu sampai tingkat tiga setelah dua minggu selesai ujian akhir pasti bisa mengontrol ke bagian kontrol Natijah. Tapi apa boleh buat, hari berlalu meninggalkan jam, bulan berpamitan melangkahi minggu, Natijah yang diharapkan tak kunjung datang. Jiwa ku mulai tidak stabil diakibatkan oleh bayangan Natijah yang selalu beterbangan di fikiranku, belum lagi orangtua ku serta sanak famili ku yang selalu menanyakan tentang Natijah akhirku di Alazhar. Semua fikiran, bisikan, rayuan, bayangan serta semua yang membebaniku seakan bersatu mulai menyerang tubuhku yang lemah. Aku benar-benar tidak sanggup menjalani hari-hari ku karena menunggu Natijah akhir selama ini, sampai awal ramadhan pun belum terdengar kabar Natijah itu kapan dipampang, sampai 12 hari di awal ramadhan hatiku tak karuan semakin berdebar menanti datangnya Natijah. Ramadhanku seakan sepi, sunyi, semua serba sendiri, dari mulai berbuka dan menyiapkan sahur aku lakukan di rumah. Tepat pada hari senin, malam ketiga belas ramadhan, salah satu teman satu kuliahku memanggil dari kejauhan seakan ingin memberitahukan sesuatu hal yang penting kepadaku, tapi aku terasa agak segan karena setelah pulang shalat tarawih malam itu aku hendak membeli ayam untuk menu buka puasaku, temanku terus memanggilku tidak henti-hentinya, aku pun menghampirinya, betul sekali, dia memberitahukan kepadaku bahwa Natijah sudah bisa dilihat di Syuun Thulab atau di kantor bagian urusan mahasiswa tingkat 4.

Semenjak malam ketiga belas itulah aku mulai berdebar menantikan kabar Natijahku, semua orang yang dekat kepadaku tak segan aku meminta doa kepadanya, dari mulai keluarga, sahabat karib sampai semua orang yang menanyakan tentang Natijah pun tak luput dari permintaan doa itu. Selasa siang aku memberanikan diri untuk pergi ke kampus untuk melihat Natijah ku dicatatan nilai yang dipegang oleh penanggung jawab Syuun Thulab tingkat 4, tiba di depan pintu masuk, bacaan dzikir dan doa-doa khusus tak berhenti aku kumandangkan dalam hati, tapi apa yang terjadi, penanggung jawab Syuun ku tadi membuatku takut, karena memang aku melihat dia sangat sibuk menulis semua nilai yang hampir tujuh ratusan orang, dengan langkah yang tak pasti aku izin untuk melihat Natijahku, lembar demi lembaran nilai aku lihat dimana letak nilaiku berada, dengan raut wajah penanggung jawab yang seolah-olah marah aku dibuat tidak sanggup lagi, aku melihat namaku di sana, ada dua mata kuliah yang tertulis untuk tashfiyah atau remedial di barisan namaku, badanku lemas tidak berdaya, jiwa ini rasanya tak karuan lagi, fikiran melayang seakan hidupku sudah berakhir, nadzar ku seakan sia-sia belaka, karena aku merasa bisa menjawab dengan baik dua mata kuliah tadi, tanpa berfikir panjang dan tanpa izin keluar aku berteriak dalam hati, tanpa kembali mengakidkan apakah itu benar nilaiku atau aku melihatnya kurang teliti karena memang cuma sekilas saja langsung ditutup lembaran nilai itu.

Merenung, muhasabah diri, jiwa tak labil, semua fikiran yang tidak baik kali ini membunuhku, aku baru tahu rasanya sakit hati karena Natijah yang diluar dugaan, ramadhanku seakan tidak berarti, tapi, aku terus berdoa dan memohon ampun kepada Allah, mungkin aku kurang mendekatkan diri kepada-Nya , cobaan berat dalam ramadhanku harus kulalui dengan perasaan gundah dan gelisah. Ya Allah .. Ya Rabbi ampunkan segala kesalahan dan kekhilafan yang hamba telah perbuat .. Aku terus berdoa dan memohon kepada-Nya, shalat taubat pun aku kerjakan, permintaan maaf kepada orang-orang pun aku tunaikan, aku berusaha untuk sabar dan tegar menghadapi taqdir Allah yang dicantumkan kepadaku. Aku menulis surat permohonan maaf dan doa kepada keluarga ku melalui facebook, namun aku tak berani untuk bilang apa yang sebenarnya terjadi kepadaku, karena aku tak mau membebani keluargaku dengan masalah yang aku hadapi. Tapi dalam benakku, sebelum Natijah itu terpampang benar di dinding atau jendela Alazhar, aku hanya meminta doa kepada semua keluargaku untuk mendoakan ku agar lulus dalam ujian akhir strata satu ku ini.

