Wednesday, March 27, 2013

Penafsiran Singkat "al-Mahd dan al-Kahl" pada Surah Al-Maidah: 110


تُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلاً

“So that you spoke  to the people in the cradle and in maturity;”

Meaning you called the people to Allah in childhood and in maturity. And the word “Tukallim” means invited, because his speaking to people while a child is nothing strange by itself.

“Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa.” (QS. 5: 110).

Yakni engkau menyeru manusia kepada Allah di masa kecil dan sesudah dewasa. Kata “Tukallimu” (kamu dapat berbicara) mengandung makna “Tad’uu” (berseru), karena dapat berbicara kepada manusia sesudah dewasa bukanlah perkara yang mengherankan.

Dr. ‘Abdul ‘Azis bin Ahmad bin Muhsin al-Humaidi mengatakan dalam kitabnya ash-Shiraa’un Nihaayah baina Masiihil Hidaayah wa Masiihidh dhalaalah, bahwa dalam ayat ini tersirat bahwa Nabi ‘Isa ‘alaihissalaam akan turun kembali ke bumi sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits shahih. Dalam ayat ini Allah subhaanahu wata’aalaa menyebutkan dua perkara yang mengherankan sekaligus sebagai mukjizat yang nyata dalam pribadi Nabi ‘Isa ‘alaihissalaam.

Pertama, ia mampu berbicara ketika dalam buaian, dan itu merupakan kejadian yang luar biasa yang hanya empat orang bayi –dengan izin Allah- dapat melakukannya, ke empat bayi tersebut adalah: 1. ‘Isa bin Maryam ‘alaihissalaam, 2. Bayi dalam kisah Juraij si ahli ibadah, 3. Bayi yang sedang menyusu kepada ibunya, 4. Bayi yang akan dilempar ke dalam api.  

Adapun 3 bayi yang pertama, tersebut dalam hadits yang panjang dari Abu Hurairah dari Nabi shallahu ‘alaihi wasallam, berikut petikan ringkas ucapan bayi-bayi tersebut: Tidak ada bayi yang dapat berbicara ketika masih berada dalam buaian kecuali tiga bayi: 1. ‘Isa bin Maryam, 2. Bayi dalam perkara Juraij .... Sang bayi langsung menjawab; “Ayah saya adalah si fulan, seorang penggembala.” ...., 3. .... Bayi itu berhenti dari susuannya, lalu menghadap dan memandang kepada laki-laki tersebut sambil berkata; “Ya Allah ya Tuhanku, janganlah Engkau jadikan aku seperti laki-laki itu!” .... Tiba-tiba bayi tersebut berhenti dari susuan ibunya, lalu memandang wanita tersebut seraya berkata; “Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah aku sepertinya!” .... (HR. Al-Bukhari no. 3181 dan Muslim no. 4626).

Sementara bayi keempat tersebut dalam hadits panjang dari Shuhaib bin Sinan radhiaullahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, petikan ucapan bayinya adalah: ( .... Si bayi itu berkata: “Ibuku, bersabarlah, sesungguhnya engkau berada di atas kebenaran.”) (HR. Muslim no. 5327).

Kedua, ia akan turun kembali ke bumi, menyeru/berdakwah dengan syari’at Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dalam ayat di atas disebutkan bahwa beliau pun berbicara ketika masuk usia “Kahla” (orang yang telah melebihi umur 40 tahun dan sedang berada pada usia 50 atau 60). Apakah dianggap aneh orang yang berbicara (berdakwah) pada usia seperti ini. Sementara banyak ulama Islam semisal Sa’id bin al-Musayyab dan selainnya mengatakan bahwa Nabi ‘Isa diangkat oleh Allah ke langit ketika usia 33 tahun, dan belum masuk usia “Kahla”. Maka ayat ini sangat relevan dengan apa yang disebutkan dalam hadits bahwa Nabi  ‘Isa  ‘alaihissalaam akan turun kembali ke bumi di akhir zaman, untuk menyempurnakan tugasnya; berdakwah dengan syari’at Nabi Muhammad, menghancurkan salib, membunuh babi, tidak memberlakukan jizyah (yang merupakan isyarah bahwa manusia di saat itu harus masuk Islam) dan ia akan membunuh Dajjal. (Ash-Shiraa’un Nihaayah baina Masiihil Hidaayah wa Masiihidh dhalaalah hal. 82-84). Wallahu ta’aalaa a’lam minnii waminkum.

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah membaca postingan ini ... Silahkan tinggalkan pesan Anda.