Sunday, October 13, 2013

Kittenku Sayang Kittenku Malang


Saat bersama kelima kucing peliharaan di balkon rumah
Saat bersama kelima kucing peliharaan di balkon rumah
Kemarin [10-10-13] benar-benar direpotkan dengan Hirrah [kucing betina] yang baru melahirkan tiga anaknya.

Entah kenapa setelah Subuh langsung punya firasat kalau jabang bayi si Hirrah bakal menghirup udara dunia.

Pas lihat kandangnya ternyata benar kitten imut dan lucu itu sudah “‘eya-’eya” alias mengeong lembut bak bayi yang baru lahir dari emaknya.

Bingung apa yang harus dilakukan, karena ini kucing peliharaan pertama yang melahirkan, hanya bermodal sarung tangan plastik dan masker.

Akhirnya kitten dan induknya bisa dipisahkan sementara waktu, karena emaknya tampak gelisah. Satu jam lebih anaknya tampak tak diurus. Kasihan!

Di sisi lain aku khawatir kitten-nya bakal dicaplok 2 Qitthan [kucing jantan] dan 2 Hirrah [kucing betina] yang sudah adult [dewasa].

Karena mereka [Black & White Norwegian, Persia dan Medium atau apalah nama rasnya] dibiarkan bebas di balkon lantai atas.

Makanya rasa khawatir itu muncul, entah kenapa emaknya cuek-bebek nggak mau mengurusi anaknya, pastinya kitten butuh dekapan hangat emaknya.

Dengan sangat terpaksa dan berat hati kucing-kucing yang sudah dewasa tadi dikurung dalam kandang sampai waktu yang belum pasti, akhaffu al-dhararayin, #Eh.

Pagi itu juga pergi ke Pet Shop, toko khusus yang menjual berbagai macam keperluan hewan peliharaan sambil konsultasi tentang kejadian tadi.

Akhirnya dikasih saran untuk beli susu khusus -kucing- ibu menyusui, sempat kepikiran ngasih minum susu sapi atau yang biasa diminum manusia.

Kata penjaga petshop-nya, susu khusus kucing itu non-laktosa, beda dengan susu biasa. Kalau susu khusus kucing diminum manusia gimana? Nasib!

Ternyata si induk memang butuh susu Top Growth tadi, mungkin untuk memperbanyak cadangan air susu yang akan dibagikan ke anak-anaknya.

Akhirnya untuk sementara waktu bisa bernafas lega dan beraktifitas normal, karena emaknya bahagia & kitten senang menyusu air susu induknya.

Akupun fokus kembali dengan tugas tulisan yang menumpuk, mengejar deadline. Semua dijalani dengan tulus dan santai, tidak tergesa-gesa.

Saking keasyikan menikmati fasilitas kantor sampai malam hari, sampai lupa ada kitten di rumah yang butuh pengawasan dan perhatian lebih.

Akhirnya buru-buru pulang, pas sampai di rumah ada yang bilang salah satu kitten masuk ke lubang saluran air yang kering, hah?

Tersontak kaget, tapi katanya sudah diambil karena tidak sampai turun ke bawah. Lega rasanya, jadi bisa makan malam sebentar.

Di tengah menyuap nasi, sejenak kepikiran kalau induk kitten dan kucing lainnya belum dikasih susu dan belum makan dari pagi. Ah tanggung!

“Setelah selesai makan saja, langsung ke lantai atas untuk berbagi waktu dengan mereka”, bisikku dalam hati.

Pas sampai di balkon ternyata salah satu kitten tidak ada, bersembunyi di mana dia, masa iya dimakan emaknya.

Teringat “Lala” kucing kawan di Cairo yg makan anaknya sendiri setelah melahirkan. Entah benar atau tidak, yang pasti aku lagi tidak di TKP.

Kegusaran itupun tiba-tiba hadir kembali. Ternyata kitten itu ada di semak belukar, emaknya yang ngumpetin. Ah kucing, bikin was-was saja!

Sepertinya harus punya waktu lebih untuk kitten, karena kata penjaga petshop minggu pertama adalah masa kritis keberlangsungan hidup kitten.

Terkesan sedikit hiperbola sih, tapi iba juga melihat kitten yang masih merangkak dan agak basah itu dibiarkan begitu saja.

Rasanya memang harus serius mengamalkan, “Irhamuu man fil ardh, yarhamkum man fis samaa”
[Sayangi segala yang ada di bumi, maka kamu akan disayang sama yang di langit sana] Selagi masih
bernafas, lakukan saja apa yang mampu dikerjakan.

Meski yang sebenarnya rada kurang suka sama kucing dan trauma, gara-gara waktu masih kecil kedua tangan saya disandera.

Ditakut-takutin kucing yang mencakar di depan mata, seakan kucing itu macan, maklum waktu itu masih kecil, intinya itu orang jahat bangat.

Tapi saya sudah memaafkannya kok, meski masih terngiang-ngiang di memori ingatan, memang rada sulit untuk menghilangkan kejadian itu.

Buktinya sekarang malah kebalikan, kitten itu ibarat hewan asuh yang harus dijaga dan dirawat layaknya makhluk hidup lainnya. Itulah hidup!

Semuanya harus dijalani dengan hati yang tulus, semuanya dilakukan karena Allah dan dengan Allah. Maka semuanya akan lebih mudah dan ringan.

Tebarkan Energi Positif di mana saja kamu berada #SemangatPagi.

My Twitter: @iam188

No comments:

Post a Comment

Terima kasih telah membaca postingan ini ... Silahkan tinggalkan pesan Anda.