Thursday, February 03, 2011

Kaleidoskop Pribadi



Senin (31/01/11)

- Kampus dan Masjid Al Azhar serta Maktabah-maktabah sekitarnya ditutup.
- Mengambil dokumentasi paska demo 25 dan 27 Jan.
- Pemeriksaan Super Ketat di jalan.
- Jam Malam diperketat dari jam 6 sore – 7 Pagi menjadi jam 3 sore – 8 Pagi.
- Pelantikan Kabinet Mentri Mesir Terbaru oleh Husni Mubarak
- Pemerintah Mesir mengeluarkan pengumuman 2x24 jam semua Bank ditutup untuk sementara waktu.
- Berita evakuasi mulai terdengar.

Hari ini saya memberanikan diri untuk keluar rumah, alasannya ingin mencari hawa segar di luar karena sudah tidak nyenyak berlama-lama di dalam rumah juga karena ingin pergi ke Al Azhar untuk membeli kitab yang sudah diamanatkan orang tua. Diperjalanan terlihat mulai aman dan lancar khususnya dalam segi transportasinya (jalur metro anfak el Marg-Atabah dan Atabah-Darasah).

Sampailah di tempat tujuan dengan ditemani As’ad Humam, saya berjalan menelusuri lorong-lorong Darbul Atrak mencari kitab yang dimaksud, tapi hanya beberapa saja yang buka itupun maktabah yang tidak terlalu besar. Akhirnya saya ambil inisiatif menelepon Iid Hidayatullah, salah satu anak Attaqwa yang tinggal di daerah Husein. Ketika bertemu, dia langsung memberitahukan kabar terbaru dari Indonesia bahwa Presiden SBY akan mengevakuasi 6000 WNI, dengan sedikit tidak percaya, akhirnya saya menelepon keluarga di Indonesia untuk memastikan kebenaran tersebut. Memang berita itu yang sedang marak di Indonesia. Dengan perlahan saya jelaskan kondisi mahasiswa di Mesir dengan baik dan kondisi di luar rumah. Meskipun saya sudah merasa aman, tetap saja orangtua menyarankan untuk kembali ke Indonesia. Setelah itu saya infokan ke sebagian anak-anak IKPMA tentang berita ini.

Setelah keliling maktabah, maktabah Darus Salam dan maktabah Tirmidzi yang dicaripun tertutup rapat, entah sampai kapan dibuka kembali. Kami breafing bertiga memutuskan untuk meneruskan perjalanan masing-masing. Hanya saya yang memutuskan untuk kembali ke rumah, yang lain lebih memilih menginap di Husein. Dengan diiringi doa keselamatan, saya berjalan dan terus mencari bus atau tramco, ternyata transportasi sudah mulai sepi, bingung dan pusing tentunya, akhirnya apapun kendaraan yang langsung muncul saya kejar, tramco jurusan Ramsees, diperjalanan saya iseng-iseng mengambil dokumentasi paska demo yang telah terjadi, dari mulai tank-tank beserta tentaranya yang tersebar dimana-mana, sampai sisa-sisa paska demo yang berserakan. Di Ramsees lagi-lagi saya kesulitan mencari jasa kendaraan, lama menunggu, saya ambil inisiatif untuk menaiki bus jurusan Makrom atau Awal Abbas, sekali lagi saya mencoba mengambil dokumentasi paska demo yang sulit untuk didapatkan, yang paling sedikit menegangkan dan sangat menantang bagi saya adalah ketika di perjalanan dari Heliopolis sampai ke Makrom, memang sudah diketahui banyak orang disekitar sana banyak gedung-gedung penting milik pemerintah, pemeriksaan hampir di setiap gang jalan, diberhentikan oleh tank dan tentara, memeriksa seluruh penumpang, hanya saya satu-satunya orang asing dalam bus tersebut, saya berusaha tenang dan tetap berdoa, dengan mengenalkan paspor beserta visa izin tinggal, alhamdulillah di setiap pemeriksaan selalu lolos, dalam benak ku berfikir kalau kita tetap patuh kepada peraturan yang ada maka tidak akan terjadi masalah yang ditakuti, meskipun saya akui suasana ini seperti daerah konflik perang, saya tidak bermaksud hiperbola tapi yang saya rasakan seperti ini. Ternyata jam malam atau jam dilarang keluar rumah ada perubahan menjadi jam 3 sore sampai jam 8 pagi, ternyata saya kekurangan info tersebut, mungkin KBRI atau Ketua Kekeluargaan sudah menyampaikan warning itu tapi nyatanya saya belum tahu, saya dapat kabar terbaru hanya melalui televisi Mesir ataupun radio yang ada, dari radio yang ada di taxi menuju hayyu 7 (salah satu flat mahasiswa Attaqwa) saya mendengarkan berita pengumuman tentang pengambilan sumpah para kabinet menteri baru ala Presiden Husni Mubarak, sekali lagi dalam hati saya semakin bingung dengan segala upaya dan tindakan yang dilakukan presiden itu, dalam suasana demo besar-besaran menuntut mundur Mubarak, malah membuat hal yang diluar naluri. Lagi-lagi berita yang aneh, tentang pengumuman bahwasanya Bank dan ATM akan ditutup di Mesir dalam waktu 2x24 jam. Semakin kacau saja kalau seperti ini. Keluhku.