Jiwa ku semakin tegar dan berusaha tidak putus asa dengan apa yang dituliskan Allah padaku, aku tidak mau karena Natijah yang diluar dugaan itu membuat ibadah ku kepada Allah menurun drastis, aku tidak mau tergoda oleh bujuk rayuan syetan yang terus menghantuiku, aku terus berdoa kepada Allah dalam sujud suciku setiap shalat wajib dan sunnah .. Ya Allah .. Jika ini memang sudah taqdir yang Engkau tulis kepadaku .. Berikan aku ketegaran dalam menjalani hari-hari ku ke depan, dan berikan semangat kepadaku untuk memperbaiki nilai yang turun itu .. Dan satu hal lagi .. Jangan Engkau cabut nikmat iman-Mu dari ku .. Siang hari setelah shalat Dzuhur berjamaah dengan langkah pasti dan siap menerima ketentuan Allah yang diberikan kepadaku, aku kembali ke kantor Syuun Thulab tingkat 4, kembali pula rasa khawatir itu menyelimutiku, kali ini sang penanggung jawab itu marah kepadaku, karena dia benar-benar sibuk menulis semua nilai akhir tingkat 4, dengan muka senyum aku meminta kepadanya untuk mengakidkan Natijahku yang sebenarnya, tapi aku malah melihat dengan pasti Natijah temanku yang harus remedial satu mata kuliah karena ketika aku ingin melihat Natijahku aku masih melihat dengan samar-samar dua mata kuliah yang ada dalam garis nilaiku. Aku masih terus berdoa kepada Allah agar diberikan keputusan terbaik kepada ku, karena aku pun yakin Allah tidak akan membebani masalah yang diluar kemampuanku, dan aku pun yakin setiap amalan perbuatan serta kerja keras ku sewaktu ujian Allah akan membalasnya sesuai dengan amalan ku tersebut.

Hari ini, hari ke enam belas bulan ramadhan Natijah tingkat 4 terpampang, tapi aku belum ke kampus untuk memeriksanya, dengan hati dan jiwa yang penuh kelapangan, aku semakin percaya diri menghadapi hari-hari ku ke depan, tak segan aku pun berkata jujur kepada setiap teman atau orang yang menanyakan kabar Natijahku, dengan penuh keikhlasan aku jawab bahwa aku harus tashfiyah dua mata kuliah, aku tidak mau mengganggu kegiatan ramadhan ku karena Natijah ku itu. Allah Maha Segalanya, sesuatu yang diluar dugaan manusia apapun pasti akan terjadi, iman ku harus kuat. Ketika aku sedang beristirahat di kamar ku selepas pulang shalat dzuhur, ada suara dari bawah berteriak kencang, memanggil namaku, iya aku mengenal suara itu, itu suara temanku, dia berteriak dari bawah memanggil namaku, "Mabruk .. Mabruk .. Irhamni sudah LC .. ". Dalam hati aku bersabar, kenapa masih ada orang yang mau membuat hati ku kacau dengan candaan yang berlebihan itu. Aku buka jendela kamarku, dan berkata kepadanya "Jangan becanda berlebihan ah .. " selorohku kepadanya, namun temanku itu sepertinya tidak becanda, karena ketika aku bilang kepadanya sumpah demi Allah, dia menunaikan sumpahnya itu, dengan jiwa dan fikiran yang penuh tanda tanya, aku bergegas untuk mengambil air wudhu untuk melakukan shalat sunnah agar aku diberikan yang terbaik oleh Allah. Dengan mengucapkan bismillah, aku pergi ke kampus untuk melihat dengan mata kepalaku sendiri tentang nasib Natijah akhirku, pas sampai di kuliah, salah seorang temanku meneleponku melalui telepon genggam ku, "Alfu Mubarak Am .. Mubarak ya .. Nte Jayyid lagi", aku langsung menanyakan kepadanya di mana letak Natijah tingkat 4 itu ditempel. Dengan mengucapkan Alhamdulillah dan pujian syukurku kepada Allah, air mata ini mengalir dengan sendirinya, iya benar, karena aku sudah melihat dengan pasti Natijah akhirku yang sebenarnya dengan perasaan tenang. Ya Allah .. Terima kasih banyak Engkau telah mendengar rintihan doaku selama tiga hari yang lalu di saat aku benar-benar tidak terpedaya .. Terima kasih ku juga ku ucapkan kepada kedua orang tua ku, ummi, abi, kakak-kakakku, adik-adikku, kakak pembimbingku, semua sanak keluargaku, semua teman-temanku, semua orang yang mendoakan ku agar aku lulus mendapatkan LC strata satu ku di Alazhar dengan lancar. Terima kasih Alazhar ku, Mesir ku, para dukturku yang mengajarkan aku tidak kenal rasa lelah, semua pihak kuliah. Terima kasih Kuwait ku, yang memberikan aku beasiswa prestasi setiap bulan selama aku tinggal di Mesir. Semoga Allah membalas semua doa dan kebaikan kalian dengan balasan yang berlipat ganda. Natijah .. Kau membuat jiwa raga dan LC ku mati suri .. Dengan menghidupkan kembali rasa semangat untuk meraih gelar MA dan DR yang menjadi impian ku dan semua orang yang menyayangiku, semoga Allah memudahkan untuk mendapatkan semuanya. Aamiin ..

