Friday, February 19, 2010

Wawancara Eksklusif Nada Rahma - Pakistan


Inilah wawancara Kreasi dengan Nada Rahmah, alumni tahun 2006 yang menjadi Mahasiswi di International Islamic University Islamabad, Pakistan, jurusan BA (bachelor honours) Faculty English language, Literature and Humanity.

Berapa jumlah alumni Attaqwa yang sedang belajar di Pakistan?
Jumlah alumni Attaqwa di Pakistan ada 2 orang, saya dan Mutiara Subhiyah (alumni tahun 2008).
Faktor apa yang mendorong anda untuk meneruskan studi di Pakistan?
Banyak hal yang menggerakkan hati saya untuk menuntut ilmu di Pakistan serta keunikan dan kendala belajar di sini, diantaranya:
Sebenarnya saat itu tidak terbersit di fikiran sama sekali untuk belajar di negeri Ali Jinnah ini, tetapi saat itu orang tua yang tidak mampu membujuk saya lagi untuk melanjutkan studi di Mesir, dikarenakan kemampuan saya yang sangat lemah dalam bahasa arab. Hal inilah yang memberikan pilihan saya untuk melanjutkan studi di Pakistan. Saat itu saya meminta untuk melanjutkan di Australia atau di United
Kingdom karena saya ingin mengambil jurusan Sastra Inggris.
Namun lagi-lagi orang tua kurang setuju, dikarenakan saya anak perempuan 'semata wayang' dan belum pernah merasakan bagaimana hidup di negeri orang. Maka mereka akhirnya memberikan solusi untuk meneruskan studi di negara muslim mayoritas yang menggunakan bahasa Inggris sebagai salah satu official language mereka selain bahasa aslinya yaitu urdu.
Keunikan yang membuat saya tertarik belajar di sini, karena bahasa Inggris dan bahasa arab adalah bahasa yang tidak asing bagi warga lokalnya, di samping itu, saya bisa belajar bahasa mereka yaitu bahasa urdu. Dan standar nilai mereka pun disetarakan dengan bahasa Inggris oxford, semua buku adalah rekomendasi oxford.
Namun kendala yang dihadapi adalah situasi, akhir-akhir ini situasi di Pakistan semakin memanas, seringkali bom terjadi dimana-mana, bahkan sekarang pun sudah masuk daerah kapital Islamabad yang sebelumnya adalah daerah yang paling aman di Pakistan.
Serta kendala-kendala lain yang menggangu aktifitas belajar, namun secara keseluruhan, kondisi untuk belajar masih sangat memungkinkan bila kita menyampingkan masalah politik yang akhir-akhir ini acap kali terjadi di Pakistan. Asrama dan lingkungan kampus yang sejuk dan luas memungkinkan pelajar leluasa untuk mempersiapkan ujian ataupun hanya untuk sekedar belajar.

Apa langkah yang harus ditempuh jika ingin melanjutkan studi ke Pakistan?
Banyak persyaratan yang harus dipersiapkan untuk melanjutkan studi di Pakistan, diantaranya:
1. Menyerahkan Ijazah lengkap dari SD-Pendidikan terakhir, legalisir yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
2. Memberikan foto copy legalisir ijazah ke universitas, lengkap dengan foto 2x3, 3x4 dan foto copy paspor.
3. Mengisi formulir addmission akan di kirim ke universitas atau bisa meminta bantuan mahasiswa yang sudah berada di Pakistan untuk membelikan formulir dan mengisinya. Serta mengajukan laporan ke embassy Indonesia yang berada di Mesir (kok di Mesir? Bukannya Pakistan?). (Ini dengan bantuan mahasiswa).
4. Setelah formulir serta dokumen-dokumen telah terkirim, kita akan menunggu keluarnya addmission letter dari universitas dan dari Higher Education Comission (HEC), sebagai tanda bahwa kita telah diakui dan diizinkan melanjutkan studi di universitas yang dituju.
5. Seluruh foto copy dokumen, ijazah, foto, paspor, legalisir dan surat admission dari universitas dan HEC di kirimkan ke embassy Pakistan yang berada di Indonesia.
Mereka akan mengirimkan seluruh dokumen ke Ministry Of Interrior.
6. Tinggal menunggu surat keputusan dari Ministry of Interrior (di sini di uji kesabaran juga karena memakan waktu yang sangat lama).
7. Setelah surat keputusan keluar. Lalu di fax dan di serahkan ke embassy Pakistan yang berada di Jakarta untuk pembuatan izin visa studi.

Apa saja peran Anda sebagai Mahasiswa Indonesia di Pakistan?
Karena di sini kita adalah minoritas dan hanya saya dan sepupu saya yang merupakan alumni Attaqwa, maka kita tidak mempunyai komunitas sendiri. Namun untuk aktif di berbagai organisasi di Pakistan, alhamdulillah saya sendiri pernah aktif di PPMI Pakistan selama 2 tahun menjabat sebagai sekretaris keputrian, aktif di FLP forum lingkar pena cabang Pakistan sampai sekarang dan aktif di organisasi seperti NU-Nahdhotul Ulama menjabat sebagai kepala perkembangan perekonomian organisasi, serta di kampus saya tergabung dengan komunitas sastra ELS (English Literature Society), sedangkan sepupu saya Mutiara Subhiyah baru bergabung dengan FLP cabang Pakistan, dikarenakan dia baru tiba di Pakistan.

Adakah pesan dan kesan untuk Attaqwa tercinta?
Tetaplah menjadi wadah pendidikan yang mengembangkan muridnya tidak hanya di bidang agama, namun juga di bidang umum. Dan tetaplah meneladani Almarhum Guru Besar untuk menjadi pelajar yang berbakat dalam seni, shaleh dalam agama, dan cerdas.
Adapun kesan saya selama di Attaqwa, di sana saya belajar bagaimana rasanya bertanggung jawab, entah itu dalam organisasi, belajar, ataupun kepada diri sendiri. Di sana saya juga belajar dalam melihat bahwa semua orang adalah sama, meskipun mereka adalah guru, adik kelas, kakak kelas, yang membedakan mereka adalah cara mereka menghadapi masalah bijak atau tidaknya, tergantung dari kepribadian masing-masing. Apakah mereka bisa bijak sesuai dengan pangkat atau panggilan yang mereka miliki , atau mereka bertindak sama seperti halnya orang lain kebanyakan.

2 comments:

  1. Assalamualaikum salam kenal saya Pravin Irawan dari Bandung berniat untuk melanjutkan study ke Pakistan..Insha allah. Saya juga sudah lumyan bercakap-cakap dengan bahasa urdu. Saya juga ingin kenal dengan saudari Nada Rahma untuk berbagi informasi tentang pendidikan dan suasana di Pakistan. Ini no saya 097821300926. Shukriya Allah hafiz

    ReplyDelete
  2. To Shukriya: ini email nada rahma: nada_2409@yahoo.com

    ReplyDelete

Terima kasih telah membaca postingan ini ... Silahkan tinggalkan pesan Anda.