Selasa (01/02/11)

- Pidato Resmi Presiden Husni Mubarak tidak akan mundur dari jabatannya hingga masa berlakunya habis.
- Evakuasi pertama WNI yang berjumlah kurang-lebih 430 orang diberangkatkan via Garuda airways.

Akhirnya saya memilih untuk berkumpul bareng dengan sebagian anak-anak Attaqwa yang berada di Hayyu 7 Nasr City, tampaknya semua menantikan kabar perjalanan saya yang cukup seru dan menegangkan itu, karena saya selalu memberikan kabar melalui ponsel Saudara Husni Mubarok dan Fathul Hilmi salah satu senior Attaqwa. Semua menjadi sedikit terpaku dengan cerita dan dokumentasi yang saya berikan, meskipun akhirnya semua menjadi santai kembali.

Tepat di ruang tamu kami melihat berita terbaru tentang Mesir di televisi yang sudah tersedia, ternyata ada siaran resmi pidato kepresidenan menanggapi suasana yang sedang berkecamuk, di luar prediksi pula ternyata dalam isi pidato resmi tersebut menyatakan bahwa Husni Mubarak tidak akan mundur dari jabatannya sampai benar-benar sudah habis masa baktinya, meskipun dia menyatakan bahwa tidak akan menyalonkan diri lagi dalam pemilihan presiden yang akan datang. Apa reaksi yang kontra terhadap Husni Mubarak nanti.

Berita tentang evakuasi pertama WNI pun berhembus, dan sudah memberangkatkan kurang lebih 430 WNI (Ibu-ibu, anak-anak, dan mahasiswi), sudah termasuk salah satu anggota IKPMA yang sudah berkeluarga dan sedang hamil muda, Ulfia Rahma. Kami mendapatkan info pula kalau yang berangkat itu juga termasuk sebagian para suami atau orang-orang yang mengantar di bandara, semua diangkut karena banyak kursi yang kosong, dikarenakan jatah tersebut sebenarnya diperuntukkan khusus yang berkeluarga yang berdomisili di luar daerah Kairo, tapi apalah daya mereka tidak bisa sampai ke Kairo, dalam perjalanan mereka dihentikan oleh tentara yang sedang berjaga-jaga di setiap daerah untuk kembali lagi ke rumahnya, niat ikut evakuasi pun dierutkan kembali.

Rabu (02/02/11)

- Internet via DSL dan Dial Up mulai membaik setelah putus selama 6 hari.
- Bank dan Atm mulai aktif kembali.
- Bentrokan fisik terjadi antara masa Pro-Kontra pemerintah di Tahrir dan Abdul Mun’im.

Berita menghebohkan tersiar pada siang hari, kalau internet via DSL dan Dial Up bisa terhubung kembali setelah 6 hari vakum, sontak langsung saya buka E-mail, Facebook, Twitter dan browsing berita update tentang kondisi Mesir. Semua pesan masuk dan inbox penuh, langsung saya mengabarkan kondisi terkini kepada keluarga di Indonesia. Memang pada kenyataannya semua orang asing aman berada di dalam rumah, belum ada usikan dari pihak manapun, tapi kondisi di luar rumah yang sulit untuk diprediksi. Setiap gang jalan ditutup dan dijaga oleh pemuda-pemuda setempat. Mereka menjaga daerahnya masing-masing dari kejahatan yang mungkin akan menimpanya, karena semua tahanan polisi terlepas atau mungkin dilepas sengaja untuk mengalihkan isu yang beredar, tapi kenyataannya memang semua kantor atau yang berbau polisi hangus terbakar karena amukan masa para demonstran. Semua polisi kabur, keamanan diambil alih oleh tentara. Suasana yang terbilang aneh tapi nyata.