Daqahlia, 26 Agustus 2010 M. / 16 Ramadhan 1431 H.

Sunday, August 08, 2010

Abdul Muhaemin Karim: Merentas Dakwah dari Attaqwa hingga Hong Kong


Perkembangan dakwah Islam di Negeri Jacky Chan alias Hong Kong tidak terlepas dari keterlibatan salah seorang bernama Abdul Muhaemin Karim. Muhaemin dikenal oleh orang-orang lokal Cina Hong Kong sebagai Bapak, atau sering juga dipanggil Mo Ja Tung (Hero of the East), apalagi di kalangan komunitas Indonesia yang kini berjumlah lebih dari 140.000, nama Muhaemin sangat tidak asing lagi bagi mereka.

Lelaki kelahiran Cirebon, 04 Mei 1964 ini selalu sibuk dengan berbagai acara dan aktivitas keagamaan maupun sosial baik di kalangan komunitas Muslim maupun non-Muslim.

Bapak -begitu beliau biasa disapa atau dipanggil di Hong Kong-, mengakui bahwa apa yang kini dijalaninya memang sudah menjadi cita-citanya. Sejak lulus dari Fakultas Ushuluddin jurusan Dakwah di International Islamic University Islamabad, Pakistan, dirinya memiliki keinginan kuat untuk berdakwah di komunitas negara minoritas Muslim. Karena menurutnya, berdakwah di kalangan komunitas non-Muslim lebih menantang daripada berdakwah dalam masyarakat yang mayoritas Muslim seperti di Indonesia atau di Malaysia.

Dakwah di Malaysia

Setelah menggondol gelar S1, ia melanjutkan ke jenjang S2 di Universitas yang sama dengan mengambil jurusan perbandingan agama. Ia berharap, ilmu yang diselamnya ini akan banyak membantunya dalam berdakwah di tengah-tengah mayoritas non-Muslim nanti. Menurutnya, dengan mengambil perbandingan agama ia berharap bisa mengetahui lebih dalam tentang seluk-beluk agama mereka.

Pada tahun 1991, setelah berhasil meraih ijazah Master, ia berangkat ke Kairo beberapa bulan dan melanjutkan perjalanan ke Malaysia. Di negeri Jiran ini beliau bergabung dengan Regional Islamic Da'wah Council of Southeast Asia and the Pacific (RISEAP) yang menjadi sebuah lembaga dakwah yang banyak berkiprah di Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik. Misi lembaga ini adalah membantu orang-orang Islam di negara-negara minoritas Muslim dan menjalin ukhuwah diantara negara-negara tersebut.

Selain bekerja di RISEAP, beliau juga menjadi dosen tidak tetap (part-time lecturer) di International Islamic University Malaysia (IIUM) dan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Pekerjaan sebagai dosen tidak tetap di dua universitas tersohor di Malaysia itu ia tinggalkan ketika ia bekerja full-time di RISEAP sejak 1993 sebagai Da'wah and Education Officer.

Dakwah di rantau Asia Tenggara dan Pasifik

Sejak tahun itu pula ia mulai melangkah ke berbagai negara di Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik untuk berdakwah dan mengkader da’i-da’i lokal. Semua negara di wilayah tersebut hampir disinggahinya.

