Sunday, February 21, 2010

Wawancara Eksklusif Sidratul Muntaha - Malaysia


Berikut wawancara dengan Sidrotul Muntaha, salah satu Mahasiswa Master Psikologi Pendidikan di International Islamic University, Malaysia. Alumni attaqwa putera tahun 2000 ini sempat mengambikan dirinya pada tahun 2000-2001.

Kira-kira, berapa jumlah alumnus attaqwa yang sekarang belajar di Malaysia?
Jumlah alumnus attaqwa yang sedang menempuh pendidikan di Malaysia sebanyak 5 orang dan tersebar di dua Universitas. 4 orang di IIUM -tempat saya sekarang ini- yang terdiri dari: 1 orang kuliah Doktoral, 1 orang Master dan 2 orang studi S1. Sedangkan 1 orang lagi kuliah Master di University of Malaya.

Apa yang menjadi landasan anda yang lebih memilih melanjutkan studi di Malaysia dari pada negara lain? Dan apa keistimewaannya serta hambatan studi disana?
Secara umum saya memilih kuliah di Malaysia dan lebih tepatnya di IIUM adalah: Pertama, fasilitas kampus yang sangat modern dan memanjakan semua mahasiswanya mulai dari gedung perkuliahan, asrama, library yang jumlah bukunya sangat banyak dan up to date, internet gratis di setiap sudut kampus, hingga sarana ekstra-kurikuler yang semuanya tersedia lengkap, mulai dari stadium untuk sepakbola sampai dengan kolam renang. Kedua, IIUM untuk program Master bidang pendidikan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Ketiga, dosen yang mengajar merupakan alumni universitas-universitas ternama di luar negeri. Keempat, biaya kuliah Master di Malaysia lebih murah dibandingkan beberapa kampus negeri di Indonesia, meskipun jika dilihat secara keseluruhannya (biaya hidup), lumayan memberatkan. Apalagi nilai mata uang rupiah yang tidak stabil terhadap dollar Amerika yang otomatis berdampak langsung pada mata uang rupiah itu sendiri.
Mengenai hambatan, mendekati tahun ke-3 saya menempuh studi di Malaysia, alhamdulillah saya belum pernah menemui hambatan yang signifikan yang sekiranya bisa mengganggu kuliah saya di IIUM. Namun ada beberapa hal yang sempat membuat saya merasa tidak nyaman, diantaranya: Pertama, lemahnya penguasaan bahasa Inggris. Ini bisa dikatakan kendala terbesar saya selama kulia di IIUM. Karena mulai dari Madrasah Ibtidaiyah-Aliyah hingga menempuh pendidikan s1, saya jalani dengan menggunakan bahasa Indonesia. Kedua, masalah logistik. Secara geografis dan kultur, Malaysia memang dekat dengan Indonesia, bahkan banyak penduduk Indonesia yang berprofesi sebagai Koki disini. Namun, saya tetap merasakan perbedaan citarasa masakan yang sempat membuat saya tidak nyaman pada awalnya, seperti agak sulit menemukan masakan melayu yang bercita rasa pedas layaknya di Indonesia.

Jika ada yang ingin melanjutkan studi di Malaysia, apa persyaratan yang harus dipersiapkan?
Hal terpenting yang harus dipersiapkan oleh pelajar yang ingin melanjutkan studi di Malaysia adalah penguasaan bahasa Arab dan Inggris. Walaupun di IIUM menyediakan kelas bahasa sebagai syarat untuk bisa mengikuti perkuliahan, namun haruslah sudah punya basic bahasa yang lumayan (Arab dan Inggris). Hal itu akan mempermudah dan mempercepat kita dalam menempuh pendidikan di Malaysia yang menjadikan dua bahasa tersebut sebagai bahasa pengantar di kelas.

Belakangan ini terjadi beberapa persoalan yang sangat sensitif antara Indonesia dan Malaysia, apakah hal tersebut mempengaruhi proses studi para pelajar dan mahasiswa Indonesia di sana?
Sejauh yang saya rasakan dan saya dengar dari teman-teman, belum ada dampak besar dari sengketa antara Indoesia dan Malaysia akhir-akhir ini. Walaupun ada beberapa pelajar dan dosen Malaysia yang bertanya tentang hal tersebut, namun sejauh ini saya rasa mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Malaysia tidak mengalami gangguan apapun sebagai dampak dari kasus tersebut.

Adakah pesan dan kesan yang ingin disampaikan untuk Attaqwa tercinta?
Saya mengenal dan belajar huruf serta angka-angka pertama kali dari Attaqwa. So, Attaqwa sudah menjadi salah satu bagian terpenting dari jejak langkah hidup saya hingga sekarang ini.
Untuk pesan, kepada adik-adik kelas saya di Attaqwa. Jangan pernah takut mempunyai impian, karena manusia tidak pernah membayar untuk sebuah kata mimpi. Namun begitu banyak orang sukses karena berani bermimpi dan rela berjuang untuk mewujudkannya.

4 comments:

  1. i really like it..

    ReplyDelete
  2. aslm.. sy ingin skali bisa mlanjutkan study psikologi di IIUM. apakah antm punya kontak person mahasiswa disana? mohon bantuannya. syukran :)

    ReplyDelete
  3. Waalaikumsalam .. Maaf baru di balas, orang yang bersangkutan sudah lulus di IIUM, tapi saya ada kenalan yang lain, id facebooknya: http://www.facebook.com/theartresist .. Moga membantu ..

    ReplyDelete

Terima kasih telah membaca postingan ini ... Silahkan tinggalkan pesan Anda.