Di samping kabar internet sudah hidup kembali juga tersiar kabar kalau Bank dan ATM yang ditutup sudah aktif kembali, sedikit menggembirakan bagi mahasiswa yang ingin mengambil persedian logistik yang menipis untuk menggesek ATM yang terdekat. Saya beranggapan mungkin kondisi Mesir akan membaik karena dampak pidato resmi Presiden kemarin.

Setelah dua jam internet pulih kembali, salah satu teman di Facebook memberitahukan bahwa kondisi di luar semakin kacau khususnya di daerah Tahrir atau Down Town, karena terjadi bentrokan parah dan juga perang fisik oleh masa yang simpati dan antipati pemerintah. Al Jazeera langsung saya browsing lalu streaming, memang betul adanya seperti yang diberitakan teman tadi, kondisi Mesir semakin bergejolak, benar-benar di luar dugaan, langsung saya mengabarkan ke keluarga di Indonesia kalau saya dan kawan-kawan mahasiswa yang lain dalam kondisi aman di dalam rumah.

Kamis (03/02/11)

- Bentrokan masih berjalan.
- 1 orang WNI dikabarkan meninggal dunia akibat pergolakan Mesir.
- Evakuasi tahap dua di data dan akan diberangkatkan.

Pagi ini bentrokan masih terus berjalan dan sudah banyak korban yang berjatuhan, tersiar kabar salah satu WNI Imanda Amalia salah satu aktifis United Nations Relief and Works Agency meninggal dunia saat berada dalam ambulans di tempat para demonstran bergelut. Akan tetapi belum ada kebenaran berita tersebut dari pihak berwenang di sini. Hanya menunggu waktu.

Evakuasi, sebagian mahasiswa/I tentu mengetahui kabar ini, anak-anak Attaqwa sudah mendaftar ke keluargaannya untuk masuk dalam daftar evakuasi berikutnya, meskipun banyak yang masih ihtimal ikut tapi tetap daftar, sedikit menghayal atau merencanakan ke depan rencana apa saja yang dilakukan bila sampai di Indonesia, saya dan saudara Fathul Hilmi -yang kebetulan mantan Ketua MPA IKPMA- merencanakan sesuatu akan mengadakan acara temu kangen alumni Attaqwa Mesir, dan menghimbau kepada anggota IKPMA untuk membawa ‘Isy dan Tho’miyah serta makanan khas yang lainnya untuk menjadi menu utama temu kangen nanti, dan juga akan mengadakan pelantikan pengurus IKPMA yang baru karena saya beserta saudara Rizal Fahlevi dan Sariyah yang diamanatkan menjadi MPA IKPMA belum bisa mengadakan acara pelantikan pengurus baru dibawah nahkoda saudara Abdul Jabbar Natsir, karena kondisi yang belum memungkinkan, di iringi senda gurau saya tertawa bersama, hal yang lucu dan mungkin saja terjadi, tapi cuma sekedar lelucon belaka mungkin.

Evakuasi tahap kedua sepertinya memang akan diberangkatkan, tapi belum ada kabar kepastian waktunya, karena masih simpang siur berita yang ada, ada yang memanfaatkan momen seperti ini dengan memilih diam padahal tahu kapan berangkatnya, sepertinya lucu sekali yang terjadi sekarang ini. Sebenarnya berita yang beredar evakuasi akan dilanjutkan bila kondisi semakin kacau dan sebaliknya evakuasi akan dihentikan bila kondisi membaik. Saya sedikit bingung, bagaimana kaca mata mereka menilai baik dan kacaunya keadaan sekarang, apakah dilihat dari kondisi di luar rumah atau yang lainnya, karena sepertinya jika berada di rumah semua dalam kondisi aman, tentunya tidak melanggar peraturan yang sudah dibuat oleh pemerintah di sini. Apapun yang akan terjadi nanti, semua sudah diatur sama Yang Kuasa, alangkah baiknya jika dana evakuasi itu diberikan kepada para mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan masa konflik ini, bagaimana dengan kelanjutan mahasiswa yang sedang atau masih di ma’had, tingkat 1, tingkat 2, tingkat 3, tingkat 4, yang sedang tamhidi 1 dan 2, yang akan munaqosyah, dan semua yang berkaitan dengan serba serbi kebutuhan mahasiswa, lagipula siapa yang akan menjamin bagaimana kondisi di Indonesia nanti. Semoga keadaan Mesir segera membaik dan kesimpang-siuran yang terjadi akan dijawab oleh waktu dengan Kuasa Allah. Aamiin ..

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah membaca postingan ini ... Silahkan tinggalkan pesan Anda.