Dari pengalamannya berdakwah di negara-negara minoritas Muslim itu, beliau melihat bahwa ada satu problematika yang amat spesifik yaitu ketiadaan guru agama atau da’i yang mengajarkan Islam secara kontinu. Sehingga komunitas Muslim di tempat tersebut tidak bersemangat untuk bangkit dan pada akhirnya mereka hanyut karena mengikuti arus yang tidak satu haluan dengan norma-norma Islam.

Menurutnya, di negara-negara minoritas Muslim ini, Islam sangatlah sulit berkembang. Itulah sebabnya, RISEAP membuat program pengiriman para da’inya ke negara-negara minoritas Muslim. Muhaemin memberikan contoh, pada tahun 1990-an, belum ada Islamic Centre di Papua New Guinea. Ketika Perdana Menteri Malaysia, Dr. Mahathir Muhammad berkunjung ke Papua New Guinea (PNG), RISEAP meminta beliau untuk berbicara kepada Perdana Menteri PNG ketika itu tentang masalah yang dihadapi oleh komunitas Muslim. Mahathir pun setuju dan walhasil saat ini telah berdiri sebuah Islamic Centre di Portmoresby, Ibukota PNG.

Dakwah di Hong Kong dan Macau

Kiprah dakwah Muhaemin di Hong Kong dimulai sejak tahun 1997. Ia sering diundang oleh komunitas Muslim Hong Kong untuk mendidik para remaja dan memberikan siraman rohani kepada komunitas Muslim dari berbagai bangsa. Sejak dari sanalah kemudian ia diminta untuk bekerja di Hong Kong, tepatnya di Islamic Union of Hong Kong (IUHK). Beliau telah diminta beberapa kali untuk bertugas di Hong Kong, tetapi belum diizinkan oleh RISEAP. Baru pada bulan Oktober 2002 lalu beliau diizinkan untuk full time berdakwah di sana.

Meskipun bekerja untuk sebuah Lembaga Dakwah di negara orang lain, Muhaemin tidak melupakan nasib saudaranya sendiri sesama masyarakat Indonesia. Ketika masa awal bekerja di Hong Kong, ia mengaku mendengar berita kurang bersahabat tentang para pekerja Indonesia yang bekerja di Hong Kong. Kepeduliannya terhadap sesama Muslim satu tanah air membuatnya melakukan banyak terobosan dalam dakwahnya.

Terobosan pertama yang dilakukannya adalah menghubungi tabloid berbahasa Indonesia; Intermezzo dan Suara Indonesia. Kepada pengelola tabloid yang terbit di Hong Kong dan dibagikan secara gratis itu, ia mengajukan diri untuk mengisi kolom agama. Beruntung, kedua tabloid itu memberinya satu halaman penuh yang kemudian ia penuhi dengan tulisan-tulisan mengenai Islam dan tanya jawab atau konsultasi agama hingga saat ini.

Sejak tahun 2006, beliau menjadi penasehat di majalah Iqra dan Nur Muslimah HK sekaligus menjadi kontributor utama, konsultasi Syari’ah dan kolom Islam in English. Beliau juga rutin menulis artikel-artikel keislaman pada monthly Ethnic Minority Journal. Di samping itu, beliau juga mengelola buletin Fruit for the Week, berbahasa Inggris dan Cina, berbentuk buletin mingguan yang terbit dan dibagi-bagikan setiap hari Jum’at. Hingga kini, beliau telah menghasilkan ratusan artikel yang masih belum dibukukan. Hanya satu buku berjudul “Problema Fikih Nakerwan Hong Kong” yang baru dipublikasikan pada 11 Juli 2010 lalu di Islamic College, Chai Wan, Hong Kong. Beliau juga sedang merampungkan buku digital electronic bekerjasama dengan salah seorang pengusaha Hong Kong.

Tidak cukup berdakwah dengan tulisan, mantan penyiar Radio Televisi Malaysia (RTM) ini juga membuat program dakwah di radio lokal. Di Radio Metro Plus 1044 (sebuah radio swasta di Hong Kong), ia mengisi acara Nongkrong Bareng setiap selasa kedua dalam satu bulan. Pada acara berbahasa Indonesia yang disiarkan mulai pukul 21.00 hingga 23.00 itu, ia penuhi dengan program pembacaan Al-Qur`an, terjemah, renungan, tanya jawab on air maupun via SMS. Masih di Radio yang sama, setiap Ramadhan beliau juga mengisi acara Sahur Bareng yang disiarkan setiap hari mulai pukul 04.00-06.00 pagi.

Kepeduliannya yang tinggi dalam membina para pekerja Indonesia yang bekerja di Hong Kong, bisa dilihat dari kesibukannya di berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi-organisasi Buruh Migran Indonesia (BMI). Hari yang paling padat baginya adalah hari Minggu, karena organisasi BMI yang jumlahnya melebihi 80-an itu lebih banyak menggelar aktivitasnya pada hari libur, yaitu hari Minggu. Aktivitas-aktivitas keagamaan pada hari Senin hingga Sabtu difokuskan di Islamic Centre, Masjid Ammar Wan Chai dan Masjid Al-Falah Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) dan Macau, negeri jajahan Portugis.

Di Islamic Centre, di mana beliau beraktivitas, ia banyak berhubungan dengan berbagai komunitas yang ada di Hong Kong. Beliau biasa melayani konsultasi dan dialog dengan organisasi-organisasi non-Muslim, mahasiswa dan pelajar lokal maupun dari luar negeri.

Muhaemin aktif dalam mengikuti seminar, konferensi dan dialog dengan para pemuka agama non-Muslim terutama dari kalangan Nasrani dan Buddha yang berasal dari Hong Kong, Korea Selatan, Eropa maupun Amerika yang sama-sama menyebarkan misi mereka masing-masing di Hong Kong. Tidak heran, lelaki jebolan Attaqwa tahun 1983 ini akrab dengan mereka karena ia menjadi executive officer Love and Peace Society (LPS) Hong Kong sejak 2003. LPS ini beranggotakan semua agama yang ada di Hong Kong yang aktivitasnya mengadakan meeting rutin sebulan sekali di Hollywood Road. Beliau juga diangkat sebagai salah seorang anggota board of directors di International Human Rights Forum (IHRF) Hong Kong sejak 2007.

Di luar kesibukan itu, beliau masih sempat melakukan kerjasama dengan Radio Asia Telkom (sebuah operator seluler), untuk mengisi program siraman rohani atau renungan yang beliau sampaikan lewat rekaman. Program ini mirip dengan Al-Qur`an seluler di Indonesia. Beliau juga melakukan kerjasama dengan SmarTone juga operator seluler untuk mengisi program kata-kata bijak Islam. Selain itu, beliau juga melayani tanya jawab via SMS melalui SmarTone secara gratis. Beliau sendiri yang menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

Kepedulian yang tinggi terhadap para pekerja Indonesia di Hong Kong, membuat sosoknya dianggap sebagai ‘Bapak’ bagi mereka. Hal itu wajar, karena banyak para pekerja Indonesia yang sering berkonsultasi dan curhat kepada beliau. Berbagai persoalan yang dikemukakan oleh para pekerja itu, beliau tanggapi dengan sabar dan bijaksana.

Muhaemin mengaku tidak merasa berat ataupun stres menghadapi problematika para pekerja di sana yang ditumpahkan kepadanya, meskipun ia sendiri memiliki kesibukan di kantornya. Beliau berprinsip, “kalau kita betul-betul niat membantu orang, pasti kita akan dibantu Allah”.

Jika anda pernah tinggal di Hong Kong melebihi dari seminggu, pasti anda akan merasa betah dan nyaman. Muhaemin juga mengaku, “Bagi saya, dari sekian puluh negara yang pernah saya tinggali, ternyata Hong Kong adalah tempat yang paling aman dan lebih Islami dari negara-negara Muslim itu sendiri. Ajaran yang digembar-gemborkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah ternyata banyak dipraktekkan di negeri mata sipit ini. Anda bisa bayangkan, selama hidup di Hong Kong selama tujuh tahun lebih, saya belum menemukan seekor lalat atau nyamuk yang beterbangan karena sangat bersihnya, saya belum menemukan orang yang berkelahi di jalan, belum pernah mendengar orang kentut, belum pernah kehilangan sesuatu, belum pernah dimarahi, belum pernah ditipu”. Tegasnya. Ia juga menambahkan, “Jika anda perhatikan, jalan-jalan tampak begitu rata, bersih, tidak ada orang yang meludah, dan para pejalan kaki terlihat begitu sopan, altruistik, dan sangat toleran. Jika anda melakukan transaksi dengan mereka, pasti mereka akan memberikan pelayanan hotel berbintang lima kepada anda. Mereka akan memberikan pelayanan yang paling memuaskan dan mengesankan. Mereka sangat berpegang teguh kepada kedisiplinan dan punctuality yang sangat kuat seperti apa yang diinginkan Islam”.

“Oleh sebab itu, tegasnya jika ia berkunjung ke negara-negara yang bisa dikatakan lebih dianggap Islami, beliau merasa agak stres dibuatnya akibat benturan budaya yang amat kontras. Budaya malas, jam karet, masa bodoh, non-transparan, korupsi dan lain-lain yang memang sangat diperangi Islam. Sebagai bukti Hong Kong memberikan meritokrasi kepada penduduknya. Iapun ditawarkan KTP Hong Kong ketika usia tinggal di sana beranjak tujuh tahun. Dengan hanya mengurus setengah jam, beliau langsung mendapatkan Permanent Resident H.K. dengan mudah. Keistimewaannya luar biasa, pemegang KTP tersebut mempunyai hak yang sama dengan warga negara Hong Kong. Contohnya keluar masuk Hong Kong dan Macau, beliau tidak perlu membawa paspor. Kita hanya cukup menekan jari jempol di pintu keluar dan masuk ke dua negara itu. Di samping itu, diberi kebebasan berpolitik dan membangun ekonomi negara. “Diskriminasi ras dan agama hampir tidak kelihatan di negeri ini”, ujarnya dengan semangat.

Alumni Attaqwa di Hong Kong

Untuk membagi pengalaman kepada para pembaca, khususnya santri maupun alumni Attaqwa, Muhaemin pernah mengundang beberapa rekan alumni Attaqwa ke Hong Kong untuk membantunya dalam penyebaran dakwah di sana, namun hanya bersifat temporer. Untuk jangka panjang, beliau telah menyeleksi para calon sebagai asisten beliau dari Singapore, Malaysia, Mesir, Pakistan, Turki dan Indonesia. Akan tetapi hampir seluruh dari mereka kurang memenuhi kriteria. Walaupun begitu, beberapa minggu lalu, salah seorang graduan UIAM alumni Attaqwa telah diundang IUHK untuk diinterview langsung di HK dan ternyata cocok dan diterima. Proses pemberangkatan tugas di HK sedang dijalankan dan Insya Allah tidak lama lagi akan diposkan di sana.

Beliau mengajak rekan-rekan yang antusias belajar untuk sekiranya melihat universitas-universitas HK yang bisa dinavigasi lewat situs www.hkuniversities dan banyak beasiswa yang ditawarkan oleh universitas dan agencies di sana. Untuk keterangan lebih lanjut silahkan browse www.hkuniversityscholarship. Rekan-rekan yang mendapatkan beasiswa dari universitas HK rata-rata mendapatkan HK$13,000 per bulan atau Rp.15,000,000 per bulan. “Siapa yang bersungguh-sungguh pasti dapat”, saran beliau.

Ucapan terima kasih kepada guru-guru

Terakhir beliau ingin mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada guru-gurunya yang mulia, yang selama ini mendidik dan membimbingnya di Attaqwa terutama Almarhum Bapak K.H. Noer Alie yang pernah menyempatkan diri menjenguknya dan teman-teman di Islamabad. Semoga mereka semua akan mendapatkan posisi khusus di surga kelak bersama para anbiyâ dan syuhadâ. Amin.


___________________________________________________

BIODATA

Nama Lengkap : Abdul Muhaemin Bin Karim
Ttl : Cirebon, 4 Mei 1964
Pendidikan : 1977-1983 Tsanawiyah-Aliyah Attaqwa
1984-1988 S1 International Islamic University Islamabad
1988-1891 S2 International Islamic University Islamabad

Anak : 5 orang,
1. Ili Nabilah (University Malaya)
2. Ili Adibah (SMA kls 2)
3. Ili Afifah (SMP kls 3)
4. Ili Aqilah (SD kls 6)
5. Ahmad Abqory (SD kls 4)

Alamat : Rumah,
Ascot Mansion, 19-Floor, Block B
421-425 Lockhart Road,
Wan Chai, Hong Kong
Telp 852-28381514.

Kantor,
Islamic Centre,
40 Oi Kwan Road, Wan Chai, Hong Kong
Tel. 852-28935704

E-mail: a_muhaemin@yahoo.co